Musim Hujan di Indonesia Terjadi Pada Bulan Apa? Ini Teori dan Prediksinya

Penjelasan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia, serta prediksi 2024

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 30 Mei 2024, 20:40 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2024, 20:40 WIB
Ilustrasi hujan
Ilustrasi hujan. (Photo by Misael Silvera/Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan-bulan tertentu setiap tahunnya. Ini prediksinya, mengingat Indonesia memiliki iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin monsun. Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan-bulan antara Oktober hingga Maret. Waktu tibanya bisa sedikit berbeda tergantung dari daerahnya, namun umumnya cuaca mulai memburuk dan hujan turun dengan intensitas yang meningkat pada bulan-bulan tersebut. Selama musim hujan, curah hujan yang tinggi seringkali menyebabkan banjir dan longsor di beberapa wilayah.

Selain itu, musim hujan di Indonesia seringkali ditandai dengan perubahan suhu yang lebih sejuk dan udara yang lebih lembab. Hal ini disebabkan oleh adanya uap air yang meningkat dalam atmosfer selama musim hujan. Meskipun begitu, ada juga daerah-daerah tertentu di Indonesia yang memiliki pola musim hujan yang sedikit berbeda, seperti daerah-daerah dengan pengaruh monsun yang khas. Oleh karena itu, prediksi musim hujan di Indonesia perlu diperhatikan dengan cermat dan berdasarkan pada pola cuaca lokal yang berlaku di masing-masing daerah.

Dengan demikian, musim hujan di Indonesia memiliki peran yang penting dalam siklus alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Memahami waktu dan ciri-ciri musim hujan menjadi kunci dalam mengantisipasi dampaknya serta mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana yang mungkin terjadi.

Untuk penjelasannya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penjelasan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia, pada Kamis (30/5).

Mengenai Dua Jenis Musim di Indonesia

Ilustrasi rintik hujan
Ilustrasi rintik hujan. (Image by prostooleh on Freepik)

1. Musim Hujan

Musim hujan adalah periode di mana terjadi peningkatan curah hujan secara signifikan di suatu wilayah. Di Indonesia, musim hujan umumnya terjadi mulai bulan Oktober hingga Maret. Hal ini terkait dengan pola angin muson barat yang berhembus dari benua Asia menuju benua Australia, melintasi Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin ini membawa banyak uap air yang kemudian turun sebagai hujan di wilayah Indonesia. 

Ciri-ciri musim hujan antara lain:

  • Peningkatan curah hujan dengan pola yang cenderung tetap dalam kurun waktu tertentu.
  • Angin menjadi lebih kencang dan cuaca seringkali mendung.
  • Suhu udara meningkat karena adanya awan tebal yang menahan panas.
  • Tingkat kesuburan tanah meningkat karena adanya peningkatan kadar air.
  • Hujan seringkali deras dan disertai petir karena kondisi atmosfer yang lebih labil.

2. Musim Kemarau

Musim kemarau adalah periode di mana terjadi penurunan curah hujan di suatu wilayah. Di Indonesia, musim kemarau biasanya terjadi mulai bulan April hingga September. Fenomena ini berkaitan dengan angin muson timur yang berhembus dari benua Australia menuju benua Asia, melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Angin ini membawa sedikit uap air sehingga wilayah Indonesia mengalami musim kemarau. 

Ciri-ciri musim kemarau antara lain:

  • Penurunan curah hujan dengan pola yang tidak menentu dalam kurun waktu tertentu.
  • Cuaca cenderung cerah dengan angin yang tidak terlalu kencang.
  • Awan tipis menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin, terutama di malam hari.
  • Tingkat kesuburan tanah cenderung menurun karena kurangnya air.
  • Hujan jarang terjadi dan sering diikuti oleh kabut karena kelembaban udara yang rendah.

Kedua musim ini memainkan peran penting dalam siklus alam dan kehidupan sehari-hari masyarakat di Indonesia. Pemahaman yang baik tentang karakteristik masing-masing musim membantu dalam mengelola sumber daya alam dan mengantisipasi dampaknya terhadap lingkungan dan kegiatan manusia.

Prediksi Musim Hujan dan Kemarau Indonesia 2024

Pada akhir Februari 2024, Indonesia sedang mengalami puncak musim hujan di berbagai wilayahnya. Namun, terdapat perbedaan dari tahun-tahun sebelumnya, di mana musim hujan periode 2023/2024 tergolong terlambat. Hal ini disebabkan oleh fenomena El Nino yang muncul sejak Juni 2023. Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti suhu perairan yang menjadi anomali negatif, yang kemudian berdampak pada pengurangan curah hujan secara signifikan.

Menurut Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, El Nino memiliki peran penting dalam variabilitas musim hujan. Sebagai akibatnya, beberapa wilayah/zona musim (ZOM) mengalami kemunduran musim hujan dengan durasi yang lebih singkat dari biasanya. Misalnya, musim hujan yang biasanya dimulai pada bulan November, pada tahun 2023/2024 baru hadir pada bulan Desember.

Pada bulan September 2023, BMKG telah mengeluarkan prakiraan musim hujan 2023/2024 di Indonesia. Mayoritas wilayah Indonesia mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2024. Namun, durasi musim hujan cenderung lebih pendek dari biasanya, dengan sebagian besar daerah mengalami musim hujan yang berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan normalnya. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Januari 2024: 170 ZOM
  • Februari 2024: 215 ZOM
  • Maret: 36 ZOM
  • April: 40 ZOM
  • Mei: 2 ZOM
  • Juni: 28 ZOM
  • Juli: 4 ZOM
  • Agustus: 5 ZOM
  • September: 1 ZOM

Dengan demikian, puncak musim hujan diperkirakan akan berakhir sekitar bulan April-Mei 2024. Namun, beberapa wilayah masih dapat mengalami hujan pada bulan Juni karena durasi musim penghujan yang lebih panjang.

Selanjutnya, prediksi musim kemarau tahun 2024 di Indonesia mengindikasikan bahwa sebagian besar wilayah diprediksi akan mengalami awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus 2024. Mayoritas daerah di Indonesia diperkirakan akan mengalami sifat hujan normal selama musim kemarau tersebut. Puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024, dengan durasi musim kemarau yang umumnya lebih pendek dari normalnya.

Data BMKG menunjukkan pergeseran dalam pola musim hujan dan kemarau, yang dapat mempengaruhi aktivitas pertanian, ketersediaan air, serta potensi bencana alam di Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya