Mengenal G20, Tujuan, Sejarah, dan Perbedaannya dengan B20

G20 atau Kelompok Dua Puluh adalah forum kerja sama ekonomi internasional yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia dan Uni Eropa.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 05 Sep 2024, 21:20 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 21:20 WIB
Mengenal G20, Tujuan, Sejarah, dan Perbedaannya dengan B20
Logo G20. (Dokumentasi Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta G20 atau Kelompok Dua Puluh adalah forum kerja sama ekonomi internasional yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia dan Uni Eropa. Forum ini dibentuk pada tahun 1999 sebagai respons terhadap krisis keuangan global dan untuk memfasilitasi dialog antara negara-negara maju dan berkembang mengenai isu-isu ekonomi global. Anggota G20 mewakili sekitar dua pertiga populasi dunia, 85% produk domestik bruto global, dan lebih dari 75% perdagangan internasional. 

Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah KTT G20 pada tahun 2022, yang berlangsung pada tanggal 15-16 November di Bali. Dengan tema "Recover Together, Recover Stronger," Indonesia berupaya untuk memimpin diskusi global tentang pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital. Perhelatan ini menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya di panggung internasional dan mempromosikan kepentingan negara-negara berkembang.

Tujuan utama G20 adalah untuk mengatasi tantangan ekonomi global melalui koordinasi kebijakan antar negara anggota. Forum ini berfokus pada isu-isu seperti stabilitas keuangan global, mitigasi krisis ekonomi, pembangunan berkelanjutan, dan reformasi lembaga keuangan internasional.

Agar lebih paham, berikut ini Liputan6.com ulas mengenai pengertian G20, tujuan, sejarah, dan perbedaannya dengan B20 yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (5/9/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal G20

Mengenal G20, Tujuan, Sejarah, dan Perbedaannya dengan B20
Logo resmi G20 yang diketuai Indonesia.

G20 adalah kelompok yang terdiri 20’ negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan satu organisasi antarpemerintah dan supranasional yaitu Uni Eropa yang terbentuk dari hasil pertemuan para anggota G7. Secara resmi G20 dinamakan The Group of Twenty (G20) Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Dua Puluh Menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Keanggotaannya meliputi negara-negara seperti Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Tiongkok, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Britania Raya, Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Keragaman anggota ini mencerminkan kompleksitas lanskap ekonomi global kontemporer, menyatukan negara-negara maju dan berkembang dalam satu forum.

Secara agregat, negara-negara G20 memiliki bobot ekonomi yang sangat substansial, berkontribusi sekitar 80% terhadap produk domestik bruto (PDB) global, menguasai hampir 75% dari total ekspor dunia, dan mewakili kurang lebih 60% populasi planet ini. Proporsi ini telah mempertahankan stabilitasnya dalam beberapa tahun terakhir, sementara pengaruh relatif Kelompok Tujuh (G7), yang merupakan subset negara-negara demokrasi industrial maju, cenderung mengalami penurunan. Fenomena ini mencerminkan pergeseran gradual pusat gravitasi ekonomi global ke arah negara-negara berkembang besar atau emerging markets seperti Tiongkok, India, dan Indonesia, yang semakin memperluas peran mereka dalam perekonomian dunia.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan setiap tahun, yang pertama kali diadakan pada 2008 sebagai respons kolektif terhadap krisis keuangan global, telah berevolusi menjadi forum utama untuk diskusi dan koordinasi kebijakan terkait isu-isu ekonomi dan tantangan global yang mendesak. Agenda pertemuan kini tidak hanya terbatas pada topik ekonomi dan keuangan, tetapi juga mencakup isu-isu krusial seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, transformasi digital, dan keamanan energi. Pertemuan bilateral dan multilateral yang berlangsung di sela-sela KTT sering kali menghasilkan terobosan diplomatik dan kesepakatan internasional penting, menjadikan G20 sebagai platform krusial dalam arsitektur tata kelola global kontemporer. Melalui forum ini, negara-negara anggota berupaya untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi dan memperkuat kerja sama internasional guna mengatasi tantangan global yang semakin kompleks.


Sejarah G20

Mengenal G20, Tujuan, Sejarah, dan Perbedaannya dengan B20
Presiden Paul Kagame menghadiri KTT G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). (Dok. Presidency Rwanda via Twitter)

Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum antar pemerintah yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Pertemuan perdana G20 berlangsung di Berlin, 15-16 Desember 1999 dengan tuan rumah menteri keuangan Jerman dan Kanada.

Latar belakang pembentukan forum ini berawal dari terjadinya Krisis Keuangan 1998 dan pendapat yang muncul pada forum G7 mengenai kurang efektifnya pertemuan itu bila tidak melibatkan kekuatan-kekuatan ekonomi lain agar keputusan-keputusan yang mereka buat memiliki pengaruh yang lebih besar dan mendengarkan kepentingan-kepentingan yang barangkali tidak tercakup dalam kelompok kecil itu. Kelompok ini menghimpun hampir 90% produk nasional bruto (PNB, GNP) dunia, 80% total perdagangan dunia dan dua per tiga penduduk dunia.

Sebagai forum ekonomi, G20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur untuk mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja.


Tujuan dan Manfaat G20

Mengenal G20, Tujuan, Sejarah, dan Perbedaannya dengan B20
Presiden Jokowi memimpin langsung KTT G20 Bali (dok: Arief)

Pada pertemuan pertama mereka di Washington, para Pemimpin G20 mencapai kesepakatan umum di antara G20 tentang bagaimana bekerja sama di bidang-bidang utama untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, mengatasi krisis keuangan, dan menyepakati tiga tujuan utama:

  1. Memulihkan pertumbuhan ekonomi global.
  2. Memperkuat sistem keuangan internasional.
  3. Mereformasi lembaga keuangan internasional.

Namun jika dilansir dari laman resmi G20.org. Tujuan G20 adalah sebagai berikut:

  1. Koordinasi kebijakan antar anggotanya dalam rangka mencapai stabilitas ekonomi global, pertumbuhan yang berkelanjutan.
  2. Mempromosikan peraturan keuangan yang mengurangi risiko dan mencegah krisis keuangan di masa depan.
  3. Modernisasi arsitektur keuangan internasional.

Dikutip dari situs Kementerian Keuangan, sebagai anggota forum G20, Indonesia bisa mendapatkan manfaatnya yakni akan memperoleh informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju. Dengan demikian, Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik.  Selain itu, Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan dukungan internasional lewat forum ini. Nama dan prestasi Indonesia juga semakin dikenal dan diakui oleh berbagai organisasi dan forum internasional. 


Perbedaan G20 dengan B20

B20 atau business 20 adalah forum dialog resmi G20 dengan komunitas bisnis global. Sama halnya dengan G20, B20 mulai dirintis sejak tahun 2010. B20 adalah salah satu Kelompok Keterlibatan yang paling menonjol di G20, dan bertugas merumuskan rekomendasi kebijakan tentang isu-isu yang telah ditentukan. Rekomendasi tersebut kemudian disampaikan kepada presidensi G20 saat KTT B20.

Dengan kata lain B20 merupakan bagian rangkaian kegiatan KTT G20 di Bali. selai karena peranannya yang memang krusial dalam G20, B20 banyak menarik perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia karena keterlibatan beberapa pesohor dunia seperti Elon Musk CEO Twitter dan aktris Hollywood ternama Anne Hathaway.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya