Liputan6.com, Jakarta Perut yang berbunyi setelah makan adalah fenomena umum yang dapat dialami oleh siapa saja. Namun, bagi penderita GERD (Gastroesophageal Reflux Disease), suara gemuruh ini bisa lebih sering terjadi dan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung mengalir kembali ke esofagus, menyebabkan iritasi dan berbagai gejala yang tidak nyaman, termasuk perut yang berbunyi.
Memahami penyebab perut berbunyi setelah makan, terutama bagi penderita GERD, adalah langkah penting untuk mengelola kondisi ini dengan lebih baik. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perut berbunyi meskipun sudah terisi makanan. Bagi penderita GERD, suara gemuruh ini seringkali berkaitan dengan gangguan pencernaan yang terjadi akibat refluks asam.
Baca Juga
Mengetahui penyebab-penyebab ini akan membantu penderita GERD mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Mari bahas lebih lanjut mengenai tiga penyebab utama perut berbunyi setelah makan pada penderita GERD, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (3/11/2024).
Advertisement
1. Rasa Lapar Muncul Lagi
Suara gemuruh di perut mungkin menandakan bahwa tubuh belum sepenuhnya mendapatkan asupan nutrisi yang memadai. Ketidakseimbangan bakteri usus sering kali menjadi penyebab utama. Ketika mikrobiota usus tidak seimbang, penyerapan nutrisi tidak terjadi secara optimal, sehingga tubuh merasa kekurangan nutrisi, meskipun sudah makan.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk memulihkan keseimbangan bakteri baik dalam usus. Mengonsumsi makanan kaya probiotik, seperti yogurt, kefir, atau kimchi, dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus. Suplemen probiotik juga bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan kesehatan usus.
Advertisement
2. Pengosongan Lambung Lambat Sebabkan Asam Berlebih
Situasi ini muncul ketika lambung mengalami penundaan pengosongan, yang mengakibatkan produksi asam lambung berlebih. Kondisi ini sering disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri dalam usus, penggunaan obat tertentu, atau infeksi. Akibatnya, meskipun lambung telah terisi makanan, proses pencernaan menjadi terganggu dan menyebabkan ketidaknyamanan di perut.
Untuk mempercepat pengosongan lambung, disarankan mengonsumsi makanan dalam porsi kecil namun lebih sering. Hindari makanan yang sulit dicerna seperti makanan berlemak, pedas, atau yang digoreng. Memastikan asupan air yang cukup di antara waktu makan juga dapat membantu memperlancar pencernaan. Jika diperlukan, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat yang dapat mempercepat proses pengosongan lambung.
3. Ketidakcocokan Makanan
Banyak penderita GERD menghadapi tantangan dalam mengidentifikasi intoleransi makanan karena gejalanya sering tumpang tindih dengan masalah pencernaan lainnya. Ketidakseimbangan mikroba usus dapat memperburuk intoleransi ini, sehingga makanan yang sebelumnya aman dapat menimbulkan reaksi negatif.
Untuk mengatasi masalah ini, tes intoleransi makanan atau pola makan eliminasi dapat diterapkan dengan menghindari makanan pemicu seperti produk susu dan makanan pedas. Mengonsumsi makanan yang mendukung kesehatan usus juga dapat membantu mengurangi gejala. Jika gejala seperti suara gemuruh di perut berlanjut, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk penanganan yang tepat.
Advertisement