Liputan6.com, Riyadh - Otoritas Arab Saudi mengatakan, warga Iran dapat kembali menunaikan ibadah haji pada tahun 2017 setelah sebelumnya absen pada tahun lalu menyusul ketegangan antar kedua negara.
"Pelayanan dan organisasi haji Iran telah menyelesaikan seluruh langkah yang diperlukan untuk memastikan jemaah asal Iran dapat menunaikan ibadah haji pada tahun 1438 sesuai dengan prosedur yang diikuti oleh seluruh negara-negara muslim," demikian pernyataan yang dilansir Saudi Press Agency pada seperti dikutip dari Al Jazeera, Minggu, (19/3/2017).
Dalam pernyataannya, Kementerian Haji Arab Saudi mengatakan, pihaknya menyambut "seluruh jemaah dari bangsa dan latar belakang yang berbeda-beda".
Advertisement
Untuk pertama kalinya dalam nyaris tiga dekade terakhir, jemaah Iran -- yang diperkirakan berjumlah sekitar 60.000 orang -- tidak mengikuti ibadah haji pada tahun 2016. Pasalnya, kedua negara gagal mencapai titik temu dalam persoalan keamanan dan logistik.
Baca Juga
Riyadh dan Teheran kini tidak lagi memiliki hubungan diplomatik menyusul diputuskannya hubungan resmi dua negara pada tahun 2016. Keputusan ini diambil setelah demonstran Iran membakar Kedubes dan Konsulat Arab Saudi pasca-eksekusi mati seorang ulama Syiah dan 47 orang lainnya yang dituduh teroris oleh Saudi.
Arab Saudi-Iran kerap kali terlibat ketegangan menyusuh tuduhan utama Riyadh bahwa Teheran merupakan pemicu konflik regional dengan mendukung kelompok bersenjata di Suriah, Irak, Yaman, dan Bahrain.
Sebelumnya, Negeri Para Mullah sempat memboikot pelaksanaan haji selama tiga tahun, yakni antara tahun 1988 hingga 1990. Langkah tersebut diambil setelah terjadi bentrokan antara jemaah haji Iran dengan polisi Saudi pada tahun 1987. Sekitar 400 orang tewas dalam peristiwa itu.
Pada tahun 1991, hubungan diplomatik Iran-Saudi dipulihkan. Namun komunikasi keduanya memburuk sekali lagi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini diperuncing dengan perbedaan sikap soal perang Suriah dan konflik Yaman.