Liputan6.com, Jakarta - Sholat Dhuha, sholat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit, seringkali menimbulkan pertanyaan: bolehkah sholat Dhuha dilakukan secara berjamaah? Pertanyaan ini penting karena menyangkut pemahaman kita tentang hukum dan tata cara ibadah.
Artikel ini akan membahas secara lengkap hukum sholat Dhuha berjamaah, waktu pelaksanaannya, tata caranya, dan keutamaannya, sehingga Anda dapat melaksanakan ibadah ini dengan lebih khusyuk dan sesuai tuntunan.
Baca Juga
Banyak umat muslim yang ingin mengetahui hukum sholat Dhuha berjamaah karena ingin meningkatkan kualitas ibadah mereka. Memahami hukum ini penting untuk memastikan ibadah kita sesuai dengan tuntunan agama. Meskipun tidak ada larangan tegas, sebagian ulama berpendapat bahwa sholat Dhuha lebih utama dilakukan sendiri.
Advertisement
Namun, melaksanakan sholat Dhuha berjamaah juga diperbolehkan, terutama jika bertujuan untuk mengajak dan mendidik orang lain agar terbiasa melaksanakan sholat Dhuha.
Mari kita bahas lebih detail tentang hukum, waktu, tata cara, dan keutamaan sholat Dhuha agar ibadah kita semakin sempurna. Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Kamis (20/2/2025).
Sholat Dhuha: Bolehkah Berjamaah?
Hukum sholat Dhuha berjamaah menjadi perdebatan di kalangan ulama. Meskipun tidak dianjurkan secara khusus dan tidak termasuk dalam syariat yang afdhol (lebih utama), mayoritas pendapat menyatakan bahwa sholat Dhuha berjamaah diperbolehkan. Tidak ada larangan atau hukum makruh (tercela) yang tegas terkait hal ini.
Beberapa ulama, seperti Imam Syafi'i, bahkan menyebutkan bolehnya sholat Dhuha berjamaah. Melansir dari buku "77 Tanya Jawab Seputar Sholat" oleh Abdul Somad, sholat sunnah terbagi dua: yang dianjurkan berjamaah (seperti sholat kusuf, istisqa', dan malam Ramadhan) dan yang tidak (seperti qiyamullail, rawatib, dhuha, tahyatulmasjid).
Namun, perlu dipahami bahwa melaksanakan sholat Dhuha berjamaah tidak memberikan pahala tambahan dibandingkan mengerjakannya sendiri, kecuali jika niatnya adalah untuk mendorong dan mendidik orang lain agar terbiasa melaksanakan sholat Dhuha. Dengan kata lain, manfaatnya lebih kepada aspek edukasi dan sosial.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Syekh Abdurrahman bin Muhammad Ba‘alawi dalam "Bughyatul Mustarsyidin": "تباح الجماعة في نحو الوتر والتسبيح فلا كراهة في ذلك ولا ثواب ، نعم إن قصد تعليم المصلين وتحريضهم كان له ثواب ، وأي ثواب بالنية الحسنة..." yang artinya sholat berjamaah pada witir dan tasbih diperbolehkan, tanpa pahala tambahan, kecuali jika diniatkan untuk mendidik. (Lihat: Abdurrahman bin Muhammad Ba‘alawi, Bughyatul Mustarsyidin, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 136).
Kesimpulannya, jika Anda ingin melaksanakan sholat Dhuha berjamaah, hal tersebut diperbolehkan. Namun, mengerjakannya secara sendirian tetap lebih utama dan sesuai dengan sunnah. Jika dilakukan berjamaah, pastikan niat dan tujuannya baik, misalnya untuk mengajak orang lain untuk lebih rajin beribadah.
Sumber lain seperti muhammadiyah.or.id juga menyebutkan diperbolehkannya sholat dhuha berjamaah, dengan catatan dilakukan secara sirr (rahasia).
Hadits dari Itban bin Malik (Muttafaq Alaih) menyebutkan Rasulullah SAW sholat berjamaah di rumah sahabatnya pada waktu dhuha. Meskipun ada perbedaan pendapat apakah itu sholat dhuha atau bukan, hadits ini menjadi rujukan bagi sebagian ulama yang membolehkan sholat dhuha berjamaah.
Namun, perlu diingat bahwa hadits ini tidak secara eksplisit menyatakan sholat dhuha sebagai sholat yang dianjurkan berjamaah.
Advertisement
Keutamaan Sholat Dhuha
-
Kesehatan jasmani dan rohani: Sholat Dhuha memiliki dampak positif bagi kesehatan. Dengan bangun pagi dan melaksanakan sholat ini, tubuh menjadi lebih segar dan pikiran menjadi lebih tenang. Secara rohani, sholat Dhuha mendekatkan kita kepada Allah SWT, sehingga hati menjadi lebih tentram dan damai.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang sholat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Ini menunjukkan betapa besar keutamaan sholat dhuha.
Keutamaan ini juga dapat dikaitkan dengan hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang menyebutkan Rasulullah SAW menganjurkan sholat dhuha dan puasa tiga hari dalam sebulan. Hal ini menunjukkan bahwa sholat dhuha memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan dan keimanan.
-
Diampuninya dosa: Salah satu keutamaan sholat Dhuha adalah diampuninya dosa-dosa. Ini sesuai dengan hadits yang menyebutkan bahwa sholat Dhuha dapat menghapus dosa-dosa sebesar buih di lautan. (HR. Tirmidzi). Keutamaan ini menjadi motivasi bagi kita untuk senantiasa melaksanakan sholat Dhuha.
Hadits ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dengan melaksanakan sholat Dhuha, kita memohon ampun kepada-Nya dan berharap mendapatkan pengampunan atas dosa-dosa kita.
-
Rezeki yang lancar: Sholat Dhuha juga dikaitkan dengan kelancaran rezeki. Allah SWT akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang senantiasa beribadah dan berdoa kepada-Nya. Sholat Dhuha menjadi salah satu sarana untuk memohon rezeki kepada Allah SWT.
Keutamaan ini tidak berarti bahwa sholat Dhuha adalah jaminan rezeki materi semata. Namun, dengan sholat Dhuha, kita memohon rezeki kepada Allah SWT, baik rezeki materi maupun rezeki non-materi, seperti kesehatan, kebahagiaan, dan ilmu pengetahuan.
-
Pahala yang besar: Setiap ibadah yang kita kerjakan dengan ikhlas akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sholat Dhuha, sebagai ibadah sunnah, juga memiliki pahala yang besar. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sholat Dhuha karena pahalanya yang melimpah.
Hadits-hadits yang menyebutkan keutamaan sholat Dhuha menunjukkan betapa besar pahala yang akan kita dapatkan jika kita melaksanakannya dengan ikhlas dan khusyuk. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa melaksanakan sholat Dhuha agar mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT.
-
Menjadi kebiasaan baik: Melaksanakan sholat Dhuha secara rutin dapat membentuk kebiasaan baik dalam beribadah. Kebiasaan baik ini akan membawa dampak positif bagi kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat.
Dengan konsisten melaksanakan sholat Dhuha, kita melatih diri kita untuk disiplin dalam beribadah dan senantiasa mengingat Allah SWT. Kebiasaan baik ini akan membawa kita pada kebaikan-kebaikan lainnya dalam kehidupan.
Batas Waktu Sholat Dhuha
Waktu sholat Dhuha dimulai setelah matahari terbit dan naik setinggi tombak, sekitar pukul 07.00 pagi, hingga menjelang waktu Dzuhur.
Melansir dari buku "Penuntun Mengerjakan Shalat Dhuha" karya Huriyah Huwaida, waktu yang paling utama adalah ketika matahari sudah terasa panas, atau sekitar seperempat waktu siang (sekitar pukul 09.00-10.00 pagi). Waktu sholat Dhuha berakhir sekitar 5-10 menit sebelum waktu Dzuhur.
Dalam hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda bahwa waktu yang paling utama untuk sholat Dhuha adalah ketika anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir karena terik matahari. Ini menunjukkan bahwa waktu yang paling baik adalah ketika matahari sudah cukup tinggi dan mulai terasa panas.
Namun, waktu sholat Dhuha memiliki fleksibilitas. Jika Anda memiliki kesibukan di pagi hari, Anda masih dapat melaksanakannya sebelum berangkat kerja atau memanfaatkan waktu istirahat. Terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini. Syaikh Ibnu 'Utsaimin dalam Syarh Al-Arba'in an Nawawiyah menyebutkan waktu sholat dhuha berakhir saat matahari tergelincir atau memasuki waktu Dzuhur.
Waktu sholat Dhuha yang fleksibel ini merupakan rahmat dari Allah SWT. Manfaatkan waktu yang ada untuk melaksanakan ibadah ini dengan penuh kekhusyukan. Hindari melaksanakan sholat Dhuha terlalu dekat dengan waktu Dzuhur agar tidak tercampur dengan waktu sholat wajib.
Ingatlah bahwa waktu yang paling utama adalah ketika matahari sudah cukup tinggi dan terasa panas. Namun, Anda tetap dapat melaksanakannya di waktu lain selama masih dalam rentang waktu yang telah disebutkan.
Advertisement
Tata Cara Sholat Dhuha
-
Niat: Niatkan dalam hati: "Ushalli sunnatadh dhuhaa rak'ataini lillahi ta'aalaa" (Saya niat sholat sunnah dhuha dua rakaat karena Allah Ta'ala).
-
Takbiratul ihram: Allahu Akbar.
-
Membaca surat Al-Fatihah: Dilanjutkan dengan surat pendek lainnya.
-
Ruku': Subhana rabbiyal 'adziimi wa bihamdihi (3x).
-
I'tidal: Sami'allahu liman hamidah, rabbana lakal hamdu.
-
Sujud: Subhana rabbiyal a'la wa bihamdihi (3x).
-
Duduk di antara dua sujud: Rabbighfirli warhamni wajburni warfa'ni warzuqni wahdini wa 'afini wa'fu 'anni.
-
Sujud kedua: Sama seperti sujud pertama.
-
Rakaat kedua: Ulangi langkah 3-8.
-
Tasyahud akhir dan salam.
Jumlah rakaat sholat Dhuha minimal dua rakaat, tetapi dapat ditambah hingga 8 atau 12 rakaat, bahkan lebih, dengan salam setiap dua rakaat. Terpenting adalah kekhusyukan dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah ini. Setelah sholat, bacalah doa sholat Dhuha untuk memohon rezeki dan keberkahan.
