Berkah Lebaran, Omzet Pedagang Kaki Lima Malioboro Meningkat

Selain para PKL, para kusir andong juga turut menikmati keuntungan dari ramainya kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, saat Lebaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Jun 2018, 10:20 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 10:20 WIB
Malioboro Yogyakarta
Jalan Malioboro Yogyakarta terus dipercantik (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Omzet para pedagang kaki lima yang membuka lapak di kawasan sentra wisata belanja Malioboro, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meningkat sejak H+1 hingga H+4 Lebaran 2018.

"Kalau dibandingkan hari biasa penjualan naik 80 persen," ucap Ana, pedagang pakaian aneka batik di Malioboro, Yogyakarta, Selasa, 19 Juni 2018, dilansir Antara.

Ana yang selama Lebaran menjual dagangannya mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB itu rata-rata menjual dagangannya mencapai 72 potong per hari dari biasanya 40 potong per hari.

Meski demikian, menurut Ana, apabila dibandingkan Lebaran 2017, omzet penjualan Lebaran 2018 atau Idul Fitri 1439 Hijriah cenderung turun. Pada Lebaran tahun lalu, ia mengaku penjualan bisa mencapai empat kali lipat.

"Tahun lalu ramai sekali, bahkan sampai jam 03.00 (dini hari) pembeli masih banyak. Sekarang jam 12.00 malam sudah sepi," tutur dia yang menjual aneka batik mulai motif Yogyakarta, Solo, hingga Pekalongan dengan harga mulai Rp 35.000 hingga Rp 90.000 per potong.

Sementara itu, salah satu penjual makanan di trotoar sisi timur Malioboro, Triyanto mengaku mampu meraup penjualan hingga 100 persen dibanding hari biasa dengan harga penjualan yang rata-rata dinaikkan Rp 1.000 per porsi.

Penataan kawasan jalur pedestrian Malioboro oleh Pemerintah Provinsi DIY juga dinilai menjadi salah satu faktor pendorong penyebab terjadinya lonjakan penjualan dibandingkan dengan Lebaran tahun lalu.

"Ya gambarannya kalau (Lebaran) tahun lalu bisa menjual 50 porsi, sekarang bisa sampai 100 porsi per hari," kata pemilik warung tenda, Aulia, yang menjual ayam penyet serta bakso dan mi ayam ini.

Selain para pedagang kaki lima, para kusir andong atau kereta kuda khas Yogyakarta juga turut menikmati keuntungan dari ramainya kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro.

Salah satu kusir andong, Joko, mengaku dari biasanya hanya memperoleh satu hingga dua rombongan penumpang, selama Lebaran bisa mencapai empat hingga lima rombongan penumpang. Karena lalu lintas cukup padat, selama Lebaran 2018, ia menaikkan tarif Rp 200.000 sekali putaran dari biasanya Rp 100.000.

"Karena ini macet, waktu tempuh juga lama, maka tarif kami naikkan dari biasanya," kata Joko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya