Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, mengaku tak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika negeri ini jika masyarakat Indonesia menggunakan potensi jahat dalam dirinya.
Bahkan, bisa-bisa negara ini akan bangkrut jika masyarakatnya menggunakan potensi tersebut. Bangkrutnya karena setiap orang yang jahat masuk penjara, dan negara memiliki kewajiban memberi makan orang-orang tersebut.
"Saya cerita satu cerita ini hadis sahih di Bukhari enggak bisa dipertentangkan, ini hadis sahih di Bukhari Muslim," kata Gus Baha mengawali perbincangan seperti yang dikutip dari Youtube Short kanal @zuhrufalqauli.
Advertisement
Dengan tidak diwujudkannya potensi jahat tersebut, Allah mengapresiasinya, kata Gus Baha.
"Di antara yang diapresiasi Allah itu adalah potensi jahat kita tidak menjadi, tidak kita wujudkan," katanya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Indonesia Relatif Baik-Baik Saja
"Kalau seluruh rakyat Indonesia, gak usah seluruh seperempatnya kita ini maling semua, itu negara miskin kok. Karena biayai kita-kita di penjara 2 tahun, 3 tahun," katanya.
Menurutnya, jika saja separuh dari kita mentalnya membunuh, habis Indonesia. "Seperempat saja, eh sepertiga saja, seperdelapan saja punya mental killer itu digunakan habis Indonesia," paparnya.
Ia juga menggambarkan, ketika rakyat kita, ketika tetangga kita, masyarakat kita tidak melakukan kejahatan itu adalah ketertiban yang sejati.
"Maka semua bentuk ketidakkriminalan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia itu awal dari aset bangsa ini," ungkapnya.
"Coba kalau semua orang mencuri, habis negara untuk biayai di penjara semua orang kriminal," ujarnta.
Dengan tidak semua masyarakat ndonesia melakukan potensi jahat yang ada pada diri manusia tersebut, maka barokahnya Indonesia baik-baik saja.
"Berkahnya mereka tidak melakukan itu, Indonesia baik-baik saja," tandasnya.
Advertisement
Potensi Jahat Manusia Dimanfaatkan setan
Mengutip almasoem.sch.id, potensi jahat pada manusia akan dimanfaatkan setan.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيم
وَّلَاُ ضِلَّـنَّهُمْ وَلَاُ مَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُبَـتِّكُنَّ اٰذَا نَ الْاَ نْعَا مِ وَلَاٰ مُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِ ۗ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَا نًا مُّبِيْنًا
“Dan pasti akan kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka, dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 119)
Pada ayat ini diterangkan tindakan dan usaha setan dalam menggunakan potensi jahat yang ada pada manusia, agar cita-citanya mencelakakan manusia dapat tercapai yaitu dengan:
Berusaha memalingkan manusia dari kepercayaan yang benar dengan mengaburkan petunjuk Allah ke jalan yang benar, sehingga mereka tersesat dan menempuh jalan yang diinginkan setan.
Berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan khayalan-khayalan yang mustahil terjadi dan dengan angan-angan kosong, sehingga mereka memandang baik segala perbuatan yang dilarang, serta menanamkan di dalam hati dan pikirannya bahwa kesenangan hidup di dunia itu adalah kesenangan yang pasti tercapai sedang kesenangan dan kebahagiaan di akhirat adalah kesenangan yang diragukan adanya.
Berusaha menyesatkan manusia dengan menjadikan mereka memandang haram suatu perbuatan yang halal, sebaliknya memandang yang halal sebagai sesuatu perbuatan yang haram, sebagaimana yang terdapat di kalangan Arab jahiliah.
Mengubah ciptaan Allah, menurut sebagian mufasir, ialah mengubah ketentuan-ketentuan yang telah diciptakan Allah, seperti mengebiri orang laki-laki agar ia dapat dijadikan penjaga istri-istri atau budak-budak perempuan seorang pembesar, sebagaimana yang banyak dilakukan di negeri-negeri Arab dan negeri-negeri lain zaman dahulu.
Menurut sebagian mufassir, yang dimaksud dengan ciptaan Allah ialah agama Allah, karena agama Allah telah menjadi fitrah bagi manusia. Allah berfirman:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (ar-Rum/30:30).
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul