Piala Dunia U-17 2023 dan Kisah Waliyullah yang Suka Bermain Sepak Bola

Dalam perhelatan akbar Piala Dunia U-17 2023 kali ini Indonesia memperoleh berkah menjadi tuan rumah dalam even sepak bola berkelas Internasional ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Nov 2023, 20:30 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2023, 20:30 WIB
Piala Dunia U-17 - ilustrasi Piala Dunia U-17 2023 Indonesia
Piala Dunia U-17 - ilustrasi Piala Dunia U-17 2023 Indonesia (Bola.com/Erisa Febri)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam perhelatan akbar Piala Dunia U-17 2023 kali ini Indonesia memperoleh berkah menjadi tuan rumah dalam even sepak bola berkelas Internasional ini.

Selain menjadi tuan rumah, Indonesia juga turut serta dalam kompetisi sepak bola paling bergengsi tahun ini.

Indonesia untuk kali pertama mengikuti dan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17. Sebelumnya Indonesia juga turut serta ambil bagian pada turnamen sepak bola FIFA.

Sejarah mencatat, Indonesia pernah mengikuti Piala Dunia 1938 ketika masih bernama Hindia Belanda. Indonesia juga sempat mengikuti Piala Dunia U-20 pada tahun 1979.

Terlepas dari kemeriahan pagelaran sepak bola kelas dunia ini, ternyata ada waliyullah yang suka bermain sepak bola. Simak kisahnya berikut ini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Kisah Wali yang Suka Main Sepak Bola

Ilustasi Waliyullah (Tangkap Layar YouTube  Maiora Media / Khazim Mahrur)
Ilustasi Waliyullah (Tangkap Layar YouTube Maiora Media / Khazim Mahrur)

KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa dengan Gus Baha mengisahkan waliyullah yang gemar bermain sepak bola.

“Saya pernah membaca di kitab karangannya Imam Sya'roni, berjudul Al-Minan Al-Kubro. Imam Sya'roni itu wali kelas berat dan dia berkali-kali dipermalukan oleh wali-wali lain. Dia pernah bertemu orang bercelana pendek sedang bermain bola di pantai,” cerita Gus Baha sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Konten Aswaja An-Nahdliyyah, Jumat (10/11).

Gus Baha lebih lanjut mengisahkan keheranan dan keingkaran Imam Sya’roni terhadap perilaku beberapa orang yang sedang bermain bola di tepi pantai dengan hanya mengenakan celana pendek.

“Imam Sya'roni yang terkenal itu lho juga terkenal pengarang kitab Manaqib. Manaqib Syekh Abdul Qodir itu dikarang oleh Imam Al-Barzanji dan beliau merujuk kitab Manaqib yang dikarang oleh Imam Sya'roni. Tapi, ini jangan ditiru, orang-orang itu bercelana pendek. Mungkin pendeknya cuma selutut. Beliau (Imam Sya'roni) ingkar, "orang sore-sore kok memakai celana pendek, main bola di pantai!" kata Gus Baha.


Wali Abdal

Ilustrasi doa, zikir, muslim
Ilustrasi doa, zikir, muslim. (Photo by Thirdman on Pexels)

Kemudian, setelah sampai rumah, Imam Sya’roni ditegur oleh seorang yang tengah duduk di kursi. Anehnya lagi kursi yang ia duduki itu berada di antara langit dan bumi.

“Ternyata ketika beliau pulang, beliau melihat orang yang duduk di kursi di antara langit dan bumi. Beliaupun dipanggil: "Wahai Sya'roni, apakah kamu tidak malu denganku? Yang tadi bermain sepak bola itu semuanya wali Abdal. Sementara itu kamu wali amatir. Dasar tidak memiliki sopan santun," Kata Gus Baha

Kemudian Imam Sya’roni menanyakan perihal bermain bola dan mengenakan celana pendek yang menurutnya itu melanggar hukum syara’ sebab membuka aurat.

Beliaupun bertanya: “Untuk apa kalian para wali bermain dengan celana pendek?” Dijawab, “Biarin, karena saya sedang suka dengan umatnya Nabi SAW. “Tapi itu kan membuka aurat! Memang betul. Ketika sholat mazhabku Syafi’i, jadi memakai sarung tapi di luar sholat itu mazhabku Hambali,” tambahnya.

Kemudian orang yang menegurnya tadi juga membuka jati dirinya sebagai salah seorang wali qutub. Bahkan dirinya juga merupakan pemimpinnya aliran Mulamatiyah.

“Aku ini wali qutub yang jadi pimpinanan aliran Mulamatiyah,” katanya sebagaimana dikisahkan oleh Gus Baha.

“Aliran Mulamatiyah ialah sekelompok wali yang tidak pernah salat qabliyah maupun ba’diyah. Tetapi mereka sangat rindu kepada Allah SWT. Mereka hanya ingin menunjukkan kepada umat Nabi Muhammad SAW bahwa salat qabliyah dan ba’diyah tidak wajib.” imbuh Gus Baha.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya