Liputan6.com, Jakarta - Momentum Idul Adha saatnya panen bagi pelaku usaha peternakan, baik sapi, unta, kambing, maupun domba. Seolah-olah keuntungannya berlipat-lipat jika melihat jumlah nominalnya.
Padahal bagi pelaku usaha peternakan sapi, mahalnya harga sapi menjelang Idul Adha semacam ini bukan momentum menaikkan harga tanpa alasan, banyak faktor yang memengaruhinya.
Pelaku usaha peternakan Banjarnegara Arif Hidayat menjelaskan, alasan utama kenapa harga sapi kurban lebih mahal. Karena sapi kurban yang memenuhi syarat sah kurban dibutuhkan dalam waktu yang bersamaan. Sehingga menyebabkan kelangkaan sapi kurban dalam waktu yang bersama, hal ini menyebabkan hukum ekonomi berlaku apabila permintaan lebih besar daripada stok barang maka harga akan naik.
Advertisement
"Alasan utama karena populasi yang sedikit permintaan tinggi," katanya Kamis (22/6/2023)
Selain itu, perawatan sapi kurban perlu penanganan yang sedikit berbeda yang membuat harga sapi kurban menjadi lebih mahal daripada harga sapi potong. Berikut penjabarannya,
Sapi kurban dirawat dengan pakan bernutrisi tinggi dan juga perawatan sapi lebih eksklusif. Di mana selain diberikan pakan sapi juga rutin dimandikan diberikan obat cacing multivitamin dan perlakuan khusus lainnya seperti berolahraga dan jalan-jalan. Tujuannya agar sapi jalan dan tidak stres.
Baca Juga
Sapi kurban memiliki ciri fisik yang sempurna karena sapi kurban memang dikhususkan untuk ritual keagamaan. Sehingga dari seluruh jumlah koloni sapi yang mendekati sempurna bahkan sempurna tentu jumlahnya tidaklah banyak itulah yang menyebabkan sapi kurban sangat spesial dari segi fisik dan harganya. Berbeda dengan sapi potong, sapi kurban tidak boleh memiliki cacat sedikitpun di tubuhnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Tips Singkat Memilih Hewan Kurban
Arif Hidayat juga menyebut soal mahalnya harga sapi yang menjadi hewan kurban para artis yang berbobot di atas 800 kg, selain memenuhi syarat sah kurban terkadang juga ada sisi gengsinya, atau prestis karena dari kalangan artis dan pejabat negara yang membeli sapi sapi tersebut.
"Kalau yang harganya tinggi dengan bobot 800 kg ke atas jelas lebih mahal, ada faktor prestis, atau gengsi di kalangan artis dan pejabat. Faktor mahalnya hewan ini jelas karena perawatan yang tidak sebentar, butuh waktu banyak untuk menghasilkan sapi dengan bobot seperti itu," tandas Arif Hidayat.
Sementara mengutip muhammadiyah.or.id berikut tips memilih hewan ternak untuk berkurban. Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Supratikno membagikan tips dan cara memilih hewan ternak yang sehat untuk kurban. Menurutnya, hewan kurban yang sehat memiliki ciri aktif seperti bergerak, saling menaiki, nafsu makan baik, rambut atau bulu tidak kusam, cermin hidung basah, mata bersinar, mulut, hidung dan anus bersih.
Hewan kurban yang sehat biasanya juga memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Untuk mengetahui hewan kurban sehat, setidaknya ada beberapa, diantaranya, hewan dilihat dari sisi kanan, kiri depan dan belakang untuk melihat kondisi fisiknya. Sebelum membeli hewan, pembeli dapat meminta pedagang untuk menjalankan hewan yang mau dibeli.
Perlu memeriksa kaki dan kuku hewan kurban. Memberikan pakan pada hewan, dan memeriksa secara seksama lubang tubuh dan mata. Memeriksa cermin hidung, apabila kering maka menunjukkan hewat tersebut sakit atau demam. Syarat hewan kurban berikutnya adalah tidak cacat.
Advertisement
Imbauan MUI Mencegah Penularan Wabah PMK
10 Imbauan MUI Mencegah Penularan Wabah PMK
Guna melakukan pencegahan penularan wabah PMK, MUI memberikan 10 imbauan, antara lain:
1. Muslim yang akan berkurban dan penjual hewan kurban wajib memastikan hewan yang akan dijadikan hewan kurban memenuhi syarat sah, khususnya dari sisi kesehatan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Umat Islam yang melaksanakan kurban tidak harus menyembelih sendiri dan atau menyaksikan langsung proses penyembelihan.
3. Muslim yang menjadi panitia kurban dan tenaga kesehatan perlu mengawasi kondisi kesehatan hewan dan proses pemotongan serta penanganan daging, jeroan, dan limbah.
4. Dalam hal terdapat pembatasan pergerakan ternak dari daerah wabah PMK ke daerah lain yang menyebabkan kurangnya stok, maka umat Islam yang hendak berkurban:
Dapat berkurban di daerah sentra ternak baik secara langsung maupun tidak langsung dengan mewakilkan (tawkil) kepada orang lain. Berkurban melalui lembaga sosial keagamaan yang menyelenggarakan program pemotongan hewan kurban dari sentra ternak.
5. Lembaga Sosial Keagamaan yang memfasilitasi pelaksanaan kurban dan pengelolaan dagingnya agar meningkatkan sosialisasi dan menyiapkan layanan kurban dengan menjembatani calon pekurban dengan penyedia hewan kurban.
6. Daging kurban dapat didistribusikan ke daerah yang membutuhkan dalam bentuk daging segar atau daging olahan.
7. Panitia kurban dan lembaga sosial yang bergerak di bidang pelayanan ibadah kurban diwajibkan menerapkan prinsip kebersihan dan kesehatan (higiene sanitasi) untuk mencegah penyebaran virus PMK secara lebih luas.
8. Pemerintah wajib menjamin ketersediaan hewan kurban yang sehat dan memenuhi syarat untuk dijadikan kurban bagi masyarakat muslim. Namun, bersamaan dengan itu Pemerintah wajib melakukan langkah pencegahan agar wabah PMK dapat dikendalikan dan tidak meluas penularannya.
9. Pemerintah wajib memberikan pendampingan dalam penyediaan, penjualan, dan pemeliharaan hewan kurban untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan hewan kurban.
10. Pemerintah wajib mendukung ketersediaan sarana prasarana untuk pelaksanaan penyembelihan hewan kurban melalui rumah potong hewan (RPH) sesuai dengan fatwa MUI tentang standar penyembelihan halal agar penyebaran virus PMK dapat dicegah semaksimal mungkin.populasi menurun
Demikian mengenai alasan kenapa harga sapi kurban lebih mahal dan beberapa tips memilih hewan kurban yang ideal.
Penulis: Nugroho Purbo