Liputan6.com, Jakarta Berada di balik jeruji besi menjadi momen bagi Tio Pakusadewo untuk memperbaiki diri. Dia memutuskan untuk hijrah.
Di dalam sel tahanan Tio Pakusadewo diajarkan mengaji oleh Ali Imron yang merupakan pria yang didakwa karena kasus bom Bali.
Baca Juga
Momen Tio Pakusadewo HijrahTio Pakusadewo berbincang dengan Jarwo Kwat. Jarwo mendoakan Tio Pakusadewo yang kini telah berhijrah agar istikamah.
Advertisement
"Sekarang beliau sudah hijrah loh," ucap Jarqo Kwat.
"Alhamdulillah," jawab Tio Pakusadewo.
"Semoga terus istiqomah ya Bang Tio ya," ucap Jarqo Kwat lagi.
"Amin amin," jawab Tio.
Tio Pakusadewo mengaku jika dirinya menangkap hidayah setelah tersandung kasus narkoba untuk kedua kalinya. Dia banyak mendapat pelajaran berharga selama berada di sel tahanan.
"Karena ada prinsip yang begini, semuanya akan berlalu. Jadi kemarin itu waktu di penjara yang kedua. Alhamdulillah begitu yang kedua ini, alhamdulillah bisa nangkep hidayahnya," katanya.
"Jadi pas keluar kebetulan ditawarin kerjaan di Para Pencari Tuhan nggak nyangka tuh ceritanya persis (dengan kehidupan nyata). Jadi ya udah mudah-mudahan istiqomah deh," imbuh Tio, dikutip dari Merdeka.com.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diajarkan Mengaji Oleh Ali Imron
Tio Pakusadewo mulai memperdalam llmu agama. Tio bahkan diajarkan mengaji oleh Ali Imron.
"Banyak sih belajar ngaji lagi disitu. itu yang ngajarin ngajinya Ali Imron, teroris bom Bali. Dia datang tuh ke ruangan sel tahanan saya. Dia yang nawarin 'masih ngaji nggak' dia bilang. Udah lupa gua bilang begitu kan. Cuma hurufnya masih inget Alif Ba Ta."
Cuman udah lupa deh banyak yang lupa. Saya ajarin mau ngga. Saya bilang boleh aja. Dia dateng tuh tiap Minggu, seminggu sekali. Tiap dia dateng gua ngumpet, gua tidur. Masih belum mau. Tapi lama-lama 'wah ini gigih'. Masa dia gigih kita engga kan," katanya.
"Dikasih Quran Mushaf sama dia, cuma hurufnya kecil kita engga bisa baca. Baru diajarin sama dia cara metodenya dia tapi keren sih metodenya. Jadi dari situ mulai. Dikasih mushaf yang lebih gede lagi. Nah dari situ mulai kita baca. Alhamdulillah inget lagi," ucapnya lagi.
Advertisement
Sempat dijauhi keluarga
Sosok Tio Pakusadewo dikenal sebagai aktor yang tersandung kasus narkoba. Pemilik nama lengkap Irwan Susetio Pakusadewo merupakan salah satu artis senior yang dua kali tertangkap karena menggunakan narkoba.
Aktor senior itu, dikutip Showbiz Liputan6, memang menjadi sorotan karena karena kasusnya itu. Sampai-sampai Tio harus menjalani rehabilitasi. Kini, Tio Pakusadewo buka-bukaan soal kehidupan kelamnya saat terjerat kasus narkoba.
Melalui acara yang dipandu oleh Feni Rose, aktor 57 tahun ini, mengungkapkan bahwa dirinya pernah dijauhi oleh keluarganya akibat kasus narkoba yang menjeratnya.
Setelah ditangkap untuk kedua kalinya akibat penggunaan narkoba jenis ganja, pemeran Erik dalam film Bilur-bilur Penyesalan mengungkapkan bahwa keluarganya sempat menjauhi. Setidaknya itu yang ia rasakan.
"Sempat menjauh atau tidak?" tanya Feni Rose, dikutip Trans TV Official.
"Kalaupun menjauh ya saya ngerti. Menjauh untuk waktu tertentu yang saya paham," jawab Tio.
Meski sempat membuat kecewa anak-anaknya, namun aktor yang pernah mendapat piala Citra tahun 1991 ini menjelaskan jika hubungannya dengan keluarga kini sudah membaik.
"Tapi sekarang sudah kembali normal," ucap Tio.
Lebih religius
Tio Pakusadewo berubah menjadi lebih religius. Aktor berusia 58 tahun ini terang-terangan menyebut dirinya sudah hijrah dari ketergantungan terhadap obat-obatan terlarang.
Narkoba pernah mengirim bintang film Identitas dan Alangkah Lucunya (Negeri Ini) ke penjara dua kali. Tak ingin terjerat dalam pusara narkoba, Tio Pakusadewo memperbaiki kualitas hidup dengan mendekatkan diri kepada Tuhan.
"Karena ada prinsip yang begini: semuanya akan berlalu. Jadi kemarin itu waktu dipenjara yang kedua alhamdulillah bisa nangkap hidayahnya deh," kata Tio Pakusadewo.
Ia tak mengumbar soal proses hijrah yang diyakini membawanya ke arah yang lebih baik. Namun dari lubuk hati, Tio Pakusadewo sudah menemukan jalan hidup sebenarnya. "Mudah-mudahan istikamah (dalam berhijrah) deh," tutur aktor peraih dua Piala Citra ini.
Berkat dukungan sesama napi di rutan, ia bisa menemukan jalan hidupnya lagi.
"Penjelasan yang paling logis begini, cuma dari tempat yang gelap kita bisa lihat terang yang sebenarnya. Istilahnya kalau penjara kan tempat gelap," aktor kelahiran Jakarta, 2 September 1963, ini menguraikan.
Tio Pakusadewo mendapat bantuan spiritual dari rekannya sesama napi saat berada di rutan. Tak disangka, ia bertemu dengan Ali Imron, terpidana seumur hidup kasus bom Bali.
Tak cuma rutin mengaji, Ali Imron membuat Tio Pakusadewo terbiasa mengerjakan salat sunah. "Di situ juga mulai tahajud, kalau di luar mana pernah tahajud sampai 11 rakaat. Cuma di situ doang tuh (penjara) kemarin dapat beberapa kali," dia memungkasi.
Advertisement