Menag Minta Jemaah Haji Lansia dan Risti Diprioritaskan Tanazul

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya memprioritaskan jemaah haji lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) untuk segera dipulangkan ke Tanah Air.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 07 Jul 2023, 05:38 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2023, 05:38 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah saat hendak kembali ke Tanah Air, Kamis (6/7/2023). (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah saat hendak kembali ke Tanah Air, Kamis (6/7/2023). (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya memprioritaskan jemaah haji lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) untuk segera dipulangkan ke Tanah Air.

Pemulangan dilakukan melalui skema tanazul atau mutasi dari kelompok terbang (kloter) asal ke kloter lain.

"Kita perintahkan untuk memprioritaskan jemaah yang risti lansia bisa dipulangkan lebih dulu atau tanazul," ujar Menag Yaqut di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah saat hendak kembali ke Tanah Air, Kamis (6/7/2023).

Menurut Menag, layanan tanazul ini sangat baik diberikan kepada jemaah haji lansia dan risti dengan alasan untuk menjaga kesehatan mereka. Sehingga jemaah lansia dan risti ini tidak perlu menunggu terlalu lama jadwal kepulangan setelah selesai melaksanakan ibadah haji.

"Karena kita tahu di sini cuacanya sangat ekstrem dan berbeda dengan situasi di Indonesia," kata Menag Yaqut.

Menteri yang akrab disapa Gus Men ini memastikan, jemaah haji lansia dan risti yang ditanazulkan tetap akan mendapatkan perhatian dari petugas kloter dan kesehatan di pesawat. Kendati mereka dipulangkan bersama kloter lain, namun masih satu embarkasi yang sama. Sehingga pihak keluarga jemaah tidak perlu khawatir.

"Jadi saya kira tak perlu dikhawatirkan, keluarga di rumah tak perlu khawatir, didoakan saja supaya jemaah yang nanti akan kita bawa pulang terlebih dulu sehat dan selamat di Tanah Air," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas.

KKHI Siapkan Skema Tanazul dan Evakuasi Jemaah Sakit

Tangis Haru Sambut Kepulangan 100 Jemaah Haji Kloter 20 Asal Kota Batu
Seluruh jemaah haji Kloter 20 Asal Kota Batu pulang dengan selamat. Mereka tiba pada Sabtu, 20 Juli 2022 dan disambut para sanak familinya 

Sebelumnya, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah menyiapkan dua skema pemulangan jemaah yang sakit. Pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang pertama dilaksanakan secara bertahap melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada tanggal 4 hingga 18 Juli 2023.

"Pada masa pemulangan jemaah haji gelombang pertama ini, kami memberikan layanan evakuasi dan tanazul untuk jemaah haji sakit yang dirawat di KKHI, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS), dan di kloter," ujar Kepala KKHI Makkah Edi Supriyatna, Selasa (4/7/2023).

Dalam proses kepulangan, jemaah haji yang tidak dapat diangkut dengan bus bersama kloternya akan dievakuasi menggunakan ambulans dari hotelnya di Makkah ke Bandara Jeddah. Hal ini agar jemaah tersebut tetap bisa berangkat pulang bersama kloternya.

Selain itu, KKHI Makkah juga melayani tanazul yaitu pemulangan jemaah haji melalui kloter yang berbeda dengan kloter keberangkatan karena alasan sakit.

Tanazul diberikan hanya kepada jemaah sakit yang memenuhi kriteria laik terbang. Jemaah haji sakit dapat dilaksanakan tanazul lebih awal atau kepulangannya tidak bersama kloternya atas pertimbangan kesehatan.

Jemaah haji yang mendapatkan prioritas untuk layanan evakuasi dan tanazul adalah jemaah haji sakit yang sesuai dengan kriteria yang ada. Adapun kriteria tanazul adalah sebagai berikut:

1. Kesadaran baik;

2. Hemodinamik stabil (Mean Arterial Pressure > 65 mmHg);

3. Saturasi oksigen > 92 persen;

4. Transportable (Saat dilakukan tanazul tidak memperberat kondisi fisik, menimbulkan kecacatan, dan mengancam keselamatan jemaah haji sakit, serta tidak mengidap penyakit menular atau infeksius); dan

5. Tidak dalam krisis hipertensi.

Dokter Edi mengungkapkan, pihaknya telah membentuk tim evakuasi tanazul yang bertugas untuk mengidentifikasi jemaah haji sakit untuk diusulkan dalam program tersebut.

"Tugasnya untuk melakukan identifikasi jemaah haji yang sakit untuk diusulkan dalam program tanazul, kemudian koordinasi dan penjadwalan evakuasi, maupun tanazul untuk jemaah haji sakit tersebut," katanya.

Mendekati masa jadwal kepulangan kloternya, jemaah haji sakit yang dirawat di KKHI Makkah, RSAS, dan di kloter akan diseleksi terlebih dulu oleh dokter spesialis atau dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) terkait penyakitnya.

"Jemaah haji ini akan dilihat kondisinya apakah bisa ikut pulang bersama kloter atau tanazul bersama kloter lain," kata Edi.

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa setelah mendapatkan rekomendasi dari DPJP, tim evakuasi tanazul KKHI Makkah akan menghubungi kloter asal jemaah haji supaya melengkapi dokumen tanazul seperti rekam medis, surat pernyataan, dan rekam jejak ibadah haji.

Dokumen ini penting karena menunjukkan jemaah haji sakit siap untuk dilakukan tanazul dan dititipkan bersama kloter lain. Dokumen ini juga perlu diketahui oleh ketua kloter dan beberapa saksi lainnya. Setelah dokumen tersebut ada, proses akan dilanjutkan oleh bagian layanan kepulangan.

Jemaah haji sakit yang dilakukan evakuasi maupun tanazul, akan mendapatkan perawatan dan stabilisasi sebelum diterbangkan ke Tanah Air. Penanganan tersebut akan dilakukan di pos kesehatan Bandara Jeddah.

 

Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Cara Dapatkan Asuransi Jiwa dan Kecelakaan Jemaah Haji Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya