Sinopsis dan Pemain Film Perang Kota yang Tayang di Festival Film Rotterdam 2025, Gambarkan Jakarta Tahun 1946

Sinopsis dan pemain film Perang Kota, karya Mouly Surya, penutup Festival Film Rotterdam 2025 yang mendunia.

oleh Nurul Diva diperbarui 12 Des 2024, 15:16 WIB
Diterbitkan 12 Des 2024, 15:16 WIB
Film Perang Kota/Instagram @cinesurya
Film Perang Kota

Liputan6.com, Jakarta Film Perang Kota (This City is a Battlefield) karya sutradara kenamaan Indonesia, Mouly Surya, tembus dunia hiburan internasional setelah diumumkan sebagai film penutup International Film Festival Rotterdam (IFFR) 2025. Festival yang telah memasuki edisi ke-54 ini akan berlangsung dari 30 Januari hingga 9 Februari 2025, dengan menampilkan berbagai karya sinematik dari seluruh dunia. 

Film ini diadaptasi dari novel klasik karya Mochtar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung, yang berlatar perjuangan Indonesia pada masa pendudukan kolonial. Dibintangi oleh nama-nama besar seperti Chicco Jerikho hingga Ariel Tatum film ini menjanjikan visual epik dengan penggambaran latar sejarah yang seolah nyata. Penggarapan cerita tidak hanya berfokus pada konflik fisik tetapi juga menggali kompleksitas emosional karakter.

Dengan latar belakang Jakarta di tahun 1946, Perang Kota memadukan drama personal dan epik perang yang memperlihatkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Berikut adalah sinopsis, daftar pemain, dan fakta menarik lainnya mengenai film ini, dirangkum Liputan6, Kamis (12/12).

Sinopsis Film Perang Kota

Film Perang Kota mengisahkan perjalanan Isa, seorang guru sekolah dan veteran perang, yang menghadapi dilema dalam hidupnya setelah diminta menjalankan misi rahasia. Isa ditugaskan untuk menghabisi seorang petinggi kolonial Belanda sebagai bagian dari upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam misi tersebut, Isa dibantu oleh Hazil, seorang pemuda tampan yang penuh semangat namun diam-diam tertarik pada istri Isa, Fatimah.

Konflik utama cerita tidak hanya terletak pada perjuangan melawan penjajah tetapi juga pada dinamika personal yang berkembang di antara para karakter. Hubungan segitiga antara Isa, Hazil, dan Fatimah menciptakan ketegangan emosional yang menambah kompleksitas cerita. Film ini juga menggambarkan dilema moral yang dihadapi oleh individu dalam situasi perang.

Latar belakang Jakarta tahun 1946 menjadi panggung utama untuk memvisualisasikan perjuangan dan intrik, memberikan nuansa realistis yang memperkuat alur cerita.

Penggambaran Sejarah dalam Film

Film ini memberikan gambaran mendalam tentang Jakarta pasca-kemerdekaan, ketika perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia masih berlangsung. Sutradara Mouly Surya berhasil menghadirkan detail tekstur dan atmosfer kota pada masa tersebut, menjadikan film ini lebih dari sekadar fiksi sejarah.

Detail latar waktu dan tempat digarap dengan sangat hati-hati, termasuk penggambaran arsitektur, mode pakaian, hingga dinamika sosial masyarakat pada era tersebut. Hal ini memberikan pengalaman sinematik yang kaya dan imersif bagi penonton.

Film ini tidak hanya menghadirkan adegan perang yang dramatis tetapi juga menggali dampak psikologis dan emosional dari perang terhadap individu dan masyarakat.

Para Pemain dan Peran Mereka

Film ini dibintangi oleh Chicco Jerikho sebagai Isa, karakter utama yang berjuang melawan tekanan eksternal dan internal. Ariel Tatum memerankan Fatimah, istri Isa yang menjadi pusat konflik emosional dalam cerita. Jerome Kurnia berperan sebagai Hazil, pemuda penuh energi yang menghadirkan sisi lain dalam perjuangan Isa.

Kombinasi akting dari para pemain ini dipuji karena mampu menghidupkan karakter yang kompleks dan emosional. Interaksi mereka menciptakan dinamika yang kuat, memperkuat alur cerita dan membuat penonton terhubung dengan konflik yang dihadapi para karakter.

Penampilan para aktor juga didukung oleh naskah yang kuat, memastikan setiap dialog dan adegan meninggalkan kesan mendalam.

Prestasi dan Dukungan Produksi

Film Perang Kota merupakan hasil kerja sama internasional yang melibatkan produksi dari Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja. Pendanaan film ini juga didukung oleh Hubert Bals Fund, sebuah inisiatif pendanaan dari IFFR untuk mendukung film-film berbasis cerita yang kuat.

Selain itu, film ini merupakan ko-produksi antara beberapa rumah produksi ternama, termasuk Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures, yang bekerja sama dengan mitra internasional seperti Giraffe Pictures dan Volya Films. Dukungan ini memastikan kualitas produksi yang tinggi dan mampu bersaing di tingkat global.

Penayangan Perdana di Festival Film Rotterdam 2025

Sebagai film penutup di International Film Festival Rotterdam, Perang Kota diharapkan menjadi puncak acara festival yang bergengsi ini. Film ini akan diputar di hadapan penonton internasional, memberikan kesempatan bagi dunia untuk melihat perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui lensa sinematik yang unik.

Festival ini menjadi ajang promosi yang besar bagi film Indonesia, membuktikan bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di panggung dunia. Kehadiran film ini juga menjadi langkah penting dalam memperkenalkan sejarah dan budaya Indonesia kepada audiens global.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Film Perang Kota

Q: Apa yang membuat film Perang Kota istimewa?

A: Film ini menggabungkan drama personal dan epik perang dengan penggambaran realistis masa pasca-kemerdekaan Indonesia.

Q: Siapa saja pemain utama dalam film Perang Kota?

A: Film ini dibintangi oleh Chicco Jerikho, Ariel Tatum, dan Jerome Kurnia.

Q: Apa latar belakang cerita film Perang Kota?

A: Berlatar Jakarta tahun 1946, film ini mengisahkan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui misi rahasia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya