Doa Zakat Fitrah untuk Keluarga, Siapa yang Bertanggung Jawab Membayarkan?

Panduan lengkap doa niat zakat fitrah untuk keluarga, tata cara pembayaran, dan siapa yang bertanggung jawab, jelang Idul Fitri.

oleh Fitriyani Puspa Samodra Diperbarui 24 Mar 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 14:00 WIB
Ilustrasi niat zakat fitrah untuk keluarga.
Ilustrasi niat zakat fitrah untuk keluarga/ Copyright envato.com by Rawpixel... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Menjelang Hari Raya Idul Fitri, setiap Muslim memiliki kewajiban untuk menunaikan zakat fitrah. Ibadah ini tidak hanya sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, tetapi juga berfungsi untuk membersihkan jiwa dari dosa-dosa kecil yang mungkin terjadi selama Ramadan. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah:

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” (QS. At-Taubah: 103).

Namun, dalam praktiknya, sering muncul pertanyaan mengenai siapa yang bertanggung jawab membayar zakat fitrah dalam keluarga. Apakah hanya kepala keluarga, atau ada ketentuan khusus bagi anggota keluarga lainnya? Selain itu, sebelum menunaikan zakat fitrah, penting juga untuk mengetahui bacaan niat yang benar.

Dalam artikel ini, kita akan membahas doa atau niat zakat fitrah beserta ketentuan mengenai siapa yang wajib menunaikannya dalam lingkup keluarga. Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (24/3/2025).

Promosi 1

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga

ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺃَﻥْ ﺃُﺧْﺮِﺝَ ﺯَﻛَﺎﺓَ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮِ ﻋَنِّيْ ﻭَﻋَﻦْ ﺟَﻤِﻴْﻊِ ﻣَﺎ ﻳَﻠْﺰَﻣُنِيْ ﻧَﻔَﻘَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺮْﻋًﺎ ﻓَﺮْﺿًﺎ ِﻟﻠﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ

Nawaitu an ukhrija zakaatal fithri ‘anni wa ‘an jamii’i ma yalzamunii nafaqaatuhum syar’an fardhan lillaahi ta’aalaa

Artinya: Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

Doa Membayar Zakat Fitrah

Di samping mengucapkan niat, terdapat doa yang sebaiknya dibaca oleh individu saat melakukan pembayaran zakat fitrah.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Rabbanaa taqabbal minnaa, innaka antas samii’ul ‘aliim.

Artinya: Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Siapa yang Bertanggung Jawab Menunaikan Zakat Fitrah untuk Keluarga?

Zakat fitrah wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara pribadi maupun melalui wali atau kepala keluarga. Tapi, siapa sebenarnya yang bertanggung jawab membayar zakat fitrah dalam lingkup keluarga. Berikut adalah penjelasannya berdasarkan ajaran Islam.

1. Kepala Keluarga

Dalam Islam, tanggung jawab utama membayar zakat fitrah dalam sebuah keluarga biasanya dibebankan kepada kepala keluarga. Kepala keluarga bertanggung jawab membayarkan zakat fitrah untuk:

  • Dirinya sendiri
  • Istri
  • Anak-anak yang masih dalam tanggungan
  • Orang tua atau anggota keluarga lain yang menjadi tanggungannya

Jika dalam keluarga ada pembantu yang bergantung pada nafkah kepala keluarga, maka zakat fitrahnya juga dapat dibayarkan oleh kepala keluarga.

2. Orang Tua

Orang tua wajib membayar zakat fitrah untuk anak-anaknya yang belum dewasa dan masih dalam tanggungan mereka. Jika seorang anak sudah dewasa tetapi masih menjadi tanggungan orang tua (misalnya masih dalam pendidikan dan belum memiliki penghasilan), orang tua juga tetap bertanggung jawab atas zakat fitrahnya.

3. Anak yang Sudah Dewasa

Anak yang sudah balig dan memiliki penghasilan sendiri wajib membayar zakat fitrah untuk dirinya sendiri. Jika mereka masih bergantung secara finansial kepada orang tua, maka orang tua masih boleh menanggung zakat fitrahnya.

4. Individu yang Bertanggung Jawab dalam Keluarga

Jika seorang kepala keluarga sudah tidak ada atau tidak mampu menunaikan zakat fitrah, maka tanggung jawab ini bisa dialihkan kepada anggota keluarga yang lain. Misalnya, seorang anak yang telah bekerja dapat membayar zakat fitrah bagi keluarganya yang kurang mampu.

Zakat Fitrah dalam Kasus Orang Tua Bercerai

Pelaksanaan zakat fitrah bisa menjadi membingungkan dalam situasi keluarga yang mengalami perceraian. Siapa yang bertanggung jawab membayar zakat fitrah untuk anak-anak dalam situasi ini? Apakah ibu yang mengasuh anak tersebut atau ayahnya? Dalam konteks perceraian, pemahaman yang kuat tentang agama dan tanggung jawab sangat diperlukan.

Menurut ajaran Islam, kewajiban membayar zakat fitrah untuk anak-anak yang orang tuanya bercerai secara umum dibebankan kepada sang ayah. Hal ini berlaku selama ayah tersebut mampu menafkahi anak-anaknya. Namun, jika sang anak memiliki harta sendiri, maka zakat fitrah diambil dari harta tersebut, sesuai dengan pandangan para ulama seperti Abu Hanifah, Ahmad, Ishak, dan Abu Tsaur yang disebutkan dalam kitab Al Majmu’ oleh Imam Nawawi.

Imam Nawawi, seorang ulama besar, menjelaskan bahwa jika seorang anak tidak memiliki harta, maka kewajiban zakat fitrah jatuh pada ayahnya, berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’). Namun, jika anak tersebut memiliki harta, zakat fitrahnya diambil dari hartanya sendiri. Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian khusus terhadap kondisi finansial individu yang bersangkutan, dan menekankan bahwa kewajiban finansial tidak boleh membebani mereka yang tidak mampu.

Dalam situasi di mana sang ayah tidak mampu menafkahi anak-anaknya, misalnya karena kondisi finansial yang kurang atau karena telah meninggal dunia, maka tanggung jawab ini dapat beralih kepada ibu, terutama jika sang ibu memiliki kemampuan finansial yang lebih baik. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam hukum Islam yang mengedepankan prinsip keadilan dan kemampuan. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan aspek lain seperti komunikasi dan kerjasama antara kedua orang tua.

Meskipun perceraian bisa menjadi situasi yang sulit, menjaga komunikasi yang baik dan saling pengertian antara mantan pasangan dapat membantu memastikan bahwa kewajiban agama, seperti zakat fitrah, dapat dilaksanakan dengan baik dan tanpa konflik. Dengan demikian, dalam keluarga yang mengalami perceraian, penting bagi kedua orang tua untuk memahami dan menyepakati siapa yang akan menunaikan zakat fitrah anak-anak mereka. Hal ini tidak hanya memastikan bahwa kewajiban agama terpenuhi, tetapi juga dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dalam menjalankan ajaran agama dengan penuh tanggung jawab.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya