Tata Cara dan Keistimewaan Salat Sunah Utaqa di Bulan Syawal

Tak hanya berpuasa enam hari di bulan Syawal, ibadah sunah lainnya adalah melakukan salat utaqa.

oleh firda suci fahrunnisa diperbarui 14 Jun 2019, 12:45 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2019, 12:45 WIB
[Bintang] Jangan Malas Lagi, Ini 6 Manfaat Gerakan Salat untuk Kesehatan
Ilustrasi salat tahajud (Foto: moslemforall.com)

Liputan6.com, Jakarta Bulan Syawal menjadi salah satu bulan yang istimewa, sebab umat muslim berlomba-lomba mendapatkan pahala dengan menjalankan ibadah sunah. Setelah berpuasa selama 30 hari, ibadah sunah dapat menjadi pelengkap ketidaksempurnaan ibadah wajib saat bulan Ramadan.

Selain menjalankan puasa sunah selama enam hari di bulan Syawal, terdapat ibadah salat sunah sebanyak delapan rakaat yang kemudian disebut dengan nama salat utaqa. Salat ini dinamai salat utaqa (salat pembebasan) karena Allah SWT akan membebaskan orang yang mengamalkan salat sunah ini dari utang dan akan memenuhi hajat mereka.

Dilansir dari nu online, salat sunah utaqa tidak terikat waktu karena dapat diamalkan pada tanggal berapa saja di bulan Syawal dan dapat dikerjakan siang atau malam. Salat sunah ini juga dapat dikerjakan dengan empat atau dua salam dengan ketentuan membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaatnya dan dilanjutkan membaca 15 kali surat Al-Ikhlash. Selesai salat delapan rakaat, kita membaca tasbih sebanyak 70 kali dan selawat sebanyak 70 kali.

Selain dapat membebaskan diri dari utang, keutamaan mengamalkan salat sunah utaqa adalah Allah senantiasa mengalirkan kebaikan dalam hati, diampuni dosa-dosanya, serta ditunjukkan penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Sebagaimana diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadits dalam kitabnya Al-Ghunyah juz dua:

حدثنا أبو نصر بن البناء عن والده قال: حدثنا أبوعبد الله الحسين بن عمر العلاف، قال: أخبرنا أبو القاسم القاضى قال: حدثنا محمد بن أحمد بن صديق قال: حدثنا يعقوب بن عبد الرحمن قال: أنبأنا أبو بكر أحمد بن خعفر المروزى، قال: حدثنا على ابن معروف قال: حدثنى محمد بن محمود قال: أخبرنا يحيى بن شبيب قال: حدثناحميد عن أنس رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ((من صلى فى شوال ثمان ركعات ليلا كان او نهارا يقراء فى كل ركعة بفاتحة الكتاب وخمس عشرة (قل هو الله أحد ...) فاذا فرغ من صلاته سبح سبعين مرة وصلى على النبي صلى الله عليه وسلم سبعين مرة، قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة الا أنبع الله له ينابيع الحكمة فى قلبه وأنطق به لسانه وأراه داء الدنيا ودواءها، والذى بعثنى بالحق من صلى هذه الصلاة كما وصفت لايرفع رأسه من أخر سجدة حتى يغفر الله له، وان مات مات شهيدا مغفورا له، و ما من عبد صلى هذه الصلاة فى السفر إلاسهل الله عليه السير والذهاب الى موضع مراده, وان كان مديونا قضى الله دينه، وان كان ذا حجة قضى الله حوائجه، والذى بعثنى بالحق ما من عبد يصلى هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل أية مخرفة فى الجنة قيل وما المخرفة يا رسول الله قال صلى الله عليه وسلم بساتين فى الجنة يسير الراكب فى ظل شجرة من أشجارها مائة سنة ثم لايقطعها))

"Diceritakan dari Anas radhiallahu anhu, dia berkata bahwasanya Rasulullah pernah bersabda, 'Barangsiapa salat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat, baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul quwallahu ahad–al-ikhlas--sebanyak lima belas kali; setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan selawat (allahumma shallli ‘ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi Dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan salat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, barangsiapa yang mendirikan salat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan salat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan salat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, 'Apakah makhrafah itu, ya Rasul?' Rasulullah menjawab, 'Makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebon penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun)'."

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya