Iluni UI: Dukungan ke Jokowi-JK Bukan Atas Nama Organisasi

Pada Pilpres 9 Juli nanti, Iluni lebih menjaga persatuan dan kesatuan alumni UI yang ada di dalamnya.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 01 Jun 2014, 18:05 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2014, 18:05 WIB
Ilustrasi Jokowi-JK
Ilustrasi Jokowi-JK (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Alumni Universitas Indonesia (UI) telah menyatakan sikap dukunganya kepada pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Mengomentari dukungan itu, Ketua Divisi Kebijakan Publik Almamater Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) Montery Darwin menilai sah-sah saja.

Kendati, menurut Montery, bagi para alumni UI lainnya dan masyarakat Indonesia harus tahu, pernyataan sikap alumni UI ini, bukan dukungan resmi dari organisasi yang beranggotakan sekitar 250 ribu alumni itu.

"Mereka adalah alumni UI yang dilindungi hak konstitusinya. Tapi bukan sebagai Iluni, tapi alumni," kata Montery di Sekretariat Iluni, Salemba UI, Jakarta Pusat, Minggu (1/6/2014).

Montery menegaskan pada Pilpres 9 Juli nanti, Iluni lebih menjaga persatuan dan kesatuan alumni UI yang ada di dalamnya. Juga tak kalah penting adalah soal kepentingan rakyat. Artinya, tidak ada anjuran keberpihakan kepada satu calon pasangan capres-cawapres kode etik organisasi.

"Peranan kita lebih kepentingan rakyat banyak. Tidak boleh keberpihakan, ada di AD/ART. Jadi di sana (Dukungan Alumni UI di Kemang), tidak ada pengurus sama sekali. Secara organisasi, tidak menjagokan siapa-siapa. Itu diatur dalam kode etik dalam kepengurusan," terang Montery.

Namun Montery menuturkan, sikap yang diambil Iluni bukan berarti anggotanya secara pribadi tidak boleh mendukung salah satu pasangan calon. Karena menurutnya hal itu sudah menjadi hak setiap warga negara.

Yang jelas, kata Montery, akan menjadi persoalan jika keberpihakan tersebut menggunakan nama Iluni. Ia juga mengomentari dan menyesalkan adanya sikap beberapa universitas atau organisasi di dalamnya, yang berpihak kepada salah satu pasangan capres-cawapres.

"Universitas dibiayai negara, makannya jangan keberpihakan. Sebagai lembaga pendidikan harusnya netral, kecuali kalau lembaga pendidikan itu punya partai," tutur Montery.

Montery mengaku, sikap yang diambil Iluni saat ini akibat suhu politik yang semakin memanas. Pertarungan head to head antara pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-JK, menimbulkan guncangan di tubuh Iluni.

"(Ada) gejolak juga di dalam. Ini juga karena tensi politik makin panas," ungkap Mpontery.

Sebelumnya, Alumni Universitas Indonesia (UI) resmi menjatuhkan pilihannya mendukung pasangan Jokowi-JK. Menurut Ketua Panitia alumni UI Adhe Aurora Gultom, kesepakatan mendukung pasangan nomor urut dua ini telah melewati beberapa rangkaian diskusi dan hasil rekomendasi angket yang disebar kepada para alumni UI.

Menurut Adhe, dukungan paling besar datang dari alumni yang notabene perempuan. Jokowi dinilai sudah terbukti menyelesaikan dan mengerjakan program atau sesuatu yang sebelumnya tidak dikerjakan, bahkan diabaikan.

"Beliau ini tidak berpatokan pada visi-misi di atas kertas semata, tetapi lebih pada apa yang bersifat bisa diaplikasikan dan yang langsung diterapkan di lapangan," kata Adhe di Balai Sarwono, Jakarta, Minggu 1 Juni siang.

Jokowi dianggap calon presiden yang peduli terhadap pluralisme. Mantan walikota Solo itu juga dinilai konsisten, jujur, dan mau turun ke bawah untuk berpikir soal perbaikan bagi kaum menengah ke bawah.

"Indonesia butuh pemimpin yang bisa atau dapat melahirkan sesuatu yang aplikatif, gampang diterapkan, dan dilakukan. Bukan hanya sekadar hal yang bersifat idealisme semata," tambah Adhe.

Adhe mengklaim, dukungan ini tidak ada misi khusus. Terlebih, pesan sponsor dari partai pendukung atau pengusung. Mewakili Alumni UI, ia berharap bila Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014, agar tetap seperti sekarang. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya