Liputan6.com, Jakarta Salat sunah Idul Fitri adalah salat sunah muakad yang berpahala besar jika dilakukan. Pada salat Idul Fitri, bilal atau muazin kita tidak dianjurkan untuk mengumandangkan lafal azan dan lafal iqamah.
Akan tetapi, bilal atau muazin dianjurkan untuk menyeru dengan lantang “as-shalāta(u) jāmi‘ah.” الصَّلَاةَ جَامِعَةً
Advertisement
As-shalāta(u) jāmi‘ah. Ini berarti, “(Marilah) shalat Idul Fitri berjamaah.”
Advertisement
Dikutip dari islam.nu.or.id, bilal juga dapat menambahkan beberapa kata pada lafal seruan “as-shalāta(u) jāmi‘ah.”
Namun, lafal seruan setelah penambahan ini dapat berbeda-beda di masing-masing masjid dan musala. Salah satu seruan bilal pada salat Id adalah sebagai berikut:
الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ جَامِعَةً رَحِمَكُمُ اللهُ الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ... الصَّلَاةَ سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri jāmi‘ah rahimakumullāh.
As-shalāh… As-shalāh… As-shalāta(u) sunnatan li ‘īdil fithri lā ilāha illallāh.
Adapun keterangan terkait seruan bilal pada salat Idul Fitri dapat ditemukan pada Kitab Al-Muhadzdzab dan syarahnya Al-Majmu’ sebagai berikut: ولا يؤذن لها ولا يقام لما روى عن بن عباس رضي الله عنهما قال " شهدت العيد مع رسول الله صلي الله عليه وسلم ومع أبي بكر وعمر وعثمان رضي الله عنهم فكلهم صلى قبل الخطبة بغير اذان ولا اقامة " والسنة أن ينادى لها الصلاة جامعة لما روى عن الزهري أنه كان ينادى به
Artinya, “Pada salat Idul Fitri terdapat kumandang azan dan iqamah sebagaimana riwayat Ibnu Abbas RA ‘Aku menyaksikan shalat Id bersama Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar, dan Ustman RA. Mereka semua melakukan salat sebelum khotbah tanpa azan dan iqamah.’
Bilal dianjurkan untuk menyeru dengan ‘as-shalāta(u) jāmi‘ah’ sebagaimana riwayat Az-Zuhri RA bahwa ia diseru dengan kalimat demikian.” (Lihat Imam As-Syairazi, Al-Muhadzdzab dalam Kitab Al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab.