Film What Happened to Monday Tentang Apa? Simak Sinopsis Lengkapnya

Dirilis pada 2017, film What Happened to Monday mendapatkan rating 6.8/10 di IMDb.

oleh Laudia Tysara diperbarui 01 Okt 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 16:00 WIB
Pamflet Film What Happened to Monday
Pamflet Film What Happened to Monday. (Liputan6.com/IMDb)

Liputan6.com, Jakarta - Film What Happened to Monday mengangkat tema dystopian yang menggambarkan dunia di masa depan dengan kebijakan satu anak per keluarga akibat ledakan populasi. Karya yang disutradarai oleh Tommy Wirkola ini mengisahkan perjuangan tujuh saudari kembar identik dalam mempertahankan hidup mereka di tengah kebijakan ketat pemerintah.

Premis unik ini menghadirkan cerita yang penuh ketegangan dan dilema moral, mengeksplorasi konsep identitas dan keluarga dalam setting futuristik yang mencekam.

Dirilis pada 2017, film What Happened to Monday mendapatkan rating 6.8/10 di IMDb, menunjukkan respon positif dari penonton. Penilaian ini mencerminkan keberhasilan film dalam menyajikan konsep yang menarik dan akting yang memikat, terutama dari Noomi Rapace yang berperan sebagai ketujuh saudari kembar. Dukungan akting dari bintang-bintang seperti Willem Dafoe dan Glenn Close semakin menambah bobot kualitas film ini.

What Happened to Monday menarik perhatian penonton dengan kombinasi elemen sci-fi, thriller, dan drama keluarga yang dikemas secara apik. Film ini tidak hanya menawarkan aksi dan ketegangan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan isu-isu seperti etika kebijakan populasi, hak asasi manusia, dan nilai sebuah kehidupan.

Keunikan premis dan eksekusi yang solid membuat film ini menjadi tontonan yang layak untuk dinikmati oleh pecinta genre fiksi ilmiah dan thriller. Berikut Liputan6.com ulas lebih lengkapnya, Selasa (1/10/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Film What Happened to Monday Tentang Apa?

Film What Happened to Monday mengeksplorasi tema dystopian yang menarik tentang kebijakan kontrol populasi yang ekstrem di masa depan. Berlatar tahun 2043, film ini menggambarkan dunia yang menghadapi krisis overpopulasi, di mana pemerintah memberlakukan kebijakan satu anak per keluarga dengan sangat ketat.

What Happened to Monday tentang apa sebenarnya lebih dari sekadar film fiksi ilmiah; ia mengangkat pertanyaan-pertanyaan etis yang relevan dengan isu-isu kontemporer seperti kebijakan populasi, hak asasi manusia, dan nilai kehidupan.

Perjuangan 7 Saudari Kembar

Inti dari film ini adalah perjuangan tujuh saudari kembar identik yang harus menyembunyikan identitas mereka dari pemerintah. Setiap saudari, yang diberi nama sesuai hari dalam seminggu, hanya diperbolehkan keluar rumah pada hari yang sesuai dengan namanya.

What Happened to Monday tentang apa juga mencakup eksplorasi mendalam tentang identitas dan individualitas dalam konteks di mana keberadaan mereka sendiri dianggap ilegal. Film ini menantang penonton untuk mempertimbangkan bagaimana kebijakan yang tampaknya baik untuk kepentingan umum dapat memiliki konsekuensi yang mengerikan pada tingkat individu.

Selain aspek dystopian-nya, What Happened to Monday tentang apa juga melibatkan elemen thriller yang kuat. Ketika salah satu saudari, Monday, menghilang, cerita berkembang menjadi investigasi yang menegangkan dan penuh bahaya. Film ini menggabungkan aksi, intrik politik, dan drama keluarga dalam satu paket yang menarik, menciptakan narasi yang kompleks dan multi-lapisan. Penonton diajak untuk merasakan ketegangan dan dilema yang dihadapi oleh para karakter utama, sambil mengungkap misteri di balik hilangnya Monday.

Cakupan Temanya Luas

What Happened to Monday tentang apa juga menyoroti tema-tema yang lebih luas seperti pengorbanan, loyalitas keluarga, dan perjuangan melawan sistem yang opresif.

Film ini mengajak penonton untuk mempertanyakan sejauh mana seseorang akan pergi untuk melindungi keluarganya, dan bagaimana individu dapat bertahan dalam masyarakat yang membatasi kebebasan mereka secara ekstrem. Melalui perjuangan para saudari kembar, film ini menyajikan refleksi yang kuat tentang nilai kehidupan dan hak untuk eksis dalam dunia yang tidak mengakui keberadaan mereka.

Aspek teknis dan visual dari film What Happened to Monday juga layak untuk disoroti. Penggunaan efek khusus dan sinematografi yang canggih memungkinkan Noomi Rapace untuk memerankan ketujuh saudari kembar dengan meyakinkan.

What Happened to Monday tentang apa juga mencakup pembahasan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial, yang direfleksikan melalui penggunaan gelang pelacak dan sistem pengawasan canggih dalam film. Elemen-elemen ini tidak hanya menambah kedalaman cerita, tetapi juga menciptakan atmosfer futuristik yang kredibel dan mencekam.


Sinopsis What Happened to Monday

Pamflet Film What Happened to Monday
Pamflet Film What Happened to Monday. (Liputan6.com/IMDb/Netflix)

Film What Happened to Monday berlatar di dunia dystopian tahun 2043, di mana ledakan populasi telah memaksa pemerintah untuk menerapkan kebijakan satu anak yang sangat ketat. Melansir dari IMDb, film ini disutradarai oleh Tommy Wirkola dan dibintangi oleh Noomi Rapace dalam peran utamanya sebagai tujuh saudari kembar identik.

Kebijakan kontrol populasi ini diawasi oleh Child Allocation Bureau (CAB), sebuah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Nicolette Cayman (Glenn Close). CAB memastikan bahwa setiap keluarga hanya memiliki satu anak, dengan anak-anak tambahan akan mengalami "cyrosleep" atau pembekuan tubuh.

Di tengah situasi ini, Karen Settman melahirkan tujuh anak kembar perempuan. Kakek mereka, Terrence Settman (Willem Dafoe), mengambil langkah berani untuk melindungi cucunya dengan memberikan mereka nama sesuai hari dalam seminggu: Monday, Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday, dan Sunday.

Terrence menciptakan identitas tunggal untuk ketujuh saudari ini, memungkinkan mereka untuk hidup sebagai satu orang di mata publik. Setiap saudari diizinkan keluar rumah hanya pada hari yang sesuai dengan namanya, sementara yang lain harus tetap tersembunyi di dalam apartemen mereka.

Strategi ini berhasil selama tiga dekade, dengan ketujuh saudari bergiliran menjalani kehidupan sebagai "Karen Settman" di dunia luar. Mereka berbagi informasi dan pengalaman setiap hari, memastikan konsistensi dalam penampilan dan perilaku mereka di publik. Kehidupan mereka yang penuh kehati-hatian dan koordinasi ketat ini berjalan lancar hingga suatu hari, Monday tidak kembali dari pekerjaannya seperti biasa.

Kepanikan melanda saudara-saudara yang tersisa ketika mereka menyadari hilangnya Monday. Tuesday, yang seharusnya keluar keesokan harinya, memutuskan untuk melakukan investigasi. Ia berhasil mengumpulkan beberapa informasi dari rekan kerja Monday sebelum akhirnya ditangkap oleh agen CAB. Dalam tahanan, Tuesday bertemu dengan Nicolette Cayman, yang mengungkapkan bahwa CAB telah mengetahui tentang keberadaan anak-anak Settman selama ini.

Cayman menawarkan kesepakatan kepada Tuesday: jika ia bersedia memberikan informasi tentang saudara-saudaranya, ia akan dibiarkan hidup. Sementara itu, saudara-saudara yang tersisa di apartemen menghadapi serangan dari agen-agen CAB yang dikirim untuk menangkap mereka. Dimulailah pertarungan sengit untuk bertahan hidup dan mengungkap kebenaran di balik hilangnya Monday.

Seiring berjalannya cerita, terungkap bahwa Monday telah membuat kesepakatan rahasia dengan Cayman. Motivasi dan loyalitas Monday dipertanyakan, menciptakan ketegangan dan konflik di antara saudara-saudara. Para saudari yang tersisa harus berjuang tidak hanya melawan CAB, tetapi juga menghadapi pengkhianatan dari salah satu dari mereka sendiri.

Film ini mencapai klimaksnya dengan serangkaian twist mengejutkan dan pertarungan intens. Para saudari Settman harus menggunakan kecerdasan, keterampilan, dan ikatan keluarga mereka untuk mengalahkan sistem yang menindas dan mengungkap kebenaran di balik kebijakan satu anak.

What Happened to Monday tidak hanya menyajikan aksi yang menegangkan, tetapi juga mengajak penonton untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan, keluarga, dan kebebasan dalam menghadapi kontrol pemerintah yang otoriter.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya