Bola.com, Jakarta - Para penggemar sepak bola di Indonesia sangat antusias menantikan aksi Tim Nasional Indonesia di bawah bimbingan Patrick Kluivert. Mantan striker yang terkenal di eranya ini diharapkan mampu membuat Skuad Garuda bermain dengan gaya yang lebih ofensif.
Harapan tersebut diungkapkan oleh Isman Jasulmei, yang merupakan mantan pemain Timnas Indonesia dan kini menjabat sebagai asisten pelatih di Persija Jakarta.
Advertisement
Baca Juga
"Saya melihatnya, pertama kita melihat sosok head coach dululah. Dia punya track record sebagai striker dan dia lahir dan besar di negara yang sepakbolanya atraktif total football," ujar Isman Jasulmei dalam wawancara di kanal YouTube Sportify Indonesia.
Advertisement
"Saya melihat pasti ada sisi lebih dari diri dia, dan akan bermain dengan aktraktif. Ini filosofi dia. Ini yang kita tunggu-tunggu," tambahnya.
Dengan pengalaman dan latar belakang Kluivert, banyak pihak yang optimis bahwa Timnas Indonesia akan mengadopsi gaya permainan yang lebih menarik dan menyerang. Hal ini diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi tim.
Pertahanan yang Kokoh
Isman Jasulmei, yang dalam beberapa tahun terakhir beralih menjadi pengamat sepak bola nasional, menyatakan bahwa Timnas Indonesia saat ini memiliki organisasi pertahanan yang sangat kuat. Menurutnya, tim ini telah menunjukkan kekompakan yang baik dalam menjaga lini belakang.
"Saya sebagai pengamat, juga pelaku di sepak bola, menunggu-nunggu itu karena, timnas ini sudah kuat dan baik dalam hal organisasi pertahanannya. Tinggal diperkuat lagi dan bagaimana keluar attack-nya. Ini yang saya mau lihat," tukasnya.
Isman menambahkan bahwa dengan naluri sebagai mantan striker yang pernah dilatih oleh pelatih-pelatih besar dan bermain di klub-klub besar, seorang pemain pasti memiliki filosofi tersendiri. Hal ini tentunya diperkuat dengan kehadiran dua asisten pelatih yang semuanya berkualitas.
"Memang kan di dalam sepak bola modern, team be the a team harus saling mendukung. Kalau enggak mendukung agak sulit kita sebagai head coach," ujar Isman Jasulmei. Dalam konteks ini, penting bagi semua anggota tim untuk saling mendukung agar strategi pelatih dapat berjalan dengan efektif.
Advertisement
Ditemani oleh Pelatih Pendamping Berpengalaman
Isman Jasulmei menyebut dua asisten pelatih, yaitu Alex Pastoor dan Denny Landzaat, yang memiliki rekam jejak mengesankan dalam karier kepelatihan mereka. Kedua individu ini telah menunjukkan kinerja yang solid baik sebagai pelatih utama maupun asisten pelatih di berbagai tim.
Alex Pastoor, yang kini berusia 58 tahun, memiliki pengalaman melatih beberapa klub di Belanda. Di antaranya adalah Excelsior, NEC Nijmegen, Sparta Rotterdam, dan Almere City. Pengalaman melatih di berbagai klub ini menunjukkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan yang berbeda di setiap tim yang ia tangani.
Di sisi lain, Denny Landzaat, yang usianya 10 tahun lebih muda dari Alex Pastoor, telah mengumpulkan banyak pengalaman sebagai asisten pelatih. Dia telah bekerja di sejumlah tim di Belanda dan juga di klub Arab Saudi, Al-Ittihad. "Kenyang pengalaman" adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perjalanan kariernya yang kaya akan pengetahuan dan keterampilan dalam dunia kepelatihan.
Ketentuan Agar Tim Tetap Kompak
Berbekal pengalaman saya yang pernah menjadi asisten pelatih, saya menyadari pentingnya dukungan penuh dan kerja keras. Saat menjelang pertandingan, kita harus siap bekerja tanpa henti, bahkan jika itu berarti tidak tidur selama 24 jam. "Karena apa? Karena kita men-suport head coach dengan analisanya. Kita justru nggak bisa tidur tuh kalau sebelum pertandingan. Apalagi pertandingan yang benar-benar penting," ungkap Isman Jasulmei.
Untuk mencapai kesuksesan, seorang pelatih kepala seperti Patrick Kluivert harus memenuhi banyak persyaratan agar tim tetap kuat. Apa saja syarat tersebut?
"Head coach harus bisa membimbing. Dia juga harus punya leadership. Punya relationship dan komunikasi yang bagus dengan semua jajaran tim maupun dengan federasi. Supaya semua situasi tim kondusif. Tidak boleh hanya terus dibantu oleh asisten," tutup Isman.
Advertisement