Kehangatan Ramadhan 2024, Warganet: Aku Kristen tapi Kita Saingan Berburu Takjil

Nonmuslim gegerkan dunia pertakjilan, takjil jadi buruan mereka, ada apa ini?

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2024, 10:30 WIB
Berburu Penganan Favorit untuk Berbuka Puasa di Kawasan Jalan Panjang Jakarta Barat
Beragam jenis takjil dijajakan di pinggir jalan, tempat perburuan takjil paling gampang.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia pertakjilan nusantara dibuat geger geden, atau geger besar-besaran, lantaran banyak nonmuslim yang turut berburu takjil pada Ramadhan tahun ini. Sontak, fenomena inipun mengguncang dunia maya.

Tentu geger geden ini bukan bermaksud untuk menggambarkan suasana yang mencekam. Geger ini hanya untuk menggambarkan ingar bingar keceriaan perburuan takjil oleh nonmuslim.

Terlebih, Nonmuslim berburu takjil merupakan fenomena unik dan barangkali hanya terjadi pada Ramadan ini. Tahun-tahun sebelumnya, fenomena ini nihil terjadi.

Hal itu juga menunjukkan bahwa toleransi di Indonesia terawat dengan baik. Muslim maupun nonmuslim turut menghidupkan Ramadan dengan segala pernak-perniknya.

Takjil sendiri oleh masyarakat sering sekali diartikan sebagai jajanan pembuka atau makanan pembuka untuk buka puasa di bulan Ramadhan. Terdapat arti yang berbeda saat membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karena artinya, mempercepat (dalam berbuka puasa).

Nah jajanan atau takjil di nusantara ini sangat beragam rupa dan rasanya, namun ada kecenderungan yang manis-manis. Seiring perkembangnnya saat ini penjualan takjil sudha meluas sampai ke pelosok nusantara dan menjadi tren tersendiri. Saat ini mudah ditemukan di tempat-tempat tertentu yang mudaj untuk berkumpul banyak orang.

Selain menjadi peluang bisnis yang menguntungkan, penjualan takjil juga menjadi bagian integral dari aktivitas ekonomi lokal di bulan Ramadhan.

Bisnis takjil mengalami peningkatan pesat karena tingginya permintaan dari masyarakat yang berpuasa. Penjual takjil pun mempersiapkan diri dengan membuka gerai atau warung lebih banyak untuk menampung pelanggan yang ingin membeli takjil untuk berbuka puasa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Fenomena Takjil

Ilustrasi es buah, takjil buka puasa
Ilustrasi es buah, takjil buka puasa. (Image by wirestock on Freepik)

Di samping itu, takjil juga sering menjadi bagian dari kegiatan sosial seperti bakti sosial atau penggalangan dana untuk amal, memperkuat ikatan sosial dan kepedulian di antara komunitas.

Fenomena takjil di bulan Ramadhan bukan hanya sekadar tentang memenuhi kebutuhan berbuka puasa, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya, sosial, dan kuliner dalam masyarakat Muslim.

Setiap tahun, tradisi ini terus berkembang dan menunjukkan adaptasi yang kreatif dari penjual takjil dan konsumen, menciptakan atmosfer yang unik dan bersemangat di bulan suci ini.

Dalam keseluruhan konteksnya, takjil menjadi lebih dari sekadar makanan atau minuman ringan, ia menjadi simbol semangat Ramadhan yang berbagi, kebersamaan, dan kepedulian sosial yang menginspirasi banyak orang.

Awalnya takjil ini jadi buruan bagi Muslim, seiring berjalannya waktu banyak masyarakat non Muslim yang ikut menjadi pemburu takjil. Bahkan banyak yang viral di berbagai daerah.

Terkadang mereka justru lebih dahulu memborongnya, daripada mereka-mereka yang hendak membeli untuk membatalkan puasanya. Padahal mereka-mereka bisa dipastikan tidak berpuasa.

 

Banyak Warganet Unggah Nonmuslim Berburu Takjil

FOTO: Berburu Santapan Berbuka Puasa di Pasar Rawamangun
Suasana saat warga berburu sajian untuk berbuka puasa atau takji. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Banyak beredar konten viral nonmuslim di berbagai platform media sosial, mengenai pengalaman mereka berburu takjil.

Bahkan mereka rela berburu makanan dan minuman takjil dari jam 15:00 WIB demi mendapatkan makanan dan minuman segar yang mereka inginkan.

Antusiasme mereke terpancar saat berburu kuliner takjil ini, mereka memborong aneka kue dan jajanan pasar yang enak dengan harga terjangkau.

Dalam gurauannya mereka mengatakan siap untuk bersaing dengan umat muslim dalam berburu takjil tersebut.

“Maaf yah teman-teman walaupun aku kristen tapi kita saingan dalam berburu takjil,” tulis akun @el_namakuu di platform X (Twitter, Red).

“Salahkah aku mencintai bulan puasa karena banyak jualan takjil (aku kristen)” tulis akun @jouwez.

“Selain berburu takjil, kita yg kristen juga biasanya paling seneng diajak bukber,” tulis akun @strnlyy.

“Juara 1 non muslim soal pertakjilan, sapa yang sama, bukan muslim tapi antusias kalo uda berburu takjil,” tulis akun @lindalee_88 di platform TikTok.

Kehangatan Sosial

Pasar Takjil Benhil Masih Jadi Primadona Warga Berburu Penganan Berbuka Puasa
Sekitar pukul 16.00 WIB, warga mulai memadati 'pasar' yang hanya tersedia selama bulan Ramadan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Aksi Nonmuslim berburu takjil ini tentu menimbulkan banyak komentar kocak netizen.

Banyak yang menyanjung fenomena ini. Lantaran adanya kerukunana antar umat beragama.

Partisipasi nonmuslim dalam berburu takjil tidak hanya meningkatkan kehangatan sosial, tetapi juga memberikan dorongan bagi pertumbuhan ekonomi industri halal.

Industri ini tidak hanya menawarkan beragam makanan dan minuman halal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan peluang usaha yang lebih luas.

Dengan semakin banyaknya permintaan akan takjil dari berbagai kalangan, pelaku usaha dalam industri halal memiliki kesempatan besar untuk mengembangkan bisnis mereka.

Fenomena ini juga memperkuat citra positif industri halal di mata masyarakat, karena menunjukkan bahwa produk halal tidak hanya diminati oleh umat Islam, tetapi juga dihargai oleh masyarakat non-Muslim yang mengutamakan kualitas dan kebersihan produk.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya