Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 76 ton bumbu dapur khas Indonesia dikirimkan untuk jemaah haji di Arab Saudi. Diketahui, pengiriman dilakukan oleh BPKH Limited, anak perusahaan Badan Pengelola Keuangan Haji, lewat program Quick Win Project.
Direktur BPKH Limited, Sidiq Haryono, menyatakan bumbu tersebut telah didistribusikan ke seluruh katering di Madinah dan Makkah. Menurut dia, kiriman tersebut dapat menyuplai kebutuhan yang diperlukan jemaah haji.
Baca Juga
"Hitungan kita total kebutuhannya adalah 300 ton, tetapi karena memang kesempatan yang ada mengingat teknikal administrasi, alhamdulillah kita bisa paling tidak dari 300 kebutuhan ton kita sudah memenuhi sebesar 76 ton. Atau kurang lebih sebesar 25 persen," kata Sidiq melalui siaran pers diterima, Kamis (6/6/2024).
Advertisement
Sidiq menjelaskan pengiriman bumbu dapur dilakukan berdasarkan program Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi. Melalui kiriman itu, BPKH Limited membuktikan perannya dalam meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji.
"Insyaallah tahun ini juga menjadi tahun pertama BPKH Limited hadir secara serius, dan saat ini kami juga sudah memiliki head office yang ada di Bus Mawasim berlokasi di daerah Mekah," jelas dia.
Sebagai informasi, operasional pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci saat ini masih berlangsung dan akan berakhir pada 10 Juni 2024 mendatang. Total, sudah 80 persen dari jumlah jemaah haji reguler atau 213.320 orang yang sudah tiba di Kota Makkah Al-Mukarramah.
"Layanan jemaah mulai terkonsentrasi di Makkah. Sejalan dengan itu, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terus mengintensifkan persiapan menjelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina," kata Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda dalam keterangan resmi diterima, Rabu, (5/6/2024).
Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
Seiring persiapan yang dilakukan PPIH untuk puncak haji, Widi meminta jemaah agar tetap mempersiapkan diri sebaik mungkin, terutama kesiapan kesehatan fisik.
"Jemaah dapat memaksimalkan musala hotel dan masjid sekitar hotel untuk aktivitas ibadah. Membatasi bepergian ke luar hotel dan salat di Masjidil Haram yang saat ini mulai padat oleh jemaah haji dari seluruh dunia," saran Widi.
Widi juga meminta jemaah agar tidak lupa membawa dokumen penting berupa smart card, gelang jemaah, dan dokumen penting lainnya sebagai syarat masuk Armuzna.
"Pastikan tidak ada yang terlupa, pastikan telah aman dan tersimpan dengan baik. Bila smart card-nya hilang, segera laporkan ke petugas haji untuk diproses penggantiannya," Widi menandasi.
Advertisement