Hujan Asam Melanda Sejumlah Wilayah di Indonesia, Benarkah Tanda Kiamat?

Hujan asam sifatnya merusak tanaman. Sebab zat asam yang turun bersama air ke bumi jika mengenai tanaman maka akan layu dan mati. Lalu benarkah hujan asam ini sebagai salah satu tanda kiamat?

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Okt 2023, 13:31 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 14:30 WIB
Dampak Negatif Hujan Asam
Ilustrasi Hujan Asam Credit: pexels.com/Jack

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu tanda kiamat ialah turunnya hujan yang tidak memberikan manfaat apapun. Justru sebaliknya menimbulkan kemadlaratan yang besar bagi kehidupan manusia.

Karakteristik hujan yang dapat merusak yang pernah terjadi ialah hujan asam. Kandungan senyawa kimia yang bereaksi di udara ini merupakan hasil pembakaran dari bahan bakar fosil berupa batu bara dan minyak.

Beberapa waktu yang lalu, hujan asam pernah melanda Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera, Kalimantan, Bandung, Jakarta, dan masih banyak lagi.

Hujan asam merupakan hujan yang mempunyai kadar keasaman dengan pH di bawah 5,6. Hujan asam memiliki kadar air hujan yang jauh lebih asam dibandingkan air hujan biasa.

Air pada hujan asam akan meningkatkan keasaman tanah dan air permukaan, bukan hanya berbahaya bagi tanaman saja, melainkan berbahaya bagi mahluk hidup lainnya bahkan juga manusia. Lalu benarkah hujan asam pertanda kiamat?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Karakteristik Hujan yang Merupakan Tanda Kiamat

Penyebab Hujan Asam
Ilustrasi Hujan Asam Credit: pexels.com/Sitthan

Mengenai karakteristik hujan yang merupakan salah satu tanda dari beberapa tanda datangnya hari kiamat sebagaimana diriwayatkan Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُمْطَرَ النَّاسُ مَطَرًا عَامًّا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا

“Kiamat Tidak akan tiba hingga manusia dihujani dengan hujan secara merata, tetapi bumi tidak menumbuhkan sesuatu.” (HR Ahmad) 

Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga menginformasikan hal yang sama, yakni turunnya hujan yang tidak memberikan manfaat bagi manusa, namun sebaliknya mengakibatkan paceklik.

لَيْسَتِ السَّنَةُ بِأَنْ لاَ تُمْطَـرُوا وَلَكِنَّ السَّنَةَ أَنْ تُمْطَرُوا وَتُمْطَرُوا وَلاَ تُنْبِتُ اْلأَرْضُ شَيْئًا

“Paceklik (kemarau) itu bukan kalian tidak diberi hujan, melainkan paceklik adalah kalian diberi hujan dan hujan, tapi bumi tidak menumbuhkan apa pun.” (HR. Imam Muslim dan Imam al-Baihaqi)

Berdasarkan informasi hadis di atas, karakteristik hujan yang merupakan tanda datangnya hari kiamat ialah hujan yang menyebabkan manusia mengalami paceklik. Sebab hujan ini sifatnya justru dapat merusak dan mamatikan tanaman.


Benarkah Hujan Asam Merupakan Tanda Kiamat?

Hujan Asam
Ilustrasi Hujan Asam Credit: pexels.com/Jonathan

Berdasarkan informasi di atas, maka hujan yang dapat merusak yang saat ini telah terjadi ialah hujan asam. Proses terjadinya senyawa asam yang menimbulkan hujan asam ini sebagaimana mengutip dari laman raudhan.ac.id ini yakni jika seseorang melakukan pembakaran dengan energi fosil berupa batubara dan minyak.

Dari sini kemudian akan keluar emisi SO, partikal, dan nitrogen oksida. SO2 dan NO. Jika gas-gas tersebut bereaksi di udara, maka terbentuklah polutan sekunder seperti NO2, asam nitrat, butiran asam sulfat dan garam nitrat serta garam sulfat.

Polutan yang jatuh ke bumi akan menjadi hujan asam, embun asam, dan partikel asam. Betapa menakjubkannya ketika peristiwa alam yang hanya bisa dideteksi dengan sains dan teknologi modern itu ternyata telah dinubuwatkan sejak 15 abad yang silam.

Memang bahasa hujan asam tidak dikenal di kalangan sahabat, Rasulullah SAW hanya menjelaskan tentang adanya hujan yang memiliki dampak merusak atau tidak memberi banyak manfaat bagi manusia.

Dengan demikian hujan asam dengan daya rusaknya terhadap tumbuhan, hewan bahkan manusia ini boleh jadi merupakan salah satu tanda-tanda kiamat. Wallahu A’lam.

 

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya