Kenapa Muntahan Ikan Paus Dihargai Miliaran? Ketahui Apa Saja Manfaatnya

Nilai ekonomi muntahan ikan paus sangat tinggi karena penggunaannya dalam industri parfum dan wewangian.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 28 Mei 2024, 13:12 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2024, 11:00 WIB
Ambergris
Ambergris (sumber: All That's Interesting)

Liputan6.com, Jakarta Muntahan ikan paus yang juga dikenal dengan nama ambergris, adalah salah satu bahan alami yang paling berharga di dunia. Harganya di pasaran bisa mencapai miliaran rupiah, terutama di negara-negara Teluk. Secara fisik, ambergris menyerupai batu kapur dan memiliki tekstur seperti lilin.

Warna dan tekstur muntahan ikan paus bisa bervariasi, mulai dari abu-abu hingga hitam. Teksturnya bisa keras atau lembut tergantung pada berapa lama telah terapung di laut. Ketika paus mengeluarkan substansi ini, ambergris mengapung di permukaan laut dan dapat terbawa arus hingga terdampar di pantai.

Nilai ekonomi muntahan ikan paus sangat tinggi karena penggunaannya dalam industri parfum dan wewangian. Ambergris berfungsi sebagai pengikat aroma, yang membuat wangi parfum bertahan lebih lama. Muntahan ikan paus ternyata juga memiliki manfaat lain selain sebagai bahan pembuatan parfum. Berikut ulasan lebih lanjut tentang muntahan ikan paus yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/5/2024).

Dari Mana Muntahan Ikan Paus Berasal?

Ambergris
Ambergris (sumber: metro uk)

Muntahan ikan paus berasal dari sistem pencernaan paus sperma (Physeter macrocephalus) dan dikeluarkan melalui mulutnya. Proses pembentukan ambergris dimulai di dalam usus paus. Ketika paus menelan benda-benda keras dan tajam, seperti paruh cumi-cumi, yang sulit dicerna, sistem pencernaannya mengeluarkan zat seperti lilin untuk melapisi benda-benda ini agar tidak melukai dinding usus. Seiring waktu, zat ini mengeras dan membentuk gumpalan yang akhirnya dikeluarkan oleh paus melalui mulutnya.

Setelah dikeluarkan, ambergris mengapung di permukaan laut dan dapat terbawa arus hingga terdampar di pantai. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Selama waktu ini, ambergris mengalami perubahan kimiawi akibat paparan air laut, udara, dan sinar matahari, yang memberikan aroma khas dan meningkatkan kualitasnya.

Muntahan Ikan Paus Sebagai Bahan Pembuatan Parfum

Aroma khas dari ambergris, yang terbentuk melalui proses oksidasi dan penggabungan berbagai elemen seperti matahari, pasir, udara, garam, laut, mineral laut, dan air, menjadikannya bahan yang langka dan sangat dicari untuk parfum mewah, termasuk musk. Sifatnya yang dapat larut dalam beberapa jenis cairan dan minyak tertentu, serta penguapan yang lambat membuat aroma parfum yang mengandung ambergris bertahan lebih lama. 

Zat kimia utama dalam muntahan ikan paus adalah ambrein yang berfungsi untuk memperkaya dan memperkuat aroma lainnya dalam parfum. Fungsinya serupa dalam sebuah masakan yang berperan untuk meningkatkan rasa. Ambergris memberikan aroma yang kompleks dan bervariasi, termasuk aroma tembakau, pinus, atau mulsa. 

Menurut Bernard Perrin, seorang ahli ambergris, kualitas muntahan ikan paus semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Mirip dengan anggur yang semakin baik seiring waktu. Ini menambah nilai eksklusivitas dan prestise pada parfum yang mengandung ambergris.Selain dalam parfum, ambergris juga digunakan dalam produk lain. Dikutip dari Whale Facts, ambergris dimanfaatkan sebagai aroma dupa dan bahan pewangi dalam cerutu. 

Muntahan Ikan Paus Sebagai Bahan Obat

Dikira Tak Berharga, Temuan Muntahan Paus Senilai Rp 460 Juta Buat Nelayan Kaget
Doc: Viral Press

Selain menjadi bahan berharga dalam industri wewangian, muntahan ikan paus juga memiliki sejarah panjang sebagai bahan obat dalam berbagai tradisi pengobatan di seluruh dunia. Muntahan paus telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Asia, terutama di Cina dan Taiwan. 

Salah satu khasiat terapeutiknya adalah dalam pengobatan penyakit pernapasan. Resep-obat yang mengandung muntahan paus sering direkomendasikan untuk mengatasi masalah pernapasan seperti batuk, pilek, dan penyakit pernapasan lainnya. Muntahan ikan paus juga diakui karena manfaatnya dalam pengobatan di wilayah Timur Tengah. 

Selain digunakan dalam berbagai campuran obat tradisional, muntahan paus kadang-kadang dikonsumsi secara langsung untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan. Ini termasuk penggunaannya untuk masalah jantung, sakit kepala, ketegangan, kejang otot, penyakit saraf, kelumpuhan wajah, dan masalah persendian.

Salah satu alasan utama muntahan paus digunakan dalam pengobatan adalah karena kandungan kimianya yang kompleks dan potensial untuk membantu dalam berbagai kondisi kesehatan. Meskipun penggunaan obat-obatan modern telah berkembang, tetapi di beberapa komunitas, terutama yang menganut tradisi pengobatan herbal, muntahan paus masih dianggap memiliki nilai terapeutik yang signifikan.

Meskipun peran muntahan paus dalam pengobatan terutama terdapat dalam tradisi pengobatan Asia dan Timur Tengah, penelitian modern terus mengungkap potensi kesehatan baru dari bahan-bahan alami ini. Muntahan ikan paus menjadi bahan yang menarik bagi mereka yang tertarik pada pengobatan holistik atau alternatif. 

Muntahan Ikan Paus dalam Masakan

Bir ambergris (1)
Irisan temuan ambergris dari pantai Robe yang akan menjadi bahan tambahan dalam bir rasa laut. Menurut pembuatnya, birnya jelas diperuntukkan bagi mereka yang menikmati rasa yang "menantang." (Sumber Robe Town Brewery via ABC)

Muntahan ikan paus juga memiliki sejarah penggunaan yang menarik dalam masakan. Selama Abad Pertengahan, muntahan paus sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai hidangan masakan. Contohnya, digunakan dalam semur, pai, krim, dan bahkan selai. Penggunaan muntahan paus dalam masakan memberikan sentuhan rasa yang unik pada hidangan.

Salah satu contoh menarik adalah sarapan favorit Charles II, Raja Inggris, yang melibatkan telur yang ditaburi dengan muntahan paus. Hasilnya menghasilkan telur yang memiliki rasa lembut dan unik. Beberapa orang menggambarkan rasanya mirip dengan vanila, memberikan dimensi baru pada cita rasa yang dikenal di dapur kerajaan pada masa itu.

Meskipun penggunaan muntahan paus dalam masakan tidak seumum penggunaannya dalam industri parfum atau pengobatan tradisional, namun pengalaman kuliner seperti itu mencerminkan bagaimana manusia selalu mencari bahan-bahan baru untuk memperkaya pengalaman makanan dan menciptakan cita rasa yang unik.

Penggunaan muntahan ikan paus dalam masakan mungkin tidak umum atau mudah diakses di zaman modern karena faktor harga dan ketersediaan. Namun, sejarah penggunaannya sebagai bahan masakan menunjukkan betapa manusia selalu tertarik pada eksplorasi rasa baru dan menciptakan pengalaman kuliner yang istimewa.

Muntahan Paus sebagai Afrodisiak

Ambergris
Kepercayaan akan efek afrodisiak muntahan ikan paus dapat ditemui dalam berbagai budaya dan sejarah. (Sumber Peter Kaminski via Flickr)

Muntahan ikan paus dikenal sebagai afrodisiak yang efektif dalam berbagai peradaban, telah menjadi subjek minat dan mitos seputar kekuatan seksual. Zat aromatik yang terkandung dalam muntahan paus, seperti feromon, memainkan peran penting dalam efek afrodisiaknya. Aroma khasnya dapat langsung memengaruhi sistem hormonal melalui rangsangan penciuman, tanpa perlu kontak fisik.

Muntahan paus telah lama dianggap sebagai tonik yang merangsang kekuatan seksual pada pria di Timur Tengah. Konsumsi langsung muntahan paus oleh laki-laki diharapkan dapat meningkatkan libido dan vitalitas mereka. Selain itu, perempuan juga mempercayai bahwa muntahan paus memiliki sifat penyembuhan terhadap ketidaksuburan, meskipun hal ini lebih berkaitan dengan kepercayaan dan mitos daripada bukti ilmiah yang kuat.

Kepercayaan akan efek afrodisiak muntahan ikan paus dapat ditemui dalam berbagai budaya dan sejarah. Namun, penggunaan muntahan paus sebagai afrodisiak juga harus dilakukan dengan bijak dan mempertimbangkan nilai-nilai kesehatan secara keseluruhan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya