5 Cara Rasulullah SAW Membaca Al-Qur’an, Sudah Sesuaikah Kita?

Cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar telah diajarkan oleh guru-guru kita sewaktu kecil. Guru kita belajar membaca Al-Qur’an kepada gurunya, gurunya belajar kepada gurunya lagi, hingga sanad membaca Al-Qur’an itu sampai kepada Rasulullah SAW. Lantas, seperti apakah cara membaca Al-Qur’an Rasulullah SAW?

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 05 Jun 2024, 00:30 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2024, 00:30 WIB
Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh ali burhan: https://www.pexels.com/id-id/foto/kayu-pria-orang-orang-seni-7261978/)

Liputan6.com, Jakarta - Al-Qur’an adalah kitab suci untuk umat Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada malam Lailatul Qadar ke Baitul Izzah. Kemudian diturunkan ke Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril secara berangsur.

Al-Qur’an berisi pedoman hidup umat manusia. Di dalamnya terdapat ajaran-ajaran akidah, akhlak, fiqih, sejarah, bahkan sampai ayat-ayat tentang sains yang kemudian dikembangkan oleh ilmuwan.

Sebagai muslim, kita diperintahkan untuk membaca Al-Qur’an sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai kandungan di dalamnya. Jika istiqomah membacanya, Al-Qur’an akan menjadi penolong di hari kiamat nanti.

Di era digital, Al-Qur’an mudah dibaca melalui smartphone. Namun perlu diingat, meski membaca Al-Qur’an dengan gawai, tapi tetap harus dalam keadaan suci dari hadas. Artinya, harus berwudhu terlebih dahulu jika ingin memegang Al-Qur’an, baik di HP maupun mushaf yang dicetak.

Cara membaca Al-Qur’an yang baik dan benar telah diajarkan oleh guru-guru kita sewaktu kecil. Guru kita belajar membaca Al-Qur’an kepada gurunya, gurunya belajar kepada gurunya lagi, hingga sanad membaca Al-Qur’an itu sampai kepada Rasulullah SAW. Lantas, seperti apakah cara membaca Al-Qur’an Rasulullah SAW?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Membaca dengan Jelas dan Sesuai Ilmu Tajwid

Tradisi Tadarus Al-Quran Raksasa di Masjid Baiturrahman Banyuwangi
Umat Islam membaca Al-Quran raksasa yang ditulis tangan, berukuran 142 x 210 cm, selama bulan suci Ramadan, di Masjid Baiturrahman, Banyuwangi, Jawa Timur, pada 26 Maret 2024. (Noly Falah/AFP)

Mengutip NU Online, terdapat keterangan dalam hadis yang terkumpul dalam kitab Asy-Syamail Al-Muhammadiyyah (Imam At-Tirmidzi, 2016). Keterangan ini menjelaskan cara Rasulullah SAW membaca Al-Qur'an.

1. Membaca Al-Qur’an dengan Jelas

Rasulullah membaca Al-Qur’an dengan pengucapan yang sangat jelas dan terang, kata per kata, kalimat per kalimat. Sehingga tidak ada satu kata atau kalimat pun yang terlewat atau terdengar samar-samar ketika Rasulullah membacanya. 

2. Membaca Panjang atau Pendek Setiap Huruf Al-Qur’an Sesuai dengan Hukum Ilmu Tajwid 

Ilmu tajwid memang baru ada belakang. Akan tetapi, apa yang diajarkan dalam ilmu tajwid saat ini merupakan ilmu yang dikembangkan oleh para ulama tentang bagaimana Rasulullah dan generasi awal Islam membaca Al-Qur’an. 

Adapun Rasulullah SAW dalam membaca Al-Qur’an-nya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dapat dimaknai, kaidah ilmu tajwid yang ada sekarang sesuai dengan cara Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an. Yaitu memanjangkan yang harus dibaca  dan memendekkan apa-apa yang harus dibaca pendek.

Berhenti Setiap Ayat dan Membaca dengan Lantang

Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Foto oleh Alena Darmel: https://www.pexels.com/id-id/foto/tangan-gadis-duduk-dalam-ruangan-8164742/)

3. Berhenti Sejenak pada Setiap Ayat 

Rasulullah SAW tidak berhenti ketika ayat tersebut habis. Tidak memaksa untuk membaca terus atau menerobos bacaan satu ayat dengan yang ayat yang lainnya. Sebagaimana hadits riwayat Ummu Salamah ra., Rasulullah memotong bacaannya ayat per ayat.  

“Beliau membaca ayat ‘Alhamdulillah raabil alamin’, lalu berhenti. Kemudian beliau membaca ‘Arrahmanirrahim’, lalu berhenti lagi. Setelah itu, beliau membaca ayat ‘Maliki yaumiddin,” kata kata Ummu Salamah ra. 

4. Membaca Al-Qur’an dengan Lantang atau Lirih

Rasulullah SAW terkadang membaca Al-Qur’an dengan suara lantang (jahr), kadang dengan suara lirih. Suatu ketika Abu Qais bertanya kepada Sayyidah Aisyah tentang bagaimana cara Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an. Lalu Sayyidah Aisyah menjawab bahwa terkadang Rasulullah membaca Al-Qur’an dengan suara nyaring dan terkadang dengan suara lirih. 

Pada saat Fathu Makkah misalnya, sambil menunggangi untanya Rasulullah membaca Surat Al-Fath dengan suara yang lantang dan menggema. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya mendengar bacaan Rasulullah itu. Hal ini disaksikan oleh Abdullah bin Mughaffal dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ahmad. 

Membaca dengan Suara Indah

Ilustrasi membaca Al-Qur'an
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

5. Membaca Al-Qur’an dengan Suara Indah

Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an dengan suara yang merdu. al-Bara’ bin Azib pernah menyaksikan hal itu sebagaimana hadis riwayat Bukhari dan Muslim. 

Pada saat itu, al-Bara’ sedang sholat Isya bersama Rasulullah SAW. Al-Bara’ takjub dengan suara merdu Rasulullah ketika membaca Surah At-Tin. 

“Aku belum pernah mendengar seorang pun yang suaranya lebih merdu dari suara Baginda,” kata al-Bara’.

Itulah cara Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an. Sudah sesuaikah kita dengan Rasulullah SAW dalam membaca Al-Qur’an? Apakah kita memperhatikan ilmu tajwid dalam setiap bacaan Al-Qur’an? Silakan renungkan. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya