Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia perfilman Korea Selatan yang terus berkembang, The Outlaws hadir sebagai sebuah fenomena yang tak bisa diabaikan. Film aksi kriminal yang dirilis pada tahun 2017 ini berhasil mencuri perhatian penonton dengan plot yang menegangkan dan akting yang memukau. The Outlaws, yang dalam bahasa Korea berjudul "범죄도시" (Beomjoidosi) atau "Crime City", menghadirkan kisah pertarungan sengit antara detektif dan geng kriminal di sudut-sudut gelap kota Seoul.
Kesuksesan The Outlaws tidak hanya terbatas pada negeri ginseng, tetapi juga merambah ke berbagai negara di Asia dan bahkan di luar benua. Film ini berhasil menggabungkan elemen-elemen klasik film gangster dengan sentuhan khas Korea Selatan, menciptakan sebuah tontonan yang segar dan menghibur. Tidak mengherankan jika The Outlaws kemudian berkembang menjadi sebuah franchise yang ditunggu-tunggu oleh para penggemar film aksi.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
The Outlaws menjadi bukti nyata bahwa industri film Korea Selatan mampu menghasilkan karya berkualitas tinggi yang bisa bersaing di kancah internasional. Dengan mengusung tema universal tentang penegakan hukum dan kejahatan terorganisir, The Outlaws berhasil memikat penonton dari berbagai latar belakang.
Mari kita telusuri lebih dalam tentang film yang telah mengukir namanya dalam sejarah perfilman Korea Selatan ini, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (25/9/2024).
Latar Belakang dan Inspirasi The Outlaws
The Outlaws bukanlah sekadar fiksi belaka. Film ini didasarkan pada kejadian nyata yang terjadi di Korea Selatan, tepatnya di daerah Chinatown di Garibong-dong, Guro-gu, Seoul. Dua insiden menjadi inspirasi utama bagi penulis skenario dan sutradara Kang Yoon-sung dalam menciptakan narasi The Outlaws:
Insiden Mei 2004: 14 orang Korea-China dari "faksi Wang Geon-i" ditangkap atas tuduhan percobaan pembunuhan.
Insiden April 2007: 7 anggota organisasi Yanbian "Heuksa-pa" yang berbasis di Garibong-dong ditangkap, dan 26 lainnya didakwa tanpa penahanan.
Dengan mengambil inspirasi dari kejadian-kejadian ini, The Outlaws berhasil menggambarkan situasi yang realistis dan menegangkan tentang persaingan antar geng dan upaya penegakan hukum di daerah yang rawan konflik. Film ini tidak hanya menjadi hiburan semata, tetapi juga memberikan gambaran tentang dinamika sosial dan kriminal yang terjadi di sudut-sudut kota Seoul yang jarang terekspos.
Plot dan Karakter Utama
The Outlaws mengisahkan perjuangan Detektif Ma Seok-do dalam mengendalikan perang antar geng Korea-China di wilayah Geumcheon, Distrik Guro, Seoul. Berlatar belakang tahun 2004, film ini menampilkan konflik yang intens antara dua geng lokal: Geng Venom yang dipimpin oleh Ahn Sung-Tae dan Geng Cobra yang dipimpin oleh Jang-I-Soo.
Situasi semakin memanas dengan kedatangan Jang Chen, pemimpin geng Black Dragon yang terkenal brutal. Jang Chen dan anak buahnya, Sung-Rak dan Yang-Tae, melakukan aksi-aksi kekerasan untuk mengambil alih kendali Chinatown. Detektif Ma Seok-do, bersama dengan Kapten Jeon Il-man, harus bekerja keras untuk menghentikan kekacauan yang terjadi.
Karakter-karakter utama dalam The Outlaws:
Ma Dong-seok sebagai Detektif Ma Seok-do: Protagonis utama yang berusaha menegakkan hukum di tengah kekacauan.
Yoon Kye-sang sebagai Jang Chen: Antagonis utama, pemimpin geng Black Dragon yang terkenal kejam.
Jo Jae-yoon sebagai Boss Hwang Choon-sik: Seorang pengusaha hotel yang terlibat dalam konflik.
Choi Gwi-hwa sebagai Kapten Jeon Il-man: Rekan kerja Detektif Ma yang mendukung upaya penegakan hukum.
Plot The Outlaws penuh dengan aksi menegangkan, pengejaran, dan pertarungan sengit antara pihak kepolisian dan geng-geng kriminal. Film ini mencapai klimaksnya dengan pertarungan final antara Detektif Ma dan Jang Chen di bandara, yang menjadi salah satu adegan paling diingat oleh penonton.
Advertisement
Produksi dan Soundtrack
Proses produksi The Outlaws berlangsung cukup cepat dan efisien. Syuting utama dimulai pada 27 Februari 2017 dan berakhir pada 19 Juli 2017, memakan waktu kurang dari lima bulan. Kecepatan produksi ini tidak mengurangi kualitas film, justru menunjukkan profesionalisme tim produksi dalam menghasilkan karya berkualitas tinggi dalam waktu yang relatif singkat.
Soundtrack film ini, meskipun tidak terlalu banyak, memberikan sentuhan yang tepat untuk mendukung suasana film. Album soundtrack original dirilis pada 7 September 2017, terdiri dari dua trek:
- "Dirty Dog" - dinyanyikan oleh Killagramz, dengan lirik oleh Killagramz dan musik oleh Big Banana.
- "Dirty Dog" (Instrumental) - versi instrumental dari lagu yang sama.
Meskipun hanya terdiri dari dua trek, soundtrack ini berhasil menciptakan atmosfer yang sesuai dengan tema film, menambah intensitas adegan-adegan kunci dalam The Outlaws.
Kesuksesan Komersial dan Penerimaan Kritikus
The Outlaws terbukti menjadi sukses besar di box office Korea Selatan. Beberapa pencapaian penting film ini:
- Pada 23 Oktober 2017, film ini telah meraup US$36,3 juta dari lebih dari 5 juta penonton.
- Satu bulan setelah rilis, The Outlaws mencapai 6,05 juta penonton dengan pendapatan kotor US$44,1 juta.
- Pada 1 Desember, film ini telah mencapai 6,87 juta penonton dengan pendapatan kotor US$51,8 juta.
- The Outlaws menjadi film domestik dengan pendapatan tertinggi ketiga di Korea Selatan pada tahun itu.
- Film ini juga menjadi film Korea berperingkat R dengan penjualan terbaik ketiga sepanjang masa.
Kesuksesan komersial ini diikuti dengan penerimaan positif dari para kritikus. The Outlaws memenangkan berbagai penghargaan di ajang-ajang bergengsi, termasuk:
- Penghargaan Film Kritikus Korea ke-37: Masuk dalam daftar 10 Film Terbaik dan Sutradara Baru Terbaik untuk Kang Yoon-sung.
- Penghargaan Blue Dragon Film ke-38: Jin Seon-kyu memenangkan Aktor Pendukung Terbaik.
- Penghargaan Seni Baeksang ke-54: Kang Yoon-sung memenangkan Sutradara Baru Terbaik.
Franchise The Roundup
Kesuksesan The Outlaws membuka jalan bagi terciptanya franchise yang diberi judul The Roundup. Hingga saat ini, franchise ini terdiri dari empat film:
The Outlaws (2017) - Film original yang memulai segalanya.
The Roundup (2022) - Sekuel pertama yang disutradarai oleh Lee Sang-yong. Film ini bahkan lebih sukses dari pendahulunya, menjadi film dengan pendapatan tertinggi tahun 2022 di Korea Selatan dan film ke-3 dengan pendapatan tertinggi dalam sejarah perfilman Korea Selatan.
The Roundup: No Way Out (2023) - Sekuel kedua yang melanjutkan kesuksesan dua film sebelumnya.
The Roundup: Punishment (2024) - Sekuel ketiga yang baru saja dirilis, melengkapi saga The Roundup.
Franchise ini menunjukkan konsistensi dalam menghadirkan aksi yang menegangkan dan plot yang memikat, dengan Ma Dong-seok tetap menjadi bintang utama sebagai Detektif Ma Seok-do.
Remake dan Pengaruh Global
Kesuksesan The Outlaws tidak hanya terbatas di Korea Selatan. Film ini juga mendapat perhatian dari industri film internasional. Salah satu bukti nyata dari pengaruh globalnya adalah pembuatan remake di India dengan judul "Radhe". Film ini disutradarai oleh Prabhu Deva dan dibintangi oleh Salman Khan dalam peran utama.
Remake ini menunjukkan bahwa formula The Outlaws memiliki daya tarik universal yang bisa diadaptasi ke dalam konteks budaya yang berbeda. Hal ini juga menegaskan posisi industri film Korea Selatan sebagai salah satu pemain utama dalam dunia perfilman global, mampu menghasilkan karya-karya yang bisa menginspirasi dan diapresiasi di berbagai belahan dunia.
The Outlaws telah membuktikan diri sebagai salah satu tonggak penting dalam industri film Korea Selatan. Dari sebuah film yang terinspirasi oleh kejadian nyata, The Outlaws berkembang menjadi franchise yang sukses dan berpengaruh secara global. Kombinasi antara aksi yang menegangkan, plot yang solid, dan akting yang memukau telah menjadikan The Outlaws sebagai contoh sempurna dari potensi industri film Korea Selatan.
Keberhasilan The Outlaws dan franchise The Roundup juga menunjukkan bahwa penonton global haus akan kisah-kisah segar yang mengeksplorasi tema-tema universal seperti keadilan, kejahatan, dan perjuangan manusia. Dengan pencapaiannya yang luar biasa, The Outlaws tidak hanya menghibur jutaan penonton, tetapi juga membuka jalan bagi lebih banyak film Korea Selatan untuk mendapat pengakuan di kancah internasional.
Advertisement