Kumpulan Puisi Islami, Renungan Penyejuk Hati

Puisi islami pada dasarnya hampir sama dengan puisi pada umumnya. Namun dalam puisi islami perbedaan terletak pada penggunaan temanya

oleh Putry Damayanty diperbarui 17 Feb 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2023, 22:30 WIB
Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan dan histori sastra Islam tidak terlepas dari perkembangan sastra Arab. Sebelum abad ke 20 kesusastraan Arab didominasi oleh puisi.

Puisi memuat gagasan, pikiran, perasaan, pesan, maupun imajinasi dari sang penyair sendiri. Biasanya, puisi dibuat dengan bahasa yang indah, puitis, serta terikat pada irama. 

Begitupun dengan puisi islami yang pada dasarnya hampir sama dengan puisi pada umumnya. Namun dalam puisi islami perbedaan terletak pada penggunaan temanya

Selain itu, puisi islami sangat banyak dibaca di berbagai kalangan, disebabkan karena puisi ini bisa dikonsumsi oleh semua kalangan usia. Sebagian besar puisi islami bertujuan agar kita selalu mengingat Tuhan yang Maha Esa.

Mengutip dari berbagai sumber, berikut ini merupakan kumpulan puisi islami.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Di Halaman Mushola

Ada mega merah dadu di halaman mushola.

Bulan sipit mengernyit.

Anak-anak TPA mengayuh angin, mengejar Alif ba ta. 

Ada mega merah dadu di halaman mushola. 

Bulan jelalatan, matanya mengerling nakal. 

Anak-anak TPA berlari riang, sebentar lagi petang datang. 

Ada mega merah dadu di halaman mushola. 

Adzan berkumandang. 

Tepat saat setan duduk di sampingku, padahal aku usai berwudhu. 

Gembongan, 2020

Kebesaran Tuhan (Allah SWT)

Di tengah berlumurnya dosa

Di tengah setumpuk masalah dalam hidup

Di tengah gersang hatiku

Di tengah perbuatan dosa yang ku lakukan

 

Ku tersadar akan khilaf ku

Ku memohon ampunan-Mu

Atas dosa-dosa yang telah ku perbuat

Yang membuat gelisah hatiku

 

Kau telah tunjukkan jalan lurus-Mu

Kau telah memberiku jalan menuju surga-Mu

Kau berikan rahmat dan kasih sayang-Mu

Itu semua karena kebesaran-Mu

 

Entah kapan ajal akan menjemputku

Hanya engkau yang Maha Tahu

Dari segala yang akan terjadi pada hamba-Mu

Di sisa hidup ku, terimalah do’a ku

 

Aku memang orang yang hina

Aku orang yang tak pantas memohon doa pada-Mu

Tapi, hanya pada-Mu tempat meminta

Memohon ampunan atas segala dosa

 

Aku juga orang yang tak pantas menghuni surga

Tapi aku takut pada Neraka

Karena itu aku berdoa

Meminta kebesaran-Mu agar menghapus dosa

 

Duhai Tuhanku…..

Ampunilah segala dosa ku

Hapuskanlah dosa ku

Berikan kasih sayang atas kebesaran-Mu

Ibu

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

 

Ibu...

Pernah aku merajuk

Katanya aku manja

Pernah aku melawan

Katanya aku degil

Pernah aku menangis

Katanya aku lemah

 

Ibu...

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat

dan bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

 

Namun...

Tidak pernah aku lihat air mata dukamu

Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu...

 

Ibu...

Aku sayang padamu...

Tuhanku....

Aku bermohon pada-Mu

Sejahterakanlah dia

Selamanya...

 

 

Renungan Fajar dan Sepertiga Malam

Renungan Fajar

kala fajar tiba 

saat terbitnya sang surya 

kan membawa banyak penghidupan 

kan mewujudkan beribu ribu harapan 

disebelah timur sana 

kau tampakkan cahya 

namun tak ada yang menyadarinya 

bahkan hanya sedikit saja

  

Sepertiga Malam Untukmu

Embun malam membangunkanku 

Kicauan burung membuat risau hatiku 

Aku telah terlumuri dosa-dosaku 

Kegundahan terasa pada diriku 

 

Tuhanku 

Aku telah terlumuri dosaku 

Aku ingin sepertiga malam untukmu 

Mengampuniku 

Atas dosaku 

Merasakan maha pengampunmu 

Demi menebus dosaku 

Maafkanlah aku

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya