3 Ulama Indonesia Ini Pernah Menjadi Imam Masjidil Haram

Ada tiga orang ulama Indonesia yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram. Siapa saja?

oleh Sulung Lahitani diperbarui 22 Mei 2017, 17:02 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2017, 17:02 WIB
3 Ulama Indonesia Ini Pernah Menjadi Imam Masjidil Haram
Doc: Islami.co

Liputan6.com, Jakarta - Mekah sedari dulu telah menjadi salah satu tujuan orang Indonesia mencari ilmu. Namun, tidak hanya itu. Beberapa ulama Indonesia terjadi pernah menjadi imam di Masjidil Haram. Ketinggian ilmu dan akhlak menjadikan mereka memiliki kedudukan tinggi di jantung umat Islam tersebut.

Seperti dilansir dari Islami.co, sejarah mencatat ada tiga orang Indonesia yang pernah menjadi imam Masjidi Haram. Mereka adalah Syeikh Junaid Al Batawi, Imam Nawawi Al Bantani, dan Syikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Mereka merupakan ulama-ulama yang menjadi panutan dan memiliki banyak anak didik.

1. Syikh Junaid Al Batawi

Syikh Junaid Al Batawi lahir di di Pekojan, Jakarta Barat. Beliau dikenal sebagai seorang pendidik yang tangguh. Hingga akhir hayatnya dihabiskan untuk mengajar.

Beliau juga dikenal sebagai syeikhul masyayikh madzhab Syafii. Di antara muridnya yang kemudian masyhur adalah Iman Nawawi Al Bantani.
Syekh Junaid Al-Betawi wafat di Mekah pada tahun 1840. Diperkirakan usianya 100-an tahun. Berkat jasa beliau pula nama Betawi untuk pertama kalinya diperkenalkan di mancanegara.

2. Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani

Sementara Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani dilahirkan di Kampung Tanara, Serang, Banten tahun 1815. Selama lebih kurang 30 tahun, beliau memperdalam ilmu agama pada guru-guru di Mekah.

Puncaknya ketika beliau ditunjuk sebagai pengganti Imam Masjidil Haram. Namanya makin melekat dengan sebutan resmi Syaikh Nawawi al-Bantani al-Jawi.’ Artinya Nawawi dari Banten, Jawa.

3. Syikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

3. Syikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi

Yang terakhir adalah Ahmad Khatib bin Abdul Latif al-Minangkabawi. Ulama ini lahir Sumatera Barat, di Koto Tuo – Agam 26 Juni 1860.

Saat kecil sudah terlihat kecerdasannya. Pada usia 11 tahun (1871), ayahnya mengajaknya ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji. Namun Ahmad tidak pulang dan di Mekah untuk menuntaskan hafalan Al-Quran-nya.

Selain menghafal Al-Qu’an, Ahmad berguru dengan beberapa ulama di antaranya Sayyid Bakri Syatha, Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, dan Syekh Muhammad bin Sulaiman Hasbullah al-Makkiy. Kealiman Syeikh Ahmad Khatib dibuktikan ketika dilangkatnya menjadi imam dan khathib sekaligus staf pengajar di Masjid Al Haram.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya