Seruan Adzan Terdengar dari Berbagai Arah, Mana yang Harus Dijawab?

Umat Islam dianjurkan untuk menjawab adzan saat dikumandangkan. Namun, jika adzan terdengar bersamaan dari berbagai arah, begini cara menjawabnya.

oleh Putry Damayanty diperbarui 23 Des 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 23 Des 2024, 13:30 WIB
[Bintang] Ilustrasi Adzan Maghrib
Berikut jadwal buka puasa di bulan Ramadan 2017. (Sumber Foto: Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Adzan bukan hanya sekadar suara yang menggema di waktu-waktu tertentu, namun merupakan seruan suci yang mengingatkan umat muslim akan kewajiban utamanya sebagai hamba Allah untuk melaksanakan sholat.

Adzan sebagai pengingat bagi kita bahwa kehidupan ini tidak hanya tentang urusan dunia, tetapi juga bagaimana hubungan dengan Allah yang harus selalu dijaga dan diprioritaskan.

Dalam Islam, terdapat anjuran untuk menjawab adzan, sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut:

إِذَا سَمِعْتُمِ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ

Artinya: “Jika kalian mendengar suara muadzin (mengumandangkan adzan) maka katakanlah sebagaimana yang telah diucapkan oleh muadzin,”

Indonesia menjadi negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Masjid dan mushola dapat ditemukan hampir di setiap sudut negeri ini. Tak ayal jika suara adzan satu per satu saling bersahut.

Lantas, bagaimana jika mendengar adzan yang saling bersahutan dari berbagai arah, manakah yang harus dijawab?

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Menjawab Seruan Adzan

Adzan - Vania
Ilustrasi Adzan/https://www.shutterstock.com/Abu Mikail

Terkait mana adzan yang secara khusus dianjurkan untuk dijawab ketika kita mendengar adzan yang begitu banyak tersebut. Dikutip dari NU Online, Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’-nya menjelaskan bahwa ada dua pendapat.

إذا سمع مؤذنا بعد مؤذن هل يختص استحباب المتابعة بالأول أم يستحب متابعة كل مؤذن فيه خلاف للسلف حكاه القاضي عياض في شرح صحيح مسلم ولم أر فيه شيئا لأصحابنا. والمسألة محتملة والمختار أن يقال المتابعة سنة متأكدة يكره تركها لتصريح الأحاديث الصحيحة بالأمر بها وهذا يختص بالأول لأن الأمر لا يقتضي التكرار وأما أصل الفضيلة والثواب في المتابعة فلا يختص والله أعلم

Artinya: “Jika mendengar suara (adzan) muadzin setelah muadzin yang lain, apakah dikhususkan anjuran untuk mengikuti muadzin pertama atau dianjurkan juga menjawab seluruh muadzin. Ada beberapa perbedaan pendapat di kalangan salaf, seperti yang dinyatakan Al-Qadhi Iyadh dalam Syarh Sahih Muslim. Saya (Imam An-Nawawi) tidak menemukan pendapat terkait masalah ini pada ulama Syafi’iyah. Permasalahan ini ada beberapa kemungkinan. Kesimpulan yang lebih tepat bahwa menjawab adzan hukumnya sunah muakkad (ditekankan), makruh jika ditinggalkan, berdasarkan hadits shahih yang secara tegas memerintahkannya. Ini hanya khusus untuk menjawab adzan yang pertama karena perintah tidak menunjukkan harus diulang. Hanya saja, keutamaan dan pahala menjawab adzan, tidak hanya khusus untuk menjawab adzan yang pertama,” (Lihat An-Nawawi, Al-Majmūʽ Syarḥul Muhaddzab, [Beirut: Dārul Fikr, tanpa catatan tahun], juz III, halaman 119).

Dari pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa jika terjadi adzan yang bersahutan, maka cukup dijawab adzan yang pertama. Namun, menjawab adzan-adzan setelahnya juga masih diberikan keutamaan dan pahala.

Imam An-Nawawi menguatkan pendapat yang menyebutkan bahwa yang disunnahkan adalah menjawab adzan yang pertama, karena menurutnya, perintah menjawab adzan tersebut tidak menunjukkan adanya keharusan untuk mengulang (Al-amr la yaqtadhit tikrār). 

Keutamaan Menjawab Adzan

ilustrasi adzan. plus.kapanlagi.com
ilustrasi adzan. plus.kapanlagi.com

Adzan juga memiliki keutamaan serta manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjawab adzan menjadi sesuatu yang sangat dianjurkan dan mengandung hikmah di dalamnya. Berikut di antara keutamaan menjawab adzan dikutip dari laman lazrydha.org:

1) Menjadi saksi kebaikan

Menjawab adzan merupakan panggilan shalat menjadi sebuah amal baik yang akan dicatat oleh malaikat Rakib dan Atid dan jawaban itu akan menjadi saksi kebaikan kita di hari kiamat. Seperti mana Rasulullah SAW bersabda :

لايَسْمَعُ صَوْتَهُ جِنٌّ وَلا إِنْسٌ وَلا حَجَرٌ وَلا شَجَرٌ إِلا شَهِدَ لَهُ

“Tidaklah suara adzan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan  itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Abu Ya’la)

Jadi, barangsiapa yang mendengarkan suatu azan yang dikumandangkan akan dicatat amal kebaikan apalagi yang menjawab azan tersebuat akan dijadikan saksi kebaikannya di hari kiamat.

2) Menjawab adzan karena keyakinan hati akan mengantarkan menuju surga

Dengan keyakina hati, menjawab azan akan mengantarkan kita ke surga.  

“Ketika muadzin mengumandangkan Allahuakbar Allahuakbar lalu kalian menjawab allahuakbar allahuakbar. Kemuadian muadzin mengumandangkan asyhadu anlaa ilaaha illallah, lalu kalian menjawab asuhadu anlaa ilaaha illallah dan seterusnya hingga akhir adzan. Siapa yang mengucapkan itu dari dalalm hatinya maka akan masuk surga.” (HR. Muslim)

3) Diampuni dosa

Kemudian, Barangsiapa yang ketika mendengarkan adzan dia mengucapkan: aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT. Siapa yang mengucapkan itu maka dosa-dosanya akan diampuni (HR. Ahmad, Muslim dan lainnya).

4) Bagi yang menjawab adzan dan membaca sholawat maka Allah akan memberikan sholawat baginya 10 kali

“Apabila kalian mendengar muadzin, jawablah adzannya. Kemudian bacalah sholawat untukku. Karena orang yang membaca sholawat untukku seklai maka Allah akan memberikannya sholawat untuknya 10 kali.” (HR. Muslim)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya