Tanda Kiamat yang Jarang Diketahui, Tak Percaya Teman Dekat, Ini Penjelasannya

Salah satu tada kiamat sebagaimana dikhabarkan Rasulullah SAW yang jarang diketahui ialah perihal seseorang tidak lagi percaya kepada temannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Feb 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 29 Feb 2024, 14:30 WIB
Ini gambaran Ketika Hari Kiamat Tiba  (SS YT Short @newbeeaf8387)
Ini gambaran Ketika Hari Kiamat Tiba (SS YT Short @newbeeaf8387)

Liputan6.com, Cilacap - Salah satu tanda kiamat sebagaimana dikabarkan Rasulullah SAW yang jarang diketahui ialah seseorang tidak lagi percaya lagi kepada teman dekat.

Hal ini mengindikasikan kondisi zaman yang sangat kacau sampai-sampai seseorang merasa tak percaya, bahkan merasa tidak aman berada di dekat kawan dekatnya.

Memang, tanda-tanda kiamat sebagaimana informasi Al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah SAW banyak menggambarkan kondisi-kondisi yang tak lazim dan kacau, seperti tanda-tanda yang sangat populer di kalangan umat Islam yaitu: matahari terbit dari barat, munculnya Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj dan masih lagi.

Kesemuanya tanda-tanda kiamat tersebut merupakan hal yang tidak lazim alias aneh serta kemunculan dua makhluk di atas menjadi sebab kekacauan dan kesengsaraan bagi kehidupan umat manusia ketika itu.

Munculnya Dajjal merupakan ujian terberat bagi manusia. Sementara Ya’juj dan Ma’juj menyebabkan manusia sengsara karena sifat rakus dan bengisnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ini Hadisnya

Ilustrasi kiamat
Ilustrasi kiamat (manataka.org)

Perihal hadis yang menerangkan hal ini dinukil dari kitab An-Nihayah, Fitan wa Ahwal Akhir Az Zaman karya Ibnu Katsir yang telah dialih bahasakan oleh H. Anshori Umar Sitanggal, dkk dengan judul Huru-hara Hari Kiamat.

Abu Daud meriwayatkan dari wabishah bin Ma'bad Al-Asadi dari Ibnu Mas'ud RA, dia berkata: pernah saya mendengar Rasulullah SAW bersabda -lalu lbnu Mas'ud menyebut sebagian hadis seperti yang diriwayatkan dari Abu Bakrah- dan selanjutnya bersabda pula "semua yang terbunuh dalam huru hara itu masuk neraka.” 

Dalam hadis itu Wabishah mengatakan. Saya bertanya, “kapankah itu terjadi, wahai Ibnu Mas’ud? 

Ibnu Mas'ud menjawab. "ltulah jaman kerusuhan. Di mana seseorang lelaki tidak merasa aman terhadap teman duduknya." 

Saya bertanya. "Kalau begitu, apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku mengalami hal itu?"

"Tahanlah lidah dan tanganmu." iawab lbnu Mas'ud RA menyarankan. "Dan jadilah salah seorang yang betah menetap dalam rumah." 

Wabishah bercerita: Ketika utsman RA terbunuh, maka terbanglah hatiku tinggi-tinggi. Lalu aku memacu kendaraanku hingga sampailah aku di Damaskus. Disana aku menemui Huraim bin

Fatik Al-Asadi. Maka dia bersumpah: "Demi Allah, yang tiada Tuhan melainkan Dia, sesungguhnya aku benar-benar telah mendengar berita itu dari Rasulullah SAW."

Urutan Tanda-tanda Kiamat

Ilustrasi kiamat (Gambar oleh urikyo33 dari Pixabay)
Ilustrasi kiamat (Gambar oleh urikyo33 dari Pixabay)

Menukil NU Online, Para ulama berbeda pendapat terkait urutan terjadinya tanda-tanda kiamat. Imam Al-Qurṭūbī mengatakan, tanda-tanda kiamat besar yang disebutkan secara bersamaan dalam hadits-hadits di atas tidaklah berurutan, tidak terkecuali riwayat Muslim dari Hudzaifah.

Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang pasti adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut.

عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ أَسِيدٍ الْغِفَارِيِّ قَالَ اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ فَقَالَ مَا تَذَاكَرُونَ قَالُوا نَذْكُرُ السَّاعَةَ قَالَ إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ فَذَكَرَ الدُّخَانَ وَالدَّجَّالَ وَالدَّابَّةَ وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنْ الْيَمَنِ تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman 178).

Tanda-tanda kiamat dalam hadis ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut hanya ada delapan:

Pertama, Munculnya kabut (dukhan); Kedua, Munculnya Dajjal; Ketiga, Munculnya Dabbah Keempat, Terbitnya matahari dari barat. Kelima, Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj Keenam, Munculnya Isa bin Maryam; Ketujuh, Adanya tiga gerhana, di timur; Kedelapan, gerhana di barat; Kesembilan, gerhana di jazirah Arab. Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia menuju tempat berkumpul.

Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits lain yang menyebutkan tanda-tanda tersebut secara berurutan, yakni hadits Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana. Oleh Al-Qurthubi, kejadian ini sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW.

Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak diperdebatkan urutannya. (Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, ʽAunul Maʽbūd Syarh Abū Dawud, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291).

Oleh karena itu, simpulan dari kajian hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits sifatnya hanya prediksi Rasul SAW. Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga waktu kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi ada juga yang menyebutnya belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa sahabat.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya