Liputan6.com, Jakarta - Orang baik tak hanya disenangi manusia, namun juga dicintai oleh Allah SWT. Ternyata, karakteristik orang baik menurut Al-Qur'an itu sangat sederhana.
Ulasan Gus Baha mengenai ciri-ciri orang baik menurut Al-Qur'an menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Selasa (30/7/2024).
Advertisement
Baca Juga
Artikel kedua yang tak kalah menyita perhatian pembaca adalah penjelasan Habib Luthfi bin Yahya dan Novel Alaydrus tentang keistimewaan sholawat nabi.
Apabila tak bisa mengamalkan yang panjang, maka cukup rutinkan sholawat paling pendek.
Sementara, artikel terpopuler ketiga yaitu penjelasan Buya Yahya apabila imam kelebihan rakaat, apakah makmum perlu mengikuti atau salam duluan.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Sederhana Sekali, Tenyata Ini Karakteristik Orang Baik dalam Al-Qur’an Menurut Gus Baha
Orang baik ialah orang-orang yang identik dengan karakteristik baik yang melekat pada dirinya. Menurut ulama asal Rembang, Gus Baha mengungkap salah satu tanda orang baik yang mudah sekali kita kenali.
Penjelasan Gus Baha ini disandarkan atas keterangan Al-Qur’an perihal karakteristik orang baik. Orang baik sebagaimana penjelasan Al-Qur’an ialah mereka yang memiliki mental memberi, bukan meminta.
“Saya ini sering cerita ke santri-santri saya, ketika Allah SWT cerita orang baik, Allah ceritanya sederhana,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Senin (29/07/2024).
“Orang baik itu siapa? Wamimma razaqnaahum yunfiquun, orang yang mentalnya itu memberi,” sambungnya.
Advertisement
2. Habib Luthfi dan Novel Ungkap Keistimewaan Sholawat, Rutinkan Minimal yang Pendek Ini
Sebagai umat Rasulullah SAW, kita dianjurkan untuk membaca sholawat kepadanya setiap hari, baik itu ketika sholat (saat tahiyat) ataupun setelah sholat. Bahkan, ketika waktu luang pun hendaknya kita bersholawat.
Tak hanya menjadi anjuran bagi umat Islam, Allah dan malaikat-Nya juga bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ini sebagaimana firman-Nya dalam ayat berikut.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad saw. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk nabi. Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzab ayat 56).
Banyak keutamaan sholawat kepada Rasulullah Saw, di antaranya ialah menghapus dosa, terkabul segala hajat, hingga mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW, sebagaimana dalam hadis berikut.
وعن عبدِ الله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى عنهما أنّه سَمِعَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا سَمِعْتُمُ النِدَاءَ فقولوا مثلَ ما يقولُ، ثمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فإنّه مَنْ صَلّى عَلَيَّ صلاةً صلى اللهُ عليه بها عَشْرَا، ثمّ سلوا اللهَ ليَ الوَسِيْلَةَ، فإنّها مَنْزِلَةٌ في الجنّة لا تنبغي إلاّ لِعَبْدٍ مِنْ عباد الله، وأرجو أن أكونَ أنا هو، فَمَنْ سألَ لِيَ الوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَفَاعَةَ» (مسلم)،
Artinya: “Dari Abdullah bin Umar, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian bershalawatlah kepadaku. Sesungguhnya orang yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.
Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan, melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih syafaat." (HR Muslim).
Lalu apa keistimewaan sholawat lainnya? Simak penjelasan Habib Novel Alaydrus dan Habib Luthfi bin Yahya berikut.
3. HomeIslami Imam Kelebihan Rakaat Sholat, Makmum Ikut Imam atau Salam Duluan? Ini Kata Buya Yahya
Sholat berjemaah dalam sholat lima waktu merupakan fardhu kifayah. Artinya, jika sudah ada sebagian masyarakat yang mengerjakan sholat berjamaah, kewajiban masyarakat lainnya sudah gugur. Sebaliknya, jika tidak ada yang mengerjakannya, seluruh masyarakat bisa berdosa.
Dalam sholat berjemaah sering terjadi imam sholat lupa dalam hitungan rakaat sholat, atau bahkan kelebihan rakaat. Dalam situasi tersebut, bagaimana sikap yang harus dilakukan makmum?
Pertanyaan ini pernah muncul di dalam kajian Al Bahjah yang diisi oleh KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Ulama kharismatik kelahiran Blitar ini pun menjawabnya dengan gamblang.
"Jika seorang makmum mengetahui dengan yakin bahwa imamnya itu melakukan sesuatu yang jika disengaja membatalkan sholatnya, biar pun dilakukan dengan tidak sengaja, dan jika kita mengikutinya menjadi batal sholatnya, maka seorang makmum wajib memutuskan diri dari imam tersebut," kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Senin (29/7/2024).
Buya Yahya memberi contoh dalam sholat dzuhur. Menurut makmum, imam itu sudah empat rakaat, harusnya sudah tasyahud akhir dan salam, tapi imam malah berdiri lagi. Jika makmum yakin itu adalah rakaat kelima, maka haram makmum mengikuti imam.
“Sholatnya imam belum tentu batal. Mungkin imam Al-Fatihah-nya belum terbaca. Dia ingin menambah satu rakaat. Jadi, imamnya boleh berdiri selagi kita mengingatkan ‘subhanallah’. Apabila dia gak mau berhenti berarti ada yang kurang hanya saja kita tidak tahu,” jelas Buya Yahya.
Advertisement