Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya

Sholat tarawih dapat dilakukan secara individu maupun berjamaah di masjid.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 11 Jan 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2025, 15:00 WIB
Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya
Ilustrasi salat tarawih. (Photo by Annas Arfnahri on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan menjadi waktu istimewa bagi umat Muslim untuk meningkatkan ibadah, salah satunya melalui salat tarawih. Salat sunnah yang dilaksanakan setelah salat Isya ini bukan sekadar rutinitas, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih keberkahan bulan suci. Dalam suasana malam Ramadan, salat tarawih memberikan ketenangan dan kebahagiaan tersendiri, baik saat dikerjakan berjamaah di masjid maupun sendirian di rumah.

Salat tarawih memiliki fleksibilitas dalam pelaksanaannya, sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Dengan pilihan 8 rakaat diikuti witir 3 rakaat atau 20 rakaat ditambah witir 3 rakaat, umat Muslim bebas memilih sesuai dengan tuntunan yang mereka yakini. Tradisi salat tarawih berjamaah di masjid juga menjadi momen kebersamaan, di mana suasana spiritual terasa semakin kuat.

Selain bernilai pahala besar, salat tarawih memberikan kesempatan untuk merenungi ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan imam. Ibadah ini tidak hanya melibatkan kekhusyukan fisik tetapi juga ketenangan hati, menjadikannya salah satu amalan unggulan selama Ramadan yang penuh berkah.

Berikut ini Liputan6.com ulas mengenai niat sholat tarawih sendiri dan berjamaah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (11/1/2025).

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya
Ilustrasi salat, muslim, ibadah. (Photo by Michael Burrows on Pexels)

Adapun lafal sholat tarawih yang dibaca ketika menjadi imam, ma’mum, ataupun shalat sendirian adalah sebagai berikut:

1. Lafal niat sholat tarawih selaku imam

 اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى 

Arab Latin: Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā. 

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”

2. Lafal niat sholat tarawih selaku ma’mum

 اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى 

Arab Latin: Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā. 

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”

3. Lafal niat sholat tarawih sendiri

  اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى 

Arab Latin:  Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah swt.”

Tata Cara Sholat Tarawih

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya
Ilustrasi salat, (Photo by rawpixel.com on Freepik)

Jumlah rakaat dalam salat tarawih dapat bervariasi, umumnya terdiri dari 8 rakaat ditambah 3 rakaat witir, meskipun ada juga yang melaksanakan 20 rakaat. Berikut adalah tata cara melaksanakan salat tarawih, yakni:

  1. Membaca niat sholat tarawih untuk sendiri seperti di atas
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca surah Al Fatihah, lalu dilanjutkan dengan surah Al-Qur'an
  4. Rukuk
  5. Iktidal
  6. Sujud pertama
  7. Duduk di antara dua sujud
  8. Sujud kedua
  9. Duduk istirahat sebelum beranjak ke rakaat kedua
  10. Bangkit dari duduk untuk mengerjakan rakaat kedua dengan urutan masih sama
  11. Gerakan sholat ini akan tetap sama sampai rakaat akhir ke-8 ataupun ke-20
  12. Setelah selesai di rakaat ke-8 ataupun ke-20, tutup dengan salam
  13. Kemudian membaca doa kamilin

 

Urutan sholat witir 3 rakaat 1 kali salam:

Lanjut membaca niat sholat sunnah witir, yakni:

صَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ ثَلَاثَ رَكْعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushalli sunnatal witri tsalatsa raka'atin mustaqbilal qiblati ada'an lillahi ta'ala.

Artinya: "Aku menyengaja sembahyang sunnah sholat witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

  1. Takbiratul ihram
  2. Membaca surah Al-Fatihah, lalu dilanjut dengan surah-surat Alquran
  3. Rukuk
  4. Iktidal
  5. Sujud pertama
  6. Duduk di antara dua sujud
  7. Sujud kedua
  8. Duduk istirahat dan beranjak ke rakaat kedua dengan urutan sama, seperti rakaat pertama.
  9. Setelah sujud di rakaat kedua, lanjut beranjak berdiri dengan urutan sama untuk rakaat ketiga.
  10. Di rakaat ketiga setelah sujud kedua, lanjut duduk tasyahud akhir.
  11. Salam
  12. Tutup dengan bacaan zikir dan niat puasa Ramadhan untuk hari selanjutnya.

Bacaan Doa Setelah Salat Tarawih

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya
Ilustrasi Salat Witir.

Doa yang umumnya dibaca setelah salat tarawih adalah doa kamilin, berikut bacaannya.

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَلِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِي الْاٰخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْن، وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا، ذٰلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا فِي هٰذِهِ لَيْلَةِ الشَّهْرِ الشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ، وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاٰلِه وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab Latin: Allâhummaj'alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ'ilîn. Wa lima 'indaka thâlibîn. Wa li 'afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa 'anil laghwi mu'ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil 'âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ'I râdlîn. Wa lin na'mâ'I syâkirîn. Wa 'alal balâ'i shâbirîn. Wa tahta liwâ'i muhammadin shallallâhu 'alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ'irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha'âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa 'asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka'sin min ma'în. Ma'al ladzîna an'amta 'alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ'i wash shâlihîna wa hasuna ulâ'ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi 'alîman. Allâhummaj'alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su'adâ'il maqbûlîn. Wa lâ taj'alnâ minal asyqiyâ'il mardûdîn. Wa shallallâhu 'alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma'în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn.

Artinya: “Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadha-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad SAW), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra, yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan sahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Hukum Sholat Terawih Sendiri

Niat Sholat Tarawih Sendiri dan Berjamaah, Pahami Hukum Pelaksanaannya
Ilustrasi Salat tarawih sendiri

Salat tarawih adalah ibadah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) yang memiliki keutamaan besar, terutama ketika dilaksanakan pada malam-malam bulan Ramadan. Menurut para ulama, salat tarawih dapat dilakukan secara berjamaah di masjid maupun sendirian di rumah, dan keduanya sah serta berpahala. Berikut menurut beberapa ulama:

  1. Mazhab Syafi’i dan Hanbali: Menekankan bahwa salat tarawih secara berjamaah lebih utama karena mengikuti praktik Nabi Muhammad SAW, yang pernah melaksanakannya bersama para sahabat selama beberapa malam. Hal ini juga menjadi sarana menghidupkan syiar Islam.
  2. Mazhab Maliki dan Hanafi: Meskipun salat berjamaah di masjid lebih utama, melaksanakan salat tarawih sendirian di rumah juga tidak mengurangi keabsahan dan pahala ibadah tersebut. Hal ini disesuaikan dengan kondisi individu, seperti ketenangan hati atau kesulitan datang ke masjid.

Dasar hukum salat tarawih sendiri di rumah juga dapat ditemukan dalam beberapa hadis, yakni:

1. Hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim

Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa melaksanakan qiyam Ramadan (salat malam di bulan Ramadan) dengan iman dan penuh harapan akan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."

Hadis ini tidak membatasi bahwa qiyam Ramadan (yang mencakup tarawih) harus dilakukan berjamaah, sehingga salat sendiri di rumah juga mendapatkan pahala.

2. Hadis dari Aisyah RA

Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pada awalnya melaksanakan salat tarawih sendirian di rumah. Ketika masyarakat mengetahui, mereka mengikuti beliau. Namun, Rasulullah kemudian kembali melaksanakannya sendiri agar tidak dianggap wajib oleh umatnya. (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa melaksanakan salat tarawih sendirian di rumah merupakan sunnah yang tetap berpahala dan tidak melanggar syariat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya