Liputan6.com, Jakarta - Pilpres 9 Juli 2014 mendatang diprediksi hanya akan ada 3 poros, yakni poros Jokowi, poros Prabowo Subianto, dan poros Aburizal Bakrie. Namun, prediksi itu bakal berubah bila Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono membentuk poros baru.
Wacana pembentukan poros SBY tersebut masih belum final. Ketua Umum Partai Demokrat itu masih melakukan perhitungan untung-rugi.
"Intinya bangunan koalisi harus mampu selesaikan persoalan bangsa. Kita juga harapkan koalisi menang dalam pilpres. Pak SBY itu masih ada hitung-hitungan," ujar Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (27/4/2014).
SBY juga dinilai masih memiliki elektabilitas tinggi karena memimpin Indonesia selama 2 periode. Yakni mencapai 60 persen.
"Kalau dia berikan 60 persen itu ke pemenang konvensi pasti lewat semua barang itu," tegas Ketua DPR itu.
Soal partai mana yang akan diajak koalisi, Marzuki menyebutkan ada banyak yang mau koalisi dengan Partai Demokrat. Terkait dengan anggapan parpol yang ada hanya mau koalisi dengan PDIP atau Gerindra, Marzuki membantah hal itu.
"Kan banyak yang lain, ada Golkar, ada partai di pemerintah. Namanya ketum, komunikasi terus. Kalau tak komunikasi, ketinggalan kereta dong," tandas Marzuki.
Cari Visi-Misi Sama
Partai Demokrat tak mau sekadar jadi pelengkap di Pilpres 9 Juli mendatang. Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana optimistis bila SBY turun tangan, maka Demokrat akan menelurkan capres hasil konvensi.
"Politik itu ada teori kemungkinan. Jangan lihat perolehan suara Demokrat kemarin. Dulu saja, 2004 kita bisa memimpin. Harus inovasi bangun hubungan dengan semua kekuatan, konvensi ini harus final, dan harus ada pemenangnya keluar," kata Sutan.
Agar bisa menelurkan capres, Partai Demokrat kini tengah memikirkan opsi poros baru, terlepas dari poros Jokowi, poros Aburizal Bakrie, dan poros Prabowo. Sutan mengatakan partainya tengah mencari pihak yang bisa diajak koalisi berlandaskan kesamaan visi-misi.
"Minimal platform sama dan ada kesamaan visi-misi. Visi kita kurangi subsidi, ya mereka yang sama atau mirip-mirip. Waktu dulu Setgab pernah narik dukungan kurangi subsidi H-1, kelenger kita," tuturnya.
Pembentukan poros baru pun akan terwujud bila SBY turun tangan. Sebab, Sutan menuturkan anggota Setgab telah melakukan komunikasi untuk melihat arah politik SBY jelang Pilpres mendatang.
"Setgab itu tanpa ada Pileg kemarin, sudah ada komunikasi dengan Pak SBY. SBY saya yakin kalau dia ikut sebagai komando, bisa lain itu. Tiap kami kampanye ribuan orang, itu untuk SBY, bukan Demokrat. Pemilih SBY belum tentu Demokrat. SBY sebagai penentu bisa jadi," pungkas Sutan.
SBY Masih Hitung Untung Rugi Bikin Poros Sendiri
Partai Demokrat tak mau sekadar jadi pelengkap di Pilpres 9 Juli mendatang.
diperbarui 27 Apr 2014, 14:35 WIBDiterbitkan 27 Apr 2014, 14:35 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Infografis Adu Program 3 Paslon di Debat Pilkada Jakarta 2024 dan Jadwal, Moderator hingga Panelis
Kenapa HUT TNI Diperingati Setiap 5 Oktober? Ini Sejarahnya
Harga Minyak Mentah Cetak Kenaikan Mingguan Terbaik
9 Resep Mi Ayam Kuah dan Goreng, Lebih Sehat Buat Sendiri di Rumah
Psikolog: Anak Salah Tidak Perlu Selalu Dihukum
Rotasi atau Blunder? Keputusan Erik ten Hag Tarik Marcus Rashford Picu Kontroversi
Resep Mudah Membuat Soto Ceker Ayam, Nikmat Disantap Saat Musim Hujan
Hotman Paris Ajak Publik untuk Rajin Cek Kesehatan Jantung Usai Meninggalnya Marissa Haque Secara Mendadak
Hasil MotoGP Jepang 2024: Francesco Bagnaia Kuasai FP2, Jorge Martin dan Marc Marquez Tak Tembus 5 Besar
Momen Gibran Sambut Kedatangan Jokowi-Iriana saat HUT ke-79 TNI
Bangun Masa Depan, Ini 5 Strategi Efektif untuk Mendukung Pendidikan Perempuan
Wall Street Perkasa, Dow Jones Melonjak 300 Poin dan Cetak Rekor