Dubes Mohammad Azad Baca Puisi Berbahasa Indonesia di HUT ke 44 Iran

Duta Besar Iran Mohammad Azad membacakan puisi saat merayakan HUT ke 44 Iran di Jakarta pada Jumat (10/2/2023).

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Feb 2023, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2023, 01:44 WIB
Duta Besar Iran Mohammad Azad membacakan puisi saat merayakan HUT ke 44 Iran di Jakarta pada Jumat (10/2/2023).  Puisi tersebut diberi judul Suara yang Akrab (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)
Duta Besar Iran Mohammad Azad membacakan puisi saat merayakan HUT ke 44 Iran di Jakarta pada Jumat (10/2/2023). Puisi tersebut diberi judul Suara yang Akrab (Liputan6.com/Teddy Tri Setio Berty)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar (Dubes) Iran untuk Republik Indonesia Mohammad Azad membacakan puisi berbahasa Indonesia dalam perayaan HUT ke 44 Iran di Jakarta pada Jumat (10/2/2023).

Puisi tersebut diberi judul Suara yang Akrab.

 

Dalam perjalanan sejarah yang penuh pasang dan surut

Jalur rempah, jalur sutera

Kudengar dengan cinta mencari suara yang akrab

Nakhoda, Balabab, Zirbad, Bandar, Syah Bandar

 

Kyai, Ustaz, Menara, Masjid, Sarband

Ku mencari jejak

Tali persaudaraan akar perdagangan

Ku dengan cinta mencari suara yang akrab

 

Pasar, Saudagar, Gandum, Kismis, Anggur

Istana, Syah, Wazir Dewan, Pahlawan

Ku mencari filosofi cipta oleh Sang Pencipta

Beragam bahasa, suku dan warna

 

Rahasia yang indah untuk mengenal dan kasih

Kerja sama dan interaksi

Iran, Persia.. Ratusan tahun hubungan

Indonesia, Jawa, Aceh... Ratusan tahun persaudaraan

 

Ku berdoa dan bersaksi

Untuk kisah kasih

Indonesia dan Iran

Terkasih

 

Menurut Dubes Mohammad Azad, dalam puisi tersebut, poin penting yang ditekankan adalah menilik filosofi eksistensi dan penciptaan, yaitu penciptaan semua jenis manusia, bahasa, dan warna kulit oleh Tuhan Yang Maha Esa.

"Terutama untuk saling mengenal, berinteraksi, bekerja sama dan untuk menciptakan masyarakat yang penuh kedamaian, keamanan dan kemakmuran," ujar Dubes Mohammad Azad.

"Berbekal pandangan ini dan pendekatan historis serta pepatah Indonesia 'Tak Kenal Maka tak Sayang' hubungan antar kedua bangsa, Iran dan Indonesia dalam berbagi area dan saling menghormati , bebas dari kolonialisme dan berbagi nilai-nilai komersial, politik dan budaya telah membawa peningkatan pertumbuhan dan perkembangan kedua masyarakat ini; Iran di Asia Barat dan Indonesia di Asia Timur."

 

Dubes Azad: Hubungan Iran-Indonesia Penting untuk Kawasan, Sudah Diakui Intelektual

Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad.
Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad, dalam peringatan 43 tahun kemenangan Revolusi Islam dan Hari Nasional Republik Islam Iran. (Screen Grab)

Tahun lalu Dubes Mohammad Azad mengatakan bahwa hubungan Iran dan Indonesia sudah mengakar, setidaknya dapat dibuktikan melalui kacamata linguistik. Perjalanan sejarah dalam hubungan resmi kedua negara konon sejak tahun 1950, yang kini memasuki tahun ke-71, sepatutnya menunjukkan perkembangan dan pendalaman hubungan dalam keseluruhan yang berbeda yaitu dimensi politik, ekonomi dan budaya.

Melalui kunjungan resmi pejabat tinggi kedua negara dan pengambilan keputusan strategis untuk pengembangan hubungan, di antaranya adalah kunjungan Dr. Rouhani Presiden Republik Islam Iran pada tahun 2015 dan lawatan Joko Widodo ke Iran pada tahun 2016, mengungkapkan tekad politik yang kuat dari kedua negara.

"Di bidang internasional, kedua negara saling mendukung dalam berbagai wacana seperti Hak Asasi Manusia yang telah dimanipulasi sebagai sarana politik oleh negara-negara tertentu atau atas JCPOA ketika kekuatan tertentu bermaksud memaksakan tuntutan mereka; sebuah tolak ukur yang sangat dihargai," kata Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Azad, pada peringatan 43rd anniversary of the victory of the Islamic Revolution and the National Day of the Islamic Republic of Iran (43 tahun kemenangan Revolusi Islam dan Hari Nasional Republik Islam Iran) yang digelar secara virtual melalui akun Youtube IraninIndonesia111 pada Jumat 11 Februari 2022.

Hal lain yang disorot Dubes Mohammad Azad adalah kerja sama dengan Indonesia di bidang ekonomi, pertukaran delegasi kedua negara, khususnya di masa pandemi COVID-19. Hal tersebut, menurutnya, menunjukkan minat kedua negara untuk melakukan kerja sama perdagangan khususnya di bidang kesehatan dan penanggulangan COVID-19 dan variannya.

"Berkaitan dengan hal itu, kontak presiden kedua negara dan kesediaan untuk bertukar pengalaman dalam penanganan COVID-19 telah mempercepat kerja sama kedua negara tersebut,' tutur Dubes Azad.

Ia juga memaparkan bahwa hubungan perdagangan antara kedua negara meningkat dari $142 juta pada 2019 menjadi $216 juta pada 2020, meskipun resesi selama pandemi COVID-19; yang menunjukkan dua kali lipat dari total volume perdagangan kedua negara. Menurut statistik tahun 2021, angka perdagangan ini kira-kira telah naik; menandai kegiatan yang layak dari sektor swasta kedua negara dan minat dalam mengembangkan hubungan.

Di bidang budaya, sambung Dubes Azad, departemen universitas dan di tingkat pemerintahan, kementerian terkait kedua negara sedang bernegosiasi untuk menyelesaikan "program pertukaran budaya" kedua negara dalam rangka untuk mengadakan upacara pada kesempatan yang berbeda yaitu menghormati intelektual dan penyair, serta partisipasi siswa dalam berbagai kesempatan seperti Olimpiade, kompetisi olahraga, dan lain-lain. Hal yang menunjukkan kerjasama yang baik dalam kesamaan kedua negara.

Diplomasi makanan dan penyajian berbagai hidangan Iran dalam wawancara dengan Televisi Nasional Indonesia beberapa bulan lalu adalah contoh lain dari kerjasama people-to-people.

Di Bawah Pemerintahan ke-13

Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad.
Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Iran saat ini berada di bawah pemerintah ke-13 yang mulai beroperasi pada tahun 2021.

Pendekatan kebijakan luar negeri pemerintah ke-13 yang dipimpin oleh Dr. Raisi, Presiden Republik Islam Iran, didasarkan pada tiga prinsip kebijaksanaan, martabat, dan kemanfaatan, yang merupakan kebijakan yang seimbang, aktif, dan cerdas. Bergantung pada kebijakan ini, salah satu prioritas utama Republik Islam Iran adalah untuk berinteraksi secara aktif dengan tetangganya dan kemudian menempatkan benua Asia dalam prioritasnya; karena abad ke-21 adalah abad Asia dan munculnya kekuatan ekonomi yang baru muncul menciptakan peluang baru bagi Asia dan dunia.

Kedua prioritas ini hampir tidak menyampaikan gagasan untuk mengabaikan negara-negara lain atau lembaga-lembaga regional di seluruh dunia, untuk selanjutnya di semua wilayah, semua negara, dengan prioritasnya, dan lembaga-lembaga regional telah diperhatikan dan tentunya Diplomasi Ekonomi dalam kasus ini akan diaktifkan.

Kebijakan yang seimbang adalah hubungan simultan dengan Barat dan Timur, namun memanfaatkan penggunaan yang cerdas dari semua alat kekuatan nasional dan kehadiran aktif di panggung dunia dengan berbagai rencana dan inisiatifnya. Republik Islam Iran, sebagai aktor rasional, memberikan keamanan, dan ini bukan taktik tetapi strategi.

"Kami mengejar keamanan maksimum serta kerjasama maksimum dalam pengembangan kawasan Teluk Persia dan kami menawarkan bantuan kami di wilayah lain," ucap Dubes Azad.

"Pada akhirnya, saya ingin menegaskan kembali bahwa hubungan antara Iran dan Indonesia sangat penting. Kedua negara ini memiliki sikap yang efektif dan penting di kawasan mereka di Asia Timur dan Asia Barat, yang dari segi geostrategis, pentingnya kawasan ini dalam perkembangan abad ke-21 diakui oleh para intelektual hubungan internasional dan politik."

"Saya berharap perkembangan lebih lanjut antara hubungan Iran-Indonesia di semua bidang politik, ekonomi dan budaya akan terjadi," pungkas Dubes Azad.

Infografis Dampak Global Konflik AS Vs Iran
Infografis Dampak Global Konflik AS Vs Iran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya