Liputan6.com, Jakarta Idul Fitri, juga dikenal sebagai Hari Raya Idul Fitri, merupakan salah satu hari raya yang paling penting bagi umat Muslim di Indonesia. Hari ini ditandai dengan berakhirnya bulan Ramadan dan dimulainya Syawal dalam penanggalan Hijriyah. Namun, ternyata penulisan kata "Idul Fitri" merupakan cara penulisan yang keliru dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar.
Baca Juga
Advertisement
Sampai saat ini, masih banyak yang salah dalam menulis kata "Idul Fitri". Banyak yang menganggap bahwa penulisan kata ini harus dipisah dengan spasi menjadi "Idul" dan "Fitri". Padahal, menurut kaidah bahasa Indonesia, kata "Idul Fitri" seharusnya ditulis tanpa pemisahan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara penulisan yang benar.
Dalam rangka menjaga kekayaan bahasa Indonesia dan memudahkan pemahaman, penulisan kata "Idul Fitri" yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia adalah sebagai kata baku tanpa pemisahan antara "Idul" dan "Fitri". Oleh karena itu, marilah kita saling mendukung dalam penggunaan kata baku yang tepat sehingga keberagaman bahasa Indonesia tetap terjaga dengan baik. Selamat merayakan Idul Fitri!
Berikut adalah ejaan yang benar dari Idul Fitri dan penjelasan lengkapnya, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (6/4/2024).
Arti Idul Fitri Berdasarkan Asal Katanya
Idulfitri merupakan salah satu hari raya yang dirayakan oleh umat Muslim di Indonesia. Idulfitri juga dikenal dengan sebutan Lebaran, dan biasanya jatuh pada tangga 1 bulan Syawal setelah sebulan penuh menjalankan puasa Ramadan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Idul Fitri adalah "hari raya Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah sebulan penuh berpuasa pada bulan Ramadhan."
Secara etimologis, "Idulfitri" berasal dari bahasa Arab. Kata "Idul" (عيد) dalam bahasa Arab berarti "hari raya" atau "perayaan". Sedangkan "Fitri" (فطر) berasal dari kata "fitrah" yang berarti "pemecahan" atau "pemutusan". Jadi, secara etimologis, Idul Fitri dapat diartikan sebagai "hari raya yang menandai akhir dari bulan puasa (Ramadhan)".
Dalam konteks agama Islam, Idul Fitri merayakan berakhirnya bulan puasa Ramadhan yang merupakan bulan suci dalam agama Islam. Ini merupakan momen kegembiraan dan syukur bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh. Idul Fitri juga menjadi waktu untuk bermaaf-maafan, bersilaturahmi, serta memberikan sedekah kepada yang membutuhkan.
Advertisement
Penulisan Idul Fitri yang Benar Menurut Kaidah Penyerapan Kata
Idul Fitri, dalam kaidah penyerapan kata bahasa Indonesia, seharusnya ditulis sebagai "Idulfitri" tanpa spasi. Penulisan ini didasarkan pada aturan penyerapan kata dalam bahasa Indonesia.
Dalam bahasa Indonesia, banyak kata yang berasal dari bahasa Arab atau bahasa asing lainnya, termasuk kata "Idul Fitri". Ketika kata tersebut diserap ke dalam bahasa Indonesia, penulisan serta penggunaannya mengikuti kaidah penyerapan kata.
Salah satu kaidah penyerapan kata adalah penghapusan spasi antara kata-kata dalam serapan. Karenanya, kata "Idul Fitri" yang sebenarnya terdiri dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu "Id" yang berarti "hari raya" dan "Fitri" yang berarti "pemutusan", menjadi satu kata dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kata tersebut seharusnya ditulis sebagai "Idulfitri" tanpa spasi di antara kedua kata tersebut.
Sebab, jika dicari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita tidak akan pernah menemukan bentuk "Idul Fitri". Sementara itu yang terdapat dalam KBBI adalah kata "idulfitri" yang artinya "hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan."
Penggunaan kata "Idulfitri" dalam penulisan juga lebih konsisten dengan ejaan bahasa Indonesia yang benar. Selain itu, jika dicari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kita tidak akan pernah menemukan bentuk "Idul Fitri". Sementara itu yang terdapat dalam KBBI adalah kata "idulfitri" yang artinya "ari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama sebulan."
Dalam rangka merayakan Idulfitri, penting untuk menghormati kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan kata tersebut. Dengan menggunakan penulisan yang tepat, kita dapat menjaga kesesuaian dan konsistensi bahasa Indonesia dalam berbagai media dan tulisan.
Mengapa Tidak Perlu Menambahkan 'Hari Raya'?
Di dalam bahasa Indonesia, idul fitri merupakan salah satu kata baku yang sering digunakan untuk merujuk pada perayaan hari raya umat Islam setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Namun, masih banyak orang yang salah dalam menggunakan kata baku ini.
Penggunaan Idulfitri dalam kalimat masih banyak yang kurang efektif, karena masih banyak orang yang menambahkan frasa "Hari Raya" sebelum "Idulfitri" sehingga menjadi Hari Raya Idulfitri. Padahal "Id" dalam Idulfitri sendiri artinya adalah Hari Raya. Oleh karena itu, sudah cukup jika kita menggunakan kata Idulfitri tanpa menambahkan frasa "Hari Raya".
Hal ini merupakan aturan yang dibakukan dalam kaidah bahasa Indonesia. Ketika kita menggunakan kata baku, sebaiknya kita mengikuti aturan tersebut agar bahasa yang digunakan menjadi lebih jelas dan efektif. Penggunaan yang tepat dari kata baku Idulfitri adalah bentuk yang paling sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Contoh penggunaan yang benar:
- "Keluarga saya merayakan Idulfitri dengan melaksanakan salat id bersama di pagi hari."
- "Selamat Idulfitri, maaf lahir dan batin."
- "Pada Idulfitri, tradisi saling berkunjung antar keluarga sangat dijunjung tinggi."
- "Perayaan Idulfitri menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia."
Jadi, tidak perlu menambahkan "Hari Raya" saat menggunakan kata baku Idul Fitri. Cukup gunakanlah Idul Fitri saja dalam kalimat-kalimat kita.
Advertisement