Liputan6.com, Jakarta - Kesadaran akan ketergantungan kepada Allah adalah salah satu hal yang selalu ditekankan dalam ajaran Islam. Namun, ada saja orang yang hidup seakan-akan tidak membutuhkan campur tangan Allah, dan hal ini disebut sebagai salah satu ciri utama orang buruk.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang akrab disapa Gus Baha, menjelaskan hal ini dalam sebuah ceramah yang menggugah hati. Gus Baha mengingatkan pentingnya kesadaran bahwa segala hal dalam hidup tidak lepas dari pertolongan Allah.
Advertisement
Dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @asepsadhili3081, Gus Baha menyoroti bahwa merasa mampu melakukan segalanya sendiri tanpa Allah adalah sifat yang mencerminkan karakter Firaun.
Advertisement
"Kalau saya punya uang pasti senang, punya jabatan pasti senang, jadi menteri pasti beres semua, jadi gubernur beres semua. Merasa bisa semua itu adalah mensifati Firaun," ungkap Gus Baha dalam ceramahnya.
Gus Baha menjelaskan bahwa sifat tersebut sangat berbahaya karena mengesampingkan peran Allah dalam kehidupan. Orang yang berpikiran seperti ini cenderung kehilangan kesadaran bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah.
Sebaliknya, orang yang sadar akan ketergantungannya kepada Allah akan selalu mengingat bahwa tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Baha juga menjelaskan dengan gamblang bagaimana seorang muslim menjadi hamba kebanggaan Allah SWT.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Kita Bukan Siapa-Siapa, Jangan Sombong seperti Fir'aun
"Kalau kamu jadi menteri, jadi gubernur, tetap harus merasa bahwa saya ini bukan siapa-siapa tanpa pertolongan Allah," tegas Gus Baha. Kesadaran ini menjadi kunci bagi seseorang untuk tetap rendah hati dan tidak sombong.
Gus Baha juga mengingatkan bahwa bahkan seorang kiai sekalipun tidak akan mampu menjalankan tugasnya tanpa pertolongan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang benar-benar mandiri dari kehendak Sang Pencipta.
"Saya kiai pun nggak bisa apa-apa tanpa pertolongan Allah. Saya orang baik pun nggak mesti dijamin baik terus tanpa pertolongan Allah," lanjutnya.
Ungkapan ini menggambarkan betapa pentingnya terus bersandar kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan. Dalam setiap langkah, manusia harus selalu menyadari bahwa kekuatan sejati hanya berasal dari Allah.
Sebagai bukti ketergantungan kepada Allah, Gus Baha mengingatkan pentingnya selalu mengucapkan kalimat La haula wala quwwata illa billah. Kalimat ini berarti "tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah."
Menurut Gus Baha, orang yang benar-benar memahami makna kalimat tersebut akan selalu merasa bahwa kemampuan menghindari maksiat dan melakukan ketaatan pun sepenuhnya bergantung kepada Allah.
"Saya bisa menghindari maksiat ya karena Allah, bisa melakukan taat juga karena Allah," tegasnya. Hal ini menjadi dasar bagi seseorang untuk selalu bersikap rendah hati dan bersyukur.
Advertisement
Jadilah Hamba Kebanggan
Orang yang menyadari sepenuhnya ketergantungannya kepada Allah akan menjadikan statusnya sebagai seorang hamba sebagai kebanggaan.
"Nah, orang yang seperti ini itu jenengan saya ini. Kata Allah, hamba yang menjadi kebanggaanKu adalah orang yang selalu fakir yang selalu butuh kepada Allah SWT," ujar Gus Baha.
Kesadaran akan kefakiran di hadapan Allah tidak berarti lemah, tetapi justru menunjukkan kekuatan iman yang besar. Hal ini menjadi pilar utama dalam menjalani hidup sebagai seorang Muslim.
Menurut Gus Baha, menjadi fakir kepada Allah adalah kebanggaan karena hal ini menunjukkan keimanan yang tulus dan kuat. Orang yang menyadari ketergantungannya kepada Allah akan selalu berada di jalan yang lurus.
Ceramah ini memberikan pengingat kepada semua orang bahwa hidup yang sukses dan bermakna hanya bisa dicapai dengan bersandar kepada Allah.
Sikap seperti ini tidak hanya membawa keberkahan, tetapi juga menjaga hati dari kesombongan dan sifat merasa mampu segalanya sendiri.
Dengan gaya yang khas, Gus Baha kembali menekankan bahwa manusia tidak akan pernah benar-benar mandiri tanpa campur tangan Allah.
Kesadaran akan hal ini harus ditanamkan dalam setiap aspek kehidupan, sehingga setiap langkah yang diambil selalu berada dalam kerangka keimanan.
Pesan ini menginspirasi banyak orang untuk terus menjaga hubungan dengan Allah dan mengingat bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah titipan yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.
Melalui ceramahnya, Gus Baha mengajarkan bahwa kunci hidup yang baik adalah menyadari sepenuhnya bahwa manusia hanyalah hamba yang selalu membutuhkan Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul