Naskah Khutbah Sholat Idul Fitri Muhammadiyah: Merayakan Kemenangan dengan Akhlak

Berikut ini naskah khutbah sholat Idul Fitri Muhammadiyah yang dapat Anda gunakan. Materi khutbah ini disusun oleh Prof. Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 09 Apr 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2024, 15:30 WIB
SHALAT IDUL FITRI DI PP MUHAMMADIYAH
Barisan shaf sholat Id pun tampak membludak hingga gerbang luar gedung. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Muhammadiyah akan melaksanakan sholat Idul Fitri pada Rabu, 10 April 2024 pagi. Sholat Idul Fitri Muhammadiyah dilakukan di lapangan terbuka.

Setelah melaksanakan sholat Idul Fitri, jemaah jangan langsung bubar. Jemaah sholat Idul Fitri diperkenankan untuk mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh khatib.

Materi khutbah sholat Id tidak boleh mengandung provokasi kebencian dan perpecahan. Khutbah disampaikan dalam rangka memajukan dan mencerahkan umat.

Khutbah sholat Idul Fitri Muhammadiyah sedikit berbeda dengan Nahdlatul Ulama. Muhammadiyah hanya melakukan khutbah satu kali, tidak ada duduk di antara dua khutbah. Hal ini berdasarkan hadis berikut.

Diriwayatkan dari Abu Sa‘id al-Khudri bahwa ia berkata: Rasulullah saw keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha menuju lapangan tempat salat, maka hal pertama yang dia lakukan adalah salat, kemudian manakala selesai beliau berdiri menghadap orang banyak yang tetap duduk dalam saf-saf mereka, lalu Nabi saw menyampaikan nasehat dan pesan-pesan dan perintah kepada mereka; lalu jika beliau hendak memberangkatkan angkatan perang atau hendak memerintahkan sesuatu beliau laksanakan, kemudian lalu beliau pulang. [HR. Muttafaq ‘alaih, dan ini lafal al-Bukhari].

Khutbah sholat Idul Fitri Muhammadiyah juga tidak dimulai dengan takbir, melainkan tahmid. Menurut Muhammadiyah, memulai khutbah Id dengan takbir tidak ada dasarnya.

Setelah penyampaian materi khutbah, khatib akan membaca doa dengan mengangkat tangan jari syahadat (telunjuk) tangan kanan.

Berikut ini naskah khutbah sholat Idul Fitri Muhammadiyah yang dapat Anda gunakan. Materi khutbah ini disusun oleh Prof. Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan diambil dari laman Suara Muhammadiyah.

 

Teks Khutbah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ:

اَتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرِ أُمُوْرِ دِيْنِهِ وَدُنْيَاهُ.

Hadirin yang berbahagia, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SwT, atas limpahan karunia-Nya yang tiada terhingga kepada kita sekalian, terutama nikmat iman dan Islam. Sehingga  di pagi hari yang indah ini kita berkumpul bersama, bersimpuh di hadapan-Nya merayakan Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H.

Alhamdulillah kita merayakan 1 syawal 1445 H bertepatan dengan tgl 10 April 2024, penetapan lebaran kali ini sesuai dengan ketetapan PP Muhammadiyah yang berbasis wujudulhilal.  Sesungguhnya masalah penanggalan bulan Hijriyah seharusnya sudah dianggap selesai  jika kaum muslimin sudah mempunyai kalender tetap dan baku yaitu kalender Islam Global. Kapan  tepatnya lebaran, apakah  lima tahun ke depan bahkan duapuluh tahun ke depan sudah bisa diketahui dengan pasti melalui sitem hisab. Karena di zaman modern seperti sekarang ini teknologi hisab sudah canggih,  ilmu astronomi sudah sedemikian maju, sehingga peristiwa yang sifatnya rutin seperti awal bulan maupun gerhana, sudah dapat dihitung dengan lebih akurat dan pasti. 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Alhamdulillah, pada hari ini Allah SwT memberikan kebahagian kepada kita dalam merayakan hari Idul Fitri 1445 H setelah kita semua bersusah payah  selama sebulan dengan  melaksanakan berbagai ibadah di bulan Ramadhan.  Kenapa saya sebut susah payah dalam bulan puasa, karena dalam bulan itu kita semua   menahan  dorongan kesenangan duniawi di siang hari, untuk tidak makan dan minum serta bergaul dengan pasangan kita demi melaksanakan perintah Allah. Kita menderita kurang tidur karena malam dipakai ibadah yaitu melaksanakan shalat, qiroat, maupun ‘itikaf. Oleh karena itu, sepantasnya kita bersyukur telah bisa melewatinya dengan selamat, tanpa kekurangan sesuatu apapun.

Firman Allah::

أَيَّامٗا مَّعۡدُودَٰتٖۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدۡيَةٞ طَعَامُ مِسۡكِينٖۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيۡرٗا فَهُوَ خَيۡرٞ لَّهُۥۚ وَأَن تَصُومُواْ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٖ فَعِدَّةٞ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُكۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ  

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS al-Baqarah 184-185).

Ramadhan bulan penuh semangat dan kontemplatif. Semangat dalam mengerjakan ibadah sehingga kita tidak merasa lelah dan malas melakukan ketaatan terhadap berbagai perintah Allah baik, puasa, shalat, zakat dan shadaqah serta berbagai kebaikan lainnya.  Kualitas ibadahnyapun lebih terasa kepada batin sangat kontemplatif lebih khusuk dibandingkan dengan ibadah di bulan lainnya. 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

Pengalaman beribadah di bulan puasa sangat bermanfaat jika dilanjutkan pada bulan bulan selanjutnya. Diperlukan untuk membingkai kehidupan kita dari berbagai godaan dan halangan. Sebagaimana kita ketahui beragama pada masa sekarang penuh dengan berbagai tantangan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah sikap kepribadian dan prilaku manusia.

Kemajuan alat komunikasi dan informasi menyebabkan manusia kehilangan waktu, mereka sibuk dengan gawai di tangan masing-masing, kehilangan waktu shalat, kehilangan waktu berdzikir, dan kehilangan waktu berbuat kebaikan.

Hubungan antar manusia tidak lagi akrab secara fisik, personal, dan ukhuwah tapi telah digantikan dengan hubungan secara virtual melalui berbagai  media sosial yang sifatnya formal, berjarak dan kaku. Begitu pula informasi agama tidak lagi didapat dari pengajian di majelis taklim atau di madrasah tapi mereka  didapatkan  di media digital berdesakan dengan waktu dan minat dengan menonton video film dan musik. Dan itu melahirkan kekhawatiran akan keberagamaan masyarakat masa kini yang kurang dalam dan hambar.

Dalam keadaan seperti itu perlu kita perhatikan untuk  membatasi diri terhadap penggunaan gawai agar kita tidak kehilangan waktu dan kesempatan untuk melaksanakan ajaran agama dan melakukan kebaikan. Kalau kita terlena dengan berbagai tayangan di media digital yang ada sekarang ini, dikhawatirkan kita akan teralihkan kesempatan untuk berbuat kebaikan dan meraih kebahagian di dunia maupun di akhirat. Firman Allah dalam surat ali Imron 196 cukup mengingatkan kita:

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي ٱلۡبِلَٰدِ

"Jangan sekali-kali kamu teperdaya oleh kegiatan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri."

Untuk itu saya bacakan tiga resep Rasulullah yang sekiranya bisa menetralisir dampak negatif dari kehidupan akhir zaman sebagaimana sekarang ini.

Sebagaimana hadis yang diterima oleh Muadz bin Jabbal ra: Rasulullah saw telah bersabda :

اِتَّقِ اللّٰهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَاَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

"Bertakwalah kepada Allah dimana dan kapan saja kalian berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik." (HR Ahmad)

Ketiga resep dari Rasulullah saw tersebut merupakan mutiara yang jika kita praktekan  insya Allah akan menyebabkan kita tetap istqamah di dalam Islam dan tidak banyak terpengaruh oleh gelombang kehidupan sekarang ini. Bertakwa kepada Allah dalam keadaan apapun dan posisi apapun, terus berbuat baik yang bermanfaat, dan selalu berakhlak yang baik dalam bergaul dengan sesama manusia. Kalau kita melihat seluruh kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan yang lalu.. puasa dan shalat melatih kita untuk memperkuat ketakwaan kepada Allah ditambah dengan tadarus membaca Al-Qur’an, shadaqah, dan menolong orang kesusahan merupakan bagian dari kebaikan yang akan menghapus keburukan atau dosa yg telah kita lakukan. Selama Ramadhan kita menjaga lisan, sikap maupun prilaku kepada sesama manusia sebagai bentuk ekspresi akhlak kita.

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ 

Di akhir khutbah ini saya ingin mengajak hadirin sekalian marilah kita tetap teguh dalam keislaman kita. Janganlah  terbawa arus kehidupan dan terombang ambing oleh keadaan  sekeliling kita. Kehidupan sekarang sangat memuja materi dan keberagamaan tanpa dalil syari yang kuat.  

وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ  

“Dan jika engkau mengikuti kebanyakan orang di bumi niscaya mereka akan menyesatkan kamu dari jalan Alloh, yang mereka ikuti hanya persangkaan saja dan mereka hanya menyebarkan kebohongan.” (al-An’am 116).

Ke depan kemungkinan kebencian terhadap kaum muslimin akan makin meningkat, dengan berbagai cara yang di ekspresikan melalui kultural maupun struktural. Ke depan godaan terhadap iman dan keislaman kita akan semakin luar biasa yang didukung oleh kecanggihan tehnologi informasi. Oleh karena itu bersabarlah atas cobaan dan hendaknya kita dan keluarga selalu berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan as-Sunnah, istiqamah dalam menghadapi kehidupan, Mantapkan ukhuwah Islamiyah hindari konflik dan saling menyalahkan sesama umat, Tekunlah melaksanakan ibadah. Dan ingatlah selalu bahwa hidup kita ini terbatas, sebentar waktunya, dan  kita akan kembali kahdirat-Nya dan mempertanggungjawabkan atas segala yang telah kita lakukan

Gunakan umur yang tersisa ini untuk melakukan yang bermanfaat, melindungi keluarga dan masyarakat. Sungguh alangkah indahnya sisa hidup kita ini, adalah hidup yang dipenuhi dengan kasih sayang Allah, umur yang dipenuhi barakah Allah, hari-hari yang akan kita lalui  penuh  dengan maghfirah dan rahmat Allah SwT.

Akhirnya marilah kita memanjatkan do’a kehadirat Allah SwT. Mudah mudahan Allah berkenan mengabulkan doa kita. 

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.  اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَّا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يِوْمِ الدِّيْنِ.

Simak Video Pilihan Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya