Masya Allah.. Kisah Kesabaran Syekh Ahmad Ar-Rifa’i Hadapi Istrinya yang Galak

Jalan menuju surga bisa dilalui melalui banyak sebab. Tentu saja, kita tidak mengetahui amal ibadah yang mana yang mampu mengantarkan kita menuju surganya Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mar 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)

Liputan6.com, Cilacap - Jalan menuju surga bisa dilalui melalui banyak sebab. Tentu saja, kita tidak mengetahui amal ibadah yang mana yang mampu mengantarkan kita menuju surganya Allah SWT.

Boleh jadi, sesuatu yang terlihat sepele dan remeh ini menyebabkan jalan menuju surga. Atau boleh jadi karena ikhlas dan kesabaran menerima perlakuan tak menyenangkan bahkan menyakitkan dari seorang istri atau orang lain.

Dalam posisi puncak kesedihan dan kepedihan, namun hati mampu mengontrol emosi untuk tidak membalas dengan hal yang sama ini dilakoni salah seorang ulama sufi kenamaan yakni Syekh Ahmad Ar-Rifa’i.

Beliau begitu tabah dan sabarnya menghadapi istri galak dan perlakuan kasar darinya, namun tak sedikitpun ia membalasnya.

Rupanya kondisi mengenaskan Syekh Ahmad Ar-Rifa’i mengundang turunnya rahmat Allah SWT, yakni pada akhirnya ia dimasukan ke dalam surga-Nya. Simak kisahnya sampai selesai sebagaimana dilansir dari NU Online.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Kesabaran Syekh Ahmad ar-Rifa’i Hadapi Istri Galak

Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Nama Syekh Ahmad ar-Rifa’i mungkin tidak asing lagi. Ia merupakan tokoh sufi terkemuka dan seorang wali quthub yang juga memiliki banyak santri dari kalangan para wali Allah.

Namun siapa sangka jika di balik nama besarnya ada sosok istri galak yang terus mengomeli dan memukulinya. Bagaimana Syekh ar-Rifai menyikapi istri galaknya?   

Dikisahkan, sekali waktu santri kesayangan Syekh ar-Rifa’i bermimpi melihat gurunya berada di surga. Di hari berikutnya ia melihat mimpi serupa, dan terus berulang kali. Akan tetapi ia merahasiakannya, tidak ada satu orang pun yang ia beritahu, termasuk gurunya.   Ternyata Syekh ar-Rifa’i memiliki istri yang galak.

 

Dipukul dan Dimaki oleh Istrinya

Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Setiap hari ia menerima perlakuan kasar darinya. Entah dalam bentuk kekerasan verbal atau non verbal.   Suatu hari santri yang pernah bermimpi melihat syekh di surga itu bertamu ke rumah dan melihat gurunya dipukul oleh istrinya menggunakan kayu pengorek tungku sampai noda hitamnya membekas di baju. Kendati demikian, Syekh Rifa'i hanya diam.  

Melihat insiden ini, santri tadi resah dan melaporkan ke santri-santri yang lain. “Begini, kawan-kawan sekalian. Guru kita mendapat perlakuan kasar dari istrinya, sementara selama kita tidak berbuat apa-apa.”.

Kemudian terbesit dalam pikiran mereka agar guru menceraikan istrinya. Tapi masalahnya sang guru orang fakir, tidak akan mampu untuk memberi ganti mahar yang ditaksir senilai 500 dinar untuk menceraikan istri.

Mengetahui Mimpi Santri-santrinya 

Kisah Umar bin Khattab
Kisah Umar bin Khattab

Mereka pun bersepakat untuk iuran. Setelah uang terkumpul, mereka menghampiri sang guru untuk menyerahkan uang tersebut. Melihat uang sebanyak itu, Syekh bertanya, “Uang untuk apa ini?” Para santri menjawab, “Ini sebagai ganti mahar untuk istri guru yang sudah berlaku kasar.”   

Syekh hanya tersenyum dan berkata, “Andaikan bukan karena kesabaran menghadapi omelan dan pukulan istri, kau tidak akan bermimpi melihatku di surga.” (As-Susi, Shafahatun min Akhbaril Ambiya, halaman 18-19).

Sekilas Tentang Syekh Ahmad ar-Rifa’i

Secara garis keturunan, nasab Syekh Ahmad ar-Rifa’i dari jalur bapak sampai kepada Sayyidina Husein bin Ali bin Abi Thalib. Sedangkan nasabnya dari jalur ibu bersambung sampai sahabat Nabi bernama Abu Ayyud al-Anshari. Sebelum kelahirannya, ada sejumlah wali-wali agung yang sudah memprediksinya, yaitu Tajul ‘Arifin al-Wafa, Syekh Nashr al-Hamami, Syekh Ahmad bin Khamis Syekh Abun Najjari an-Anshari, dan banyak lagi.  

Sufi agung berkebangsaan Irak ini merupakan ulama terkemuka yang juga banyak mencetak ulama-ulama hebat. Di antara murid-muridnya adalah Syekh Abu Syuja’ (penulis Matan Taqrib), Syekh Umar Abul Faraj ‘Izzuddin al-Farutsi al-Wasithi (seorang ahli hadits), Syekh Abu Zakaria al-Atsqalani, Syekh Abul Fath al-Wasithi, Syekh Abul Mu’ali Badruddin al-‘Aquli, Syekh Hasan ar-Ra’i, Syekh Jamaluddin al-Khatib, dan masih banyak lagi.  

Kredibilitas Syekh Ahmad ar-Rifa’i sebagai intelektual Muslim dan tokoh spiritual ternama banyak diakui sejumlah ulama. Sejarawan Ibnul Atsir (penulis Al-Kamil fit Tarikh) mengatakan, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan orang saleh yang pengaruhnya besar dan memiliki murid tak terhitung.”   Syekh Abdus Sami’ al-Hasyimi al-Wasithi (seorang ahli hadits) pernah berkata, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah.”    S

ejarawan Ibnul ‘Imad juga menuliskan dalam kitabnya, “Syekh Ahmad ar-Rifa’i merupakan ahli zuhud yang agung dan seorang waliyullah yang memiliki banyak karamah.” (Ali al-Wasithi, Khulashatul Iksir fi Nasabi Sayyidina al-Ghauts ar-Rifa’i al-Kabir, 2013: halaman 5-8). Wallahu a’lam.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya