Liputan6.com, Jakarta - Syariat umat Islam menganjurkan bagi seseorang yang pernah berbuat maksiat ia harus segera bertaubat kepada Allah. Cara taubat bisa diikuti dengan sholat dua rakaat atau dikenal sholat taubat.
Seseorang yang benar-benar bertaubat akan menyadari bahwa apa yang dilakukannya benar-benar salah dan tidak dibenarkan dalam syariat agama. Ia mengakui kesalahannya cukup fatal karena melanggar larangan-Nya.
Sebetulnya, bertaubat tidak harus menunggu dosanya setinggi gunung. Hal ini pernah disampaikan oleh Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Advertisement
Baca Juga
Artinya, setiap saat kalau bisa taubat dengan memohon ampun kepada Allah SWT. Sebab, kita tidak tahu dari apa yang dilakukan mungkin ada yang mendatangkan dosa.
Ketika sudah bertaubat, sebenarnya pantang melakukan kesalahan yang sama. Namun realitanya masih ditemukan orang yang maksiat lagi padahal sudah bertaubat.
Pertanyaannya, jika sudah taubat tapi maksiat lagi apakah ia akan diampuni Allah SWT? Soal ini, mari simak penjelasan ulama kharismatik Muhammadiyah, Ustadz Adi Hidayat atau UAH.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan UAH
Untuk menjawab pertanyaan di atas, UAH mengutip firman Allah dalam surah An-Nisa ayat 17.
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْۤءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولٰۤىِٕكَ يَتُوْبُ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Artinya: “Sesungguhnya bertaubat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertaubat. Taubat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
“Jadi taubat itu jangan ketika Anda kerjakan, misalnya terjadi lagi, Anda simpulkan gak terima. Jangan gitu. Artinya terus taubat, taubat, taubat sampai Anda di titik menyesali itu. Jangan berhenti,” tutur UAH, dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Kamis (18/7/2024).
UAH mengatakan, Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang bertaubat. Hal ini sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 222.
“Salah, taubatin lagi. Salah, taubatin lagi sampai kita merasakan titik jenuh dalam bermaksiat dan kembali kepada taubat,” imbuhnya.
Advertisement
Cara agar Tidak Mengulang Maksiat
Mengulangi kesalahan serupa yang membuat dosa memang sering dilakukan oleh sebagian orang. Seseorang seharusnya segera bertaubat ketika kemaksiatan itu dilakukan lagi.
Lantas, bagaimana cara agar selalu bertaubat agar tidak mengulangi perbuatan maksiat?
UAH menuturkan, saat terdorong berbuat maksiat, misalnya karena syahwat, maka saran para ulama adalah membayangkan saat itu juga akan diwafatkan oleh Allah. Menurut para ulama, itu cara menghentikan maksiat yang terulang.
“Ada dorongan syahwat nih. Ketika akan berpikir untuk melakukan, bayangkan dan rasakan bagaimana kalau diwafatkan saat itu. Itu akan menghentikan seketika,” ujarnya.
Cara lain untuk menghentikan perbuatan maksiat adalah bergaul dengan orang saleh. Kemudian melaksanakan sholat, karena sesungguhnya sholat adalah kunci untuk mencegah dari perbuatan keji dan munkar.
“Pencegah utamanya adalah sholat. Maka dalam sujud mohonkan khusus kepada Allah supaya bisa dibimbing diberikan kekuatan oleh Allah untuk mengendalikan syahwatnya,” kata UAH.
Cara berikutnya adalah berpuasa. Sebab puasa merupakan salah satu ibadah yang paling efektif untuk bisa mencegah maksiat.
“Anda kalau syahwat sedang muncul (tapi) sedang puasa gak akan dilakukan, berat untuk melakukan (maksiat) itu. Minimal yang pertama takut batal. Ke sananya lagi itu akan terbiasa (tidak melakukannya),” tandas UAH.
Wallahu a'lam.