Badan Keagamaan Turki Imbau Social Distancing Selama Puasa Ramadan

Badan keagamaan mengatakan selama puasa bulan Ramadan adalah tugas keagamaan yang tidak dapat ditunda karena pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 16 Apr 2020, 07:20 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2020, 07:20 WIB
Ilustrasi Turki (publicdomainpictures)
Ilustrasi Turki (publicdomainpictures)

Liputan6.com, Ankara - Badan Keagamaan Turki pada Selasa kemarin menyerukan social distancing atau pembatasan aktivitas sosial selama bulan suci Ramadan. Langkah tersebut untuk membendung penyebaran Virus Corona jenis baru.

Dalam sebuah pernyataan, Direktorat Urusan Agama Turki mengatakan: "Pertemuan berbuka puasa harus dihindari dengan saudara, tetangga, dan teman."

Badan keagamaan mengatakan selama puasa bulan Ramadan adalah tugas keagamaan yang tidak dapat ditunda karena pandemi Virus Corona COVID-19.

Mengutip para ahli, pernyataan itu menambahkan, puasa tidak membawa risiko bagi orang sehat.

Turki telah melaporkan 1.296 kematian akibat Virus Corona, dengan lebih dari 61.000 kasus dikonfirmasi, demikian dikutip dari laman aa.com.tr, Kamis (16/4/2020).

Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk menghentikan penyebarannya, termasuk penguncian nasional (lockdown) dan pendistribusian masker.

Virus Corona secara resmi dikenal sebagai COVID-19, telah menyebar ke 185 negara dan wilayah, menurut Johns Hopkins University yang berbasis di AS.

Korban kematian global dari Virus Corona jenis baru telah melampaui 120.400, dengan hampir 462.000 pemulihan. Selain itu, hampir 1,93 juta orang telah terinfeksi di seluruh dunia, data menunjukkan.

Simak video berikut ini:

Gratiskan Biaya Obat Pasien Corona COVID-19

Ilustrasi Turki
Ilustrasi Turki (AP/Lefteris Pitarakis)

Pemerintah Turki menggratiskan seluruh perawatan dan pengobatan pasien Virus Corona (COVID-19). Kebijakan ini juga diperluas agar bisa dinikmati masyarakat yang tak punya jaminan sosial.

Dilaporkan Daily Sabah, pemerintah Turki sebelumnya menggratiskan perawatan bagi orang-orang yang punya jaminan sosial saja. Regulasi baru akhirnya keluar untuk mengubah kebijakan tersebut.

Kementerian Kesehatan Turki bergerak cepat dalam melakukan pendeteksian Virus Corona. Hingga Senin kemarin, sudah ada 410 ribu orang yang dites.

Total kasus positif di Turki ada 61 ribu orang. Menteri Kesehatan Turki Dr. Fahrettin Koca mengatakan kasus positif bertambah karena gencarnya pendeteksian pemerintah.

Tiap hari, Menkes Koca rutin memberikan update di Twitter terkait jumlah pasien yang dites, kasus positif, meninggal, pasien perawatan intensif, dan pulih dari Virus Corona jenis baru. Data disajikan dengan jelas dan sederhana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya