Liputan6.com, Jakarta Menjelang akhir bulan Ramadan, setiap muslim diwajibkan untuk menunaikan zakat fitrah. Ibadah ini bertujuan untuk menyucikan diri dari kekurangan selama menjalankan puasa serta sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan. Zakat fitrah tidak hanya diperuntukkan bagi individu, tetapi juga bisa dibayarkan untuk seluruh anggota keluarga yang menjadi tanggungan seseorang.
Dalam ajaran Islam, membayar zakat fitrah memiliki ketentuan khusus, termasuk dalam hal niat. Niat zakat fitrah harus disesuaikan dengan siapa yang ditanggung, apakah itu diri sendiri, istri, anak-anak, atau bahkan orang tua yang masih menjadi tanggungan. Dengan memahami niat yang benar, seseorang dapat memastikan bahwa ibadah zakat fitrahnya sah dan diterima.
Baca Juga
Banyak umat Islam yang masih bingung mengenai niat zakat fitrah untuk satu keluarga. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tata cara dan bacaan niat yang sesuai syariat. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai kewajiban zakat fitrah, siapa yang harus membayarnya, dan bagaimana niat yang benar sesuai dengan tuntunan Islam.
Advertisement
1. Pengertian dan Hukum Zakat Fitrah
Zakat fitrah adalah sedekah wajib yang harus ditunaikan oleh setiap muslim pada akhir bulan Ramadan. Kewajiban ini telah ditetapkan sejak tahun kedua Hijriyah dan menjadi bagian dari penyempurnaan ibadah puasa. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah di bulan Ramadan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum atas setiap muslim, baik merdeka maupun hamba sahaya, laki-laki maupun perempuan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setiap muslim wajib membayar zakat fitrah, baik yang telah dewasa maupun anak-anak. Bahkan, bayi yang lahir sebelum matahari terbenam di akhir Ramadan juga harus dikeluarkan zakat fitrahnya. Zakat ini harus dibayarkan sebelum pelaksanaan salat Id agar dapat tersalurkan dengan tepat kepada mereka yang berhak menerimanya.
Advertisement
2. Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fitrah?
Dalam madzhab Syafi’i, seseorang wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya sendiri, serta orang-orang yang menjadi tanggungannya. Menurut Imam Nawawi, ada tiga golongan yang zakat fitrahnya wajib ditanggung:
- Karena kepemilikan budak, di mana seorang tuan harus membayarkan zakat fitrah bagi budaknya.
- Karena hubungan pernikahan, seorang suami wajib membayar zakat fitrah untuk istrinya.
- Karena hubungan kekerabatan, seorang muslim wajib membayar zakat fitrah untuk anak, cucu, atau orang tua yang masih menjadi tanggungannya.
Jika seseorang memiliki kelebihan makanan dan mencukupi kebutuhannya, maka ia juga harus membayarkan zakat fitrah bagi anggota keluarganya yang masih menjadi tanggungannya secara syariat.
3. Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Satu Keluarga
Niat zakat fitrah bisa disesuaikan dengan siapa yang ditanggung. Berikut adalah bacaan niat untuk membayar zakat fitrah bagi satu keluarga:
نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ زَكَاةَ الْفِطْرِ عَنِّي وَعَنْ جَمِيعِ مَا يَلْزَمُنِي نَفَقَتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaytu an ukhrija zakaata al-fitri anni wa an jami’i ma yalzamuniy nafaqatuhum syar’an fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku fardhu karena Allah Taala.”
Bacaan ini digunakan jika seseorang membayarkan zakat fitrah tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga yang menjadi tanggungannya.
Advertisement
4. Tata Cara Pembayaran Zakat Fitrah
Agar zakat fitrah diterima dengan sah, terdapat tata cara yang harus diperhatikan:
- Menentukan jumlah zakat yang harus dikeluarkan: Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebanyak satu sha’ (sekitar 2,5 hingga 3 kg) bahan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari, seperti beras atau gandum.
- Membaca niat dengan benar: Niat dapat diucapkan dalam hati atau dilafalkan untuk memperjelas maksud ibadah.
- Membayar zakat fitrah sebelum waktu salat Id: Rasulullah SAW menganjurkan agar zakat fitrah diserahkan sebelum pelaksanaan salat Id agar dapat segera disalurkan kepada yang berhak menerimanya.
- Menyalurkan zakat kepada mustahik yang berhak menerimanya: Zakat fitrah harus diberikan kepada delapan golongan penerima zakat yang disebutkan dalam Al-Qur’an.
5. Waktu Terbaik untuk Membayar Zakat Fitrah
Pembayaran zakat fitrah memiliki waktu tertentu yang harus diperhatikan:
- Waktu wajib: Sejak matahari terbenam di malam terakhir Ramadan.
- Waktu utama: Sebelum salat Idulfitri.
- Waktu makruh: Setelah salat Id hingga sebelum matahari terbenam di hari raya.
- Waktu haram: Jika zakat fitrah dibayarkan setelah hari raya berakhir tanpa alasan yang dibenarkan.
Dengan mengetahui waktu terbaik untuk membayar zakat fitrah, seseorang dapat menjalankan ibadah ini dengan lebih sempurna sesuai dengan ajaran Islam.
Advertisement
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Zakat Fitrah
1. Apakah zakat fitrah bisa dibayarkan dalam bentuk uang?
Dalam madzhab Syafi’i, zakat fitrah harus dikeluarkan dalam bentuk bahan makanan pokok. Namun, sebagian ulama memperbolehkan pembayaran dalam bentuk uang sesuai dengan nilai zakat yang ditentukan.
2. Bagaimana jika seseorang tidak mampu membayar zakat fitrah?
Jika seseorang benar-benar tidak memiliki kelebihan harta atau makanan, maka ia tidak diwajibkan membayar zakat fitrah.
3. Apakah boleh membayar zakat fitrah untuk orang tua?
Zakat fitrah untuk orang tua hanya wajib jika mereka menjadi tanggungan nafkah dari anaknya.
