Kisah Murid Abu Yazid al-Busthami Tak Kunjung Mukasyafah Padahal Ahli Ibadah, Ternyata Ini Penyebabnya, Diceritakan Gus Baha

Ada kisah unik sebagaimana dikisahkan Gus Baha seputar murid AbuYazid al-Busthami yang tak kunjung mukasyafah padahal ia rajin beribadah.

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Mar 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 08:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Ngaji Gus Baha)
Gus Baha (SS: YT Ngaji Gus Baha)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Rais Syuriah PBNU yang merupakan alumnus Ponpes Al-Anwar Sarang Rembang, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengisahkan tentang salah seorang ulama tasawuf yaitu Abu Yazid al-Busthami.

Murid Mbah Moen ini menceritakan, murid Abu Yazid al-Busthami yang sangat giat dalam beribadah. Tidak hanya ibadah wajib, ia juga kerap menunaikan ibadah-ibadah sunah.

Meski demikian adanya, tetapi  murid beliau ini tidak kunjung muasyafah. Lain halnya denga muridnya yang tidak giat melaksanakan ibadah sunah. Mereka hanya bekerja di pasar, namun ia cepat mengalami mukasyafah.

Sebagai informasi mukasyafah ialah terbukanya tirai di mana saat itu seorang hamba dengan Allah SWT sudah tidak ada lagi sekat yang menghalanginya.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Minta Saran Abu Yazid

Keagungan Zikir Berbuah Kesehatan
Selain doa, salah satu prinsip tasawuf dalam teknik penyembuhan diri adalah dengan berzikir.... Selengkapnya

"Abu Yazid al-Busthami memiliki murid yang giat ibadah, sering melaksanakan sholat sunah, apa saja dijalani, termasuk puasa,” kisah Gus Baha dikutip dari tayangan YouTube Short @gayengco, Senin (17/03/2025).

“Tapi dia tidak bisa wushul, tidak kunjung mukasyafah,” sambungnya.

Lain halnya dengan murid beliau yang bekerja di pasar dan tidak giat ibadah justru sangat cepat mencapai maqam mukasyafah.

“Sementara murid-murid beliau yang bekerja di pasar dan ikhlas itu ceoat mukasyafah,” tuturnya.

Heran dengan hal ini, sang murid tadi meminta saran Abu Yazid agar membocorkan rahasia agar bisa cepat mukasyafah.

“Ya Ustadz, kenapa saya tidak bisa mukasyafah, padahal ibadah saya ini lebih baik dari mereka?” tanya sang murid kepada Abu Yazid.

“Beri saya saran biar cepat mukasyafah,” imbuhnya.

“Kamu tidak akan mampu,” sergah Abu Yazid.

Lantas Abu Yazid al-Busthami mengungkap perilaku muridnya yang bekerja di pasar yang memanggul kacang dengan kepalanya lalu menjualnya. Setelah jualannya laku, lalu uangnya dikasihkan ke anak-anak kecil.

Tak hanya itu, mereka memberi lebih banyak kepada anak-anak yang semula menganggap mereka orang gila dan memberi sedikit uang yang tidak menghinanya. Mendengar penuturan Abu Yazid ini, maka sang murid pun merasa tidak bisa melakukannya.

Abu Yazid pun mengatakan bahwa yang membuat mereka cepat mukasyafah sebab melakukan hal itu.

Sekilas tentang Abu Yazid al-Busthami

wali allah adalah
wali allah adalah ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Mengutip wikipedia, Abu Yazid Al-Busthami adalah sufi abad III Hijriyah berkebangsaan Persia, lahir tahun 804 M/ 188H. Nama kecilnya adalah Tayfur, sedang lengkapnya Abu Yazid Tayfur ibn Isa ibn Surusyan al-Busthami.

Dalam literatur-literatur tasawuf, namanya sering ditulis dengan Bayazid Bastami. Setelah dikaruniai seorang putra bernama Yazid, ia kemudian lebih dikenal dengan nama Abu Yazid (arti:Ayah Yazid). Al-Busthami sendiri adalah nisbah (ditujukan) pada daerah kelahirannya Bistami, Qumis, di daerah tenggara Laut Kaspia, Iran.

Ayahnya bernama Isa, sedangkan kakeknya bernama Surusyan, yang mana keduanya beragama Majusi (agama bangsa Persia yang mengajarkan penyembahan kepada api dan berhala), tetapi kemudian masuk Islam.

Kedua orangtuanya Abu Yazid adalah muslim yang taat, shaleh, wara (sederhana dan mementingkan kehalalan rizki yang dicari dan diterima), serta zuhud (berperilaku seperti yang dilakukan para pendahulu yang suka berbuat baik, meningkatkan hubungan dengan Allah untuk mencapai derajat yang mulia dan tinggi).

Sedang, kakaknya bernama Adam dan adiknya bernama Ali yang juga sufi. Ada sufi yang memiliki nama hampir mirip dengannya, yakni Abu Yazid dan Taifur Al Bistami Al-Asghar. Data hidup yang dimilikinya sangatlah terbatas.

Info-info mengenai dirinya di dapat dari Tayfur (cucu dari Adam). Selain itu, biografi Abu Yazid juga diketahui melalui tokoh-tokoh lain yang pernah berjumpa serta mencatat ucapan-ucapannya, seperti Abu Musa al-Dabili, Abu Ishaq al-Harawi, dan lain-lain. Sejarah mencatat bahwa ia tidak meninggalkan suatu tulisan, barang satupun.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya