Sering Overthinking Sebelum Tidur? Begini Cara Mengatasinya Menurut Imam al-Ghazali

Cara mengurangi overthinking yang membuat gelisah hingga menyebabkan susah tidur oleh Imam Al-Ghazali. Rutinan ini tertuang dalam kitabnya, berjudul Bidâyah al-Hidâyah, sebuah kitab yang berisi panduan beretika dalam aktivitas sehari-hari.

oleh Putry Damayanty diperbarui 20 Sep 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2024, 22:30 WIB
Ilustrasi Malas
Ilustrasi malas, tidur, pemalas. (Foto: Freepik/stockking)

Liputan6.com, Jakarta - Overthinking kerap kali membuat seseorang menjadi stres dan tidak menikmati hidupnya. Overthinking adalah sebutan psikolog untuk seorang yang terlalu banyak pikiran.

Memang ada banyak permasalahan dalam hidup yang membuat kita semakin memikirkan banyak hal dan merasa ingin sesegara mungkin untuk menyelesaikannya.

Overthinking dapat menjadikan seseorang murung bahkan kesepian karena dikelilingi dengan pikiran-pikiran negatif yang diciptakannya sendiri.

Alhasil, banyaknya pikiran ketika hendak tidur menyebabkan diri sulit untuk terlelap, bahkan tidak bisa tidur hingga keesokan harinya. Tentu hal ini akan merusak kesehatan tubuh, tidak terkecuali kalbu kita.

Ada banyak solusi yang ditawarkan oleh para psikolog untuk mengatasi overthinking, namun tidak ada salahnya kita mencoba 'rutinan' Imam al-Ghazali berikut yang dilakukannya sebelum tidur.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan ini:


Mengatasi Overthinking Sebelum Tidur ala Imam Al-Ghazali

2. Jaga Kualitas Tidur
Ilustrasi seorang pria sedang tidur. (Shutterstock/PBXStudio)

Mengutip dari laman NU Online, Imam al-Ghazali menulis sebuah refleksi yang patut kita lakukan sebelum tidur. Selain untuk memperkuat kesadaran kehambaan kita kepada Allah, refleksi ini juga dapat menghilangkan beban pikiran yang membuat kita overthinking.

Sebelum tidur, Imam al-Ghazali menyarankan untuk bersuci terlebih dahulu, kemudian bertobat sembari berkomitmen kuat (azam) untuk tidak mengulanginya di esok hari, juga berazam untuk berbuat baik kepada orang-orang jika masih diizinkan hidup di esok hari. Kemudian merenung, bahwa kita di dalam kubur hanya sendiri, tiada yang menemani kecuali amal dan usaha kita.

Tidak lupa untuk meniatkan supaya dapat bangun di sepertiga malam untuk melaksanakan qiyamul lail. Terkait ibadah di sepertiga malam, Imam al-Ghazali berkata:

فركعتان في جوف الليل كنز من كنوز البر، فاستكثر من كنوزك ليوم فقرك، فلن تغني عنك كنوز الدنيا إذا مت

Artinya: “Dua rakaat di penghujung malam adalah harta perbendaharaan kebaikan, maka perbanyaklah harta perbendaharaanmu (shalat malam) untuk hari fakirmu, sebab harta perbendaharaan dunia tidak akan mencukupimu apabila kamu mati” (Imam al-Ghazali, Bidâyah al-Hidâyah, Jeddah: Darul Minhaj, 2004, hal. 126).


Doa Sebelum Tidur

Ilustrasi muslim berdoa, berzikir, Islami
Ilustrasi muslim berdoa, berzikir, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Selain itu, ditambah dengan membaca doa sebelum tidur.

بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِاسْمِكَ أَرْفَعُهُ، فَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي؛ اَللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ، اَللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ؛ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا، إِنّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ؛ اللهم أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظًّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنِّي الدَّيْنَ، وَأَغْنِنِي مِنَ الْفَقْرِ؛ اللهم أَنْتَ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَتَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَمِتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، وَإِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ؛ اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ؛ اللهم أَيْقِظْنِي فِي أَحَبِّ السَّاعَاتِ إِلَيْكَ، وَاسْتَعْمِلْنِي بِأَحَبِّ الْأَعْمَالِ إِلَيْكَ، لِتُقَرِّبَنِي إِلَيْكَ زُلْفَى، وَتُبْعِدَنِي عَنْ سُخْطِكَ بُعْدًا، أَسْأَلُكَفَتُعْطِيَنِي، وَأَسْتَغْفِرُكَ فَتَغْفِرَ لِي، وَأَدْعُوْكَ فَتَسْتَجِيْبَ لِي

Artinya: “Dengan nama-Mu wahai Tuhanku, kuletakkan punggungku dan dengan nama-Mu pula kuangkat,maka ampunilah dosa-dosaku. Ya Allah, lindungi aku dari siksa-Mu di hari Engkau bangkitkan hamba-hamba-Mu. Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati. Aku berlindung pada-Mu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan setiap yang melata. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada di jalan yang lurus. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Awal Yang tidak didahului oleh sesuatu, dan Engkau pula Yang Maha Terakhir Yang tidak ada sesuatu sesudah-Mu. Engkau Maha Tampak, tak ada sesuatu pun yang berada di atas-Mu. Engkau Maha Tersembunyi, tak ada sesuatu pun yang berada di bawah-Mu. Mohon tunaikanlah utangku, juga hilangkanlah kemiskinanku. Ya Allah, Engkau Yang menciptakan diriku dan engkau pula Yang mewafatkannya. Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaan-Mu. Apabila Engkau matikan diriku, maka ampunilah, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah sebagaimana engkau menjaga para hamba-Mu yang saleh. Ya Allah aku meminta pada-Mu pengampunan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, bangunkan aku di waktu yang paling Engkau cintai. Buatlah aku melakukan perbuatan- perbuatan yang paling Kau senangi sehingga mendekatkan diriku pada-Mu dan menjauhkannya dari murka-Mu. Aku memohon pada- Mu, Engkau pun mengabulkannya, aku meminta ampunan, Engkau pun mengampuninya, dan aku berdoa pada-Mu Engkau pun mengabulkannya.” 

Kemudian membaca ayat kursi, ayat آمَنَ الرَّسُوْلُ sampai akhir surat al-Baqarah, surat al-Ikhlas, mu'awidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas), dan surat al-Mulk (Imam al-Ghazali, Bidâyah al-Hidâyah, hal. 127-128).


Pentingnya Menerapkan Etika Sebelum Tidur

Keagungan Zikir Berbuah Kesehatan
Selain doa, salah satu prinsip tasawuf dalam teknik penyembuhan diri adalah dengan berzikir.

Langkah-langkah di atas merupakan ikhtiar gamblang agar kita tidur dalam keadaan mengingat Allah dan suci secara jasmani karena berwudhu. Dengan demikian pikiran-pikiran negatif yang muncul sebelum tidur akan hilang dengan perlahan seiring kita membiasakan praktik yang telah disebutkan Imam al-Ghazali.

Banyak pikiran sendiri sering muncul tatkala kita memiliki banyak angan-angan. Dengan banyaknya angan-angan yang kita impikan, tidak mustahil banyak kegagalan yang akan kita tuai. Imam al-Ghazali, masih dalam bab yang sama, menasihati kita supaya tidak memperpanjang angan-angan, Beliau menyebutkan:

ولا تطول أملك فيثقل عليك عملك

"Jangan panjang angan sehingga membuatmu susah untuk beramal" (Imam al-Ghazali, Bidâyah al-Hidâyah, hal. 130)

Sebagaimana disebutkan di atas, salah satu efek dari overthinking adalah kita menjadi stagnan, tidak berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena terlalu banyak berpikir yang kontraproduktif.

Demikianlah bagaimana Imam al-Ghazali memaparkan etika sebelum tidur, yang mana dapat kita gunakan sebagai cara agar tidur kita menjadi nyenyak, pikiran negatif berkurang, tentunya meningkatkan kedekatan spiritual kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya