Bagaimana jika Ada Seseorang yang Hobi Meminta-minta? Ini Jawaban Buya Yahya

Buya Yahya menyebutkan bahwa ada orang yang menjadikan meminta-minta sebagai kebiasaan. Mental seperti ini, menurutnya, tidak mencerminkan mental seorang Muslim yang diajarkan dalam Islam. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2024, 14:30 WIB
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Dok. Instagram @buyayahya_albahjah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena orang yang gemar meminta-minta tanpa usaha sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini menjadi hal unik untuk dibahas  karena bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya kerja keras dan kemandirian.

Topik ini menjadi bahasan dalam sebuah tayangan video di kanal YouTube @buyayahyaofficial. Dalam video tersebut, KH Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya menjelaskan pandangan Islam tentang sikap meminta dan bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap dalam kehidupan.

Buya Yahya menyebutkan bahwa ada orang yang menjadikan meminta-minta sebagai kebiasaan. Mental seperti ini, menurutnya, tidak mencerminkan mental seorang Muslim yang diajarkan dalam Islam. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk hidup mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

“Orang yang suka meminta-minta tanpa usaha itu seperti benalu. Mentalnya mental peminta-minta, dan itu bukan mental Islami,” ujar Buya Yahya dalam video tersebut. Ia menegaskan pentingnya bekerja keras dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Islam memandang bahwa tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dalam hal ini, tangan di atas melambangkan orang yang memberi, sementara tangan di bawah melambangkan orang yang meminta. Rasulullah mengajarkan umatnya untuk menjadi pemberi, bukan penerima.

Menurut Buya Yahya, menjadi pemberi membutuhkan usaha dan kerja keras. Dengan berusaha, seseorang tidak hanya mencukupi kebutuhan dirinya, tetapi juga dapat membantu orang lain. Mentalitas seperti ini seharusnya menjadi tujuan hidup seorang Muslim.

Namun, bukan berarti Islam melarang meminta tolong. Dalam keadaan darurat, meminta bantuan adalah hal yang wajar. Islam justru mendorong umatnya untuk saling membantu dan mendukung, tetapi dengan catatan bahwa meminta tolong tidak menjadi kebiasaan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Bahaya Menjadi Peminta-minta

Budak Seks Hingga Mengemis, Ini 5 Bentuk Perbudakan Modern
ilustrasi peminta-minta. (Ilustrasi)... Selengkapnya

Buya Yahya menambahkan bahwa ketika seseorang meminta bantuan, pihak yang dimintai tolong harus bersedia membantu selama mampu. Sikap saling menolong ini merupakan salah satu ajaran penting dalam Islam.

“Jika ada yang meminta tolong kepada kita, bantulah dengan sepenuh hati. Namun, jangan sampai permintaan itu menjadi beban yang berlebihan. Kita juga harus bijak dalam menolong,” ujar Buya Yahya.

Ia juga mengingatkan bahwa memberi lebih dari sekadar memberikan materi. Menolong bisa berupa memberikan waktu, tenaga, atau bahkan nasihat yang bermanfaat. Sikap seperti ini mencerminkan keutamaan seorang Muslim.

Di sisi lain, orang yang hobi meminta-minta tanpa alasan yang jelas justru dapat merusak hubungan sosial. Kebiasaan ini membuat orang lain merasa tidak nyaman dan cenderung menghindar. Buya Yahya menegaskan pentingnya menjaga harga diri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain.

“Meminta-minta itu merendahkan harga diri kita sendiri. Cobalah untuk berpikir bagaimana caranya menjadi seseorang yang mandiri. Jangan sampai kebiasaan ini membuat kita kehilangan martabat,” tuturnya.

Buya Yahya juga memberikan solusi bagi mereka yang merasa sulit untuk mandiri. Ia mendorong agar setiap orang memulai dengan hal-hal kecil. Misalnya, bekerja dengan apa yang ada di sekitar dan terus berusaha meningkatkan kemampuan diri.

 

Solusi agar Tak Jadi Peminta-minta

Ilustrasi pengemis. (Unsplash)
Ilustrasi peminta-minta. (Unsplash)... Selengkapnya

Menurutnya, hidup mandiri tidak hanya baik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk lingkungan sekitar. Ketika seseorang mandiri, ia tidak menjadi beban bagi orang lain. Sebaliknya, ia bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.

Buya Yahya mengakhiri pembahasannya dengan menekankan pentingnya berusaha dan bersyukur atas apa yang dimiliki. “Kita harus berusaha semaksimal mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Apa pun hasilnya, bersyukurlah,” katanya.

Pesan ini menjadi pengingat bahwa Islam mengajarkan keseimbangan antara usaha dan tawakal. Seorang Muslim dituntut untuk bekerja keras, tetapi juga harus tetap berserah diri kepada Allah dalam setiap langkahnya.

Kebiasaan meminta tanpa usaha tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk mengubah pola pikir ini dan berusaha menjadi pribadi yang mandiri.

Dengan menjadi pribadi yang mandiri dan pemberi, seseorang tidak hanya mendapatkan keberkahan hidup, tetapi juga menjadi contoh bagi orang lain. Sikap seperti ini mencerminkan ajaran Islam yang penuh rahmat dan keadilan.

Kisah ini mengajarkan bahwa menjadi pemberi lebih mulia daripada menjadi peminta. Setiap Muslim diharapkan mampu menjalankan pesan ini dalam kehidupannya sehari-hari.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya