Ini Faktor Utama yang Tentukan Kemampuan Anak Puasa Ramadhan

Pakar HMC mencatat bahwa seseorang harus mempertimbangkan struktur fisik anak, status kesehatan dan cuaca ketika akan melatih anak berpuasa Ramadhan.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 17 Mar 2024, 06:15 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2024, 06:15 WIB
Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami
Ilustrasi sahur, buka puasa, Islami. (Image by freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Satu faktor penting untuk menentukan apakah anak-anak perlu berlatih puasa atau tidak selama Ramadhan yakni status kesehatan mereka di bawah masa pubertas, kata seorang spesialis di Hamad Medical Corporation (HMC).

Berbicara kepada kantor berita Qatar (QNA) beberapa waktu lalu, Fatima Suikai, Spesialis Nutrisi Klinis di HMC, membagikan daftar nasihat yang harus diikuti oleh orangtua saat mereka membiasakan anak-anak mereka untuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Pakar HMC mencatat bahwa seseorang harus mempertimbangkan struktur fisik anak, status kesehatan dan cuaca.

Suikai mengatakan kepada QNA bahwa pilihan yang lebih aman adalah dengan membuat anak-anak puasa hingga tengah hari untuk lebih melindungi kesehatan mereka, sehingga memungkinkan orang tua secara bertahap membiasakan mereka berpuasa.

Perhatikan Kadar Gula Darah Anak

Selama masa puasa, orangtua harus memperhatikan kadar gula anak dan mendeteksi tanda-tanda dehidrasi, tambah Suikai.

Anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda penurunan kadar gula dan dehidrasi harus segera membatalkan puasa, terutama bagi penderita diabetes. Dia mendesak orangtua untuk berkonsultasi dengan dokter dan ahli gizi sebelum mengizinkan anak penderita diabetes untuk berpuasa.

Sementara itu, puasa merupakan kesempatan bagi anak-anak yang mengalami obesitas atau kelebihan berat badan untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat, kata Suikai. 

 

Makan Dalam Jumlah Bertahap Saat Buka Puasa

Profesional kesehatan HMC menambahkan bahwa setelah seorang anak berbuka puasa, mereka harus menerima makanan dalam jumlah bertahap daripada menghabiskan seluruh makanan sekaligus untuk kesehatan usus yang lebih baik.

“Penting untuk memberikan anak-anak yang berpuasa sarapan seimbang yang mengandung karbohidrat, protein dan lemak tidak berbahaya, serta buah-buahan dan sayuran untuk mendapatkan kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisi mereka,” lapor QNA, mengutip Suikai.

 

Menu Sahur

Mengomentari soal sahur, makan sebelum terbit matahari, Suikai mengatakan bahwa menu sahur harus kaya kalsium dengan jumlah gorengan, gula, dan kafein yang dibatasi.

Sepanjang bulan suci Ramadhan, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Bulan ini dikenal sebagai salah satu bulan pembersihan spiritual, di mana umat Islam belajar untuk menjadi lebih sabar, rendah hati, dan membiasakan diri menyumbang kepada mereka yang kurang mampu.

Para ulama sepakat bahwa anak yang belum baligh tidak wajib berpuasa atau menunaikan shalat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya