Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalankan amal kebaikan, sering muncul pertanyaan: Lebih baik amal atau sedekah dilakukan secara tersembunyi atau diperlihatkan? Sebagian orang berpendapat bahwa amal yang dilakukan tanpa diketahui orang lain lebih utama, sementara yang lain berpendapat bahwa amal yang tampak bisa menjadi contoh bagi orang lain.
Gus Baha membahas persoalan ini dengan merujuk pada pandangan Imam Ghazali. Menurutnya, jika seseorang mampu menjaga diri dari riya atau pamer, maka sebaiknya amal diperlihatkan agar bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.
"Kalau orang itu bisa jaga tidak riya, maka sebaiknya dipertontonkan, karena kebaikan harus yang muncul, bukan yang tidak baik," ujar Gus Baha dalam salah satu ceramahnya, yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @yophys3467, yang membahas dilema antara amal yang tersembunyi dan amal yang diperlihatkan.
Advertisement
Sebagian orang terlalu mengagungkan konsep khumul, yaitu menyembunyikan amal dan menutup diri agar terhindar dari riya. Cara ini memang baik karena dapat menjaga keikhlasan seseorang dalam beribadah.
Namun, Imam Ghazali mengingatkan bahwa ada kondisi tertentu di mana amal harus diperlihatkan agar bisa menjadi tuntunan bagi orang lain. Contohnya adalah cara Rasulullah dalam mengajarkan sholat kepada umatnya.
"Di antara syaratnya nabi itu harus mengumumkan kalau seorang nabi, supaya bisa diikuti. Coba kalau nabi sholatnya enggak diperlihatkan, lalu sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, kami harus sholat yang benar, caranya bagaimana?’ Tapi Rasulullah menjawab: ‘Itu rahasia.’ Bingung enggak kira-kira?" kata Gus Baha.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Contoh Ibadah yang Dipertontonkan
Dalam ajaran Islam, banyak contoh ibadah yang dilakukan secara terbuka agar dapat menjadi pedoman. Rasulullah tidak hanya mengajarkan secara lisan, tetapi juga dengan praktik yang bisa ditiru oleh para sahabat.
Sholat, misalnya, menjadi ibadah yang diperlihatkan kepada umat agar tata caranya bisa diketahui dengan benar. Jika sholat hanya dilakukan secara diam-diam, maka akan sulit bagi umat untuk mengetahui tuntunan yang benar.
"Ya sudah, kamu sholat niru saya sholat," ujar Gus Baha menirukan sabda Rasulullah, yang menunjukkan bahwa ibadah tertentu memang harus ditampakkan demi kebaikan bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini juga berlaku pada berbagai profesi. Seorang bidan, misalnya, bisa dikenali dari tanda atau atribut yang menunjukkan bahwa dia seorang tenaga medis.
Begitu pula seorang dokter gigi, dapat dikenali melalui tanda yang memperjelas profesinya. Jika semua orang menyembunyikan identitas dan kebaikannya, maka akan sulit bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat dari keahlian mereka.
Menurut Gus Baha, menunjukkan amal juga dapat menjadi motivasi bagi orang lain untuk ikut berbuat baik. Ketika seseorang melihat contoh nyata, maka akan lebih mudah baginya untuk mengikuti dan meneladani kebaikan tersebut.
Namun, ada batasan yang perlu diperhatikan. Jika amal diperlihatkan dengan niat mencari pujian atau penghormatan, maka bisa berubah menjadi riya, yang justru merusak nilai ibadah itu sendiri.
Niat dalam beramal menjadi kunci utama. Jika niatnya adalah untuk memberikan contoh dan mengajak orang lain kepada kebaikan, maka hal itu lebih baik daripada menyembunyikan amal yang berpotensi memberi manfaat luas.
Gus Baha menegaskan bahwa Islam tidak melarang seseorang untuk menampakkan amal, selama tujuannya adalah untuk menebarkan kebaikan dan bukan untuk mendapatkan pengakuan dari manusia.
Advertisement
Timbang Secara Bijak Dulu, Baru Tentukan
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang memerintahkan untuk menebarkan kebaikan dan saling mengingatkan dalam hal kebajikan. Hal ini menunjukkan bahwa kebaikan yang tampak juga memiliki nilai yang penting.
Di sisi lain, ada juga amal yang lebih baik dilakukan secara tersembunyi, seperti sedekah. Allah memuji orang yang bersedekah tanpa diketahui orang lain karena hal itu lebih menjaga keikhlasan.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 271, Allah berfirman:
"إِن تُبۡدُواْ ٱلصَّدَقَٰتِ فَنِعِمَّا هِيَۖ وَإِن تُخۡفُوهَا وَتُؤۡتُوهَا ٱلۡفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ"
"Jika kamu menampakkan sedekah, itu baik. Tetapi jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada fakir miskin, itu lebih baik bagi kamu."
Ayat ini menunjukkan bahwa menampakkan sedekah itu baik, tetapi jika disembunyikan, nilainya lebih tinggi karena lebih murni dari gangguan niat.
Dengan demikian, baik amal yang diperlihatkan maupun yang disembunyikan memiliki keutamaan masing-masing. Yang terpenting adalah menjaga niat agar tetap tulus karena Allah.
Gus Baha mengajak setiap orang untuk menimbang dengan bijak, kapan amal sebaiknya diperlihatkan dan kapan lebih baik disembunyikan. Semua kembali pada niat dan manfaat yang bisa diberikan kepada sesama.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul