Kembalinya Haji Geyot, Si Ikon Ramadan Bandung 90-an yang Menghibur Warga

Boneka robot raksasa ini, bisa bergoyang dengan meliuk-liuk dengan gerakan memukul bagian beduk sehingga menjadi tontonan warga menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 05 Jun 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2018, 17:15 WIB
Haji Geyot, ikon Ramadan Bandung yang kini dipajang di Taman Vanda
Haji Geyot, ikon Ramadan Bandung yang kini dipajang di Taman Vanda

Liputan6.com, Bandung Jika sedang berkunjung atau sekadar melintas di Kota Bandung, jangan sampai Anda lewatkan untuk menyinggahi Taman Vanda. Saat Ramadan seperti sekarang, di taman ini terdapat beduk yang menarik perhatian.

Beduk yang merupakan salah satu ikon dalam Idul Fitri di Indonesia ini bukan beduk biasa. Alat musik tabuh mirip dengan kendang ini juga dilengkapi sesosok boneka raksasa.

Ya, ikon beduk Ramadan yang itu tak lain adalah Haji Geyot, si boneka robot yang mengenakan pakaian koko lengkap dengan sarung dan peci.

Boneka robot raksasa ini, bisa bergoyang dengan meliuk-liuk dengan gerakan memukul bagian beduk sehingga menjadi tontonan warga menghabiskan waktu menunggu berbuka puasa.

Ikon bulan puasa ini dulu selalu muncul dan menghibur warga Bandung di tahun 1990-an. Namun sejak puluhan tahun terakhir Haji Geyot sudah jarang muncul dan seolah menghilang dari momen Ramadan.

Agar bisa melihat Pak Haji Geyot kali ini, mampirlah ke Taman Vanda di Jalan Merdeka, atau tepat di samping Gedung Bank Indonesia. Di sana, ikon Ramadan Bandung itu sudah kembali menjalankan tugasnya menghibur warga.

Boneka Haji Geyot ini sekarang kembali lagi dari 'tidurnya'. Lalu, bagaimana bentuknya saat ini?

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Tidak Banyak Berbeda

Selain dipajang di Taman Vanda, Haji Geyot juga hadir di depan Gedung Sate
Selain dipajang di Taman Vanda, Haji Geyot juga hadir di depan Gedung Sate

Dari penampikan fisiknya, Haji Geyot tidak banyak berbeda dari sebelumnya. Memakai peci hitam, berkumis, memakai baju koko dan kain yang melingkar di pinggang.

Seniman pembuat boneka raksasa ini adalah Ginanjar Ramdani (27). Dia anak kedua dari Joen Rustandi, pria asal Bandung yang menciptakan Haji Geyot untuk pertama kali.

Ginanjar menuturkan, boneka robot ini memiliki tinggi sekitar 2,3 meter dengan lebar satu meter.

"Sebetulnya tidak ada yang berbeda. Haji Geyot tetap dipertahankan seperti dulu," kata Ginanjar saat berbincang kepada Liputan6.com di Bandung, Senin, 3 Juni 2018.

Ginanjar mengakui teknik pembuatan Haji Geyot ini ditularkan dari sang bapak. "Banyak ilmu yang diserap dari almarhum bapak, mulai dari budayanya, kesenian, teknik pembuatan," jelasnya.

Menurutnya, sejak kecil ia sudah mengikuti jejak ayahnya. Namun baru-baru ini ia mampu menciptakan benda yang serupa dengan karya Joen.

"Saya memberanikan diri meneruskan karya almarhum bapak karena saya ingin melestarikannya. Karya beliau pun banyak dinanti masyarakat setiap tahunnya. Malah tahun ini saya dengar di daerah Banjar, warga sampai datang ke pemkot menanyakan keberadaan Haji Geyot," tutur Ginanjar.

Haji Geyot sendiri, kata Ginanjar, tidak hanya diminati warga Bandung. Tapi juga daerah lain seperti Ciamis, Banjar hingga Cirebon.

"Seingat saya 12 tahun yang lalu patung Haji Geyot yang di Ciamis itu karya terakhir beliau. Lalu dua tahun kemarin karya saya sudah dipertunjukkan di Bandung dan di Cirebon," jelasnya."

Sebetulnya almarhum bapak tidak tahu kalau saya bisa buat Haji Geyot. Cuma almarhum selalu memperhatikan geolan patungnya dan itu yang paling penting," tambah Ginanjar soal resepnya membuat boneka robot ini.

Rupanya Haji Geyot tak sendiri. Selain di Taman Vanda, ikon Ramadan sejak 90-an ini rencananya akan dihadirkan di lima titik di Kota Bandung. Satu di antaranya di depan Gedung Sate, Jalan Diponegeoro.

"Alhamdulillah tahun ini haji geyot kembali hadir di Kota Bandung. Haji Geyot dipesan oleh Bank BJB dengan maksud untuk memeriahkan suasana Ramdahan di kota bandung," ucap Ginanjar.

Sedangkan tiga Haji Geyot lainnya akan dipajang di Alun-Alun Bandung, Taman Cikapayang Dago dan satu lainnya akan dipamerkan secara berkeliling.

Selain menyemarakkan Ramadan, Ginanjar berharap, dengan kembalinya ikon Ramadan ini bisa mengenang kembali karya sang bapak.

"Harapan saya dengan hadirnya lagi Haji Geyot di Bandung bisa mengingat kembali karya almarhum bapak di era 90-an dan pastinya saya berharap Haji Geyot ini bisa menghibur masyarakat dan dapat memeriahkan kembali Ramadan tahun ini dan seterusnya," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya