Banjir Melanda Pati dan Cilacap, Puluhan Rumah Terseret Air Bah

Puluhan rumah warga di dua desa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, terseret banjir bandang. Sementara, di Cilacap, banjir merendam 4 kecamatan

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jul 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2022, 17:00 WIB
Penampakan kampung di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang porak-poranda diterjang banjir bandang pada Rabu (22/6/2022) malam. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)
Penampakan kampung di Desa Purasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor yang porak-poranda diterjang banjir bandang pada Rabu (22/6/2022) malam. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Pati - Puluhan rumah warga di dua desa di Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, hanyut terbawa arus banjir bandang di daerah itu akibat curah hujan yang tinggi.

"Sekitar 25 rumah yang hanyut terbawa banjir bandang di Kecamatan Margoyoso, yakni di Desa Bulumanis Kidul ada 13 rumah dan Desa Tunjungrejo ada 12 rumah, sedangkan di Desa Sekarjalak hanya rusak ringan," kata Bupati Pati Haryanto usai mengunjungi lokasi banjir di Bulumanis Kidul, Kecamatan Margoyoso, Pati, Kamis.

Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum korban banjir, kata dia, Pemkab Pati menyiapkan dapur umum di dekat balai desa masing-masing.

Selain itu, imbuh dia, saat ini juga ada suplai kebutuhan makan dan minum dari PMI Pati, relawan, komunitas, Kementerian Sosial maupun Dinas Sosial Pati serta sejumlah pihak lain.

Pemkab Pati juga melakukan inventarisasi korban banjir bandang yang terjadi pada Kamis (14/7) dini hari itu. Selanjutnya, setelah mengetahui kebutuhannya akan dipetakan dan warga yang rumahnya rusak juga akan dibantu pemerintah.

"Kami berharap masyarakat bersatu padu dan jangan saling menyalahkan. Mari bersama-sama mencari solusi terbaik karena korban banjir juga tidak hanya kehilangan rumah, dokumen-dokumen penting pun ikut terbawa hanyut banjir sehingga mereka membutuhkan uluran tangan secepatnya," ujarnya, dikutip Antara.

Kalakhar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati Martinus Budi Prasetya yang ikut mendampingi Bupati Pati mengunjungi lokasi banjir di Desa Bulumanis Kidul menambahkan saat ini warga korban banjir diungsikan sementara di balai desa terdekat.

"Ada pula yang mengungsi di rumah saudaranya karena 25 rumah warga yang tersebar di dua desa tersebut memang tidak bisa dihuni lagi," ujarnya.

Bencana banjir di Kecamatan Margoyoso tercatat melanda tiga desa, yakni Bulumanis Kidul, Sekarjalak dan Tunjungrejo.

Selain di Kecamatan Margoyoso, banjir juga terjadi di beberapa desa di Kecamatan Pati Kota, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, dan Kecamatan Margorejo.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Banjir di Cilacap

 

Sementara, keesokan harinya, bencana banjir dilaporkan merendam sejumlah desa di empat kecamatan di wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (15/7/2022).

Banjir dipicu hujan deras sejak Kamis sore hingga Jumat dinihari, dan menyebabkan sejumlah sungai meluap.

Kepala Seksi Pencegahan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Gatot Arif Widodo mengatakan banjir terjadi di Kecamatan Sidareja, Gandrungmangu, Bantarsari dan Kawunganten.

Tiga kecamatan disebut pertama terdampak paling parah. Sementara, di Kecamatan Kawunganten wilayah terdampak banjir hanya yang berada di wilayah perbatasan dengan Kecamatan Bantarsari.

Sementara ini petugas masih melakukan pendataan ke sejumlah desa yang dilaporkan terendam banjir sehingga belum bisa menyebut berapa wilayah desa atau dampak banjir di desa-desa tersebut.

Namun, pada Jumat pagi dilaporkan banjir sempat menghambat arus lalu lintas di sejumlah titik jalan nasional, seperti di Kecamatan Bantarsari dan Gandrungmangu.

“Sementara yang dilaporkan jalur dulu, Mas. Jalur yang terhambat arus lalu lintasnya. Kemudian untuk desa-desa, yang sebelah kanan dan kirinya, kita belum masuk ke dalam (laporannya)," ucap dia.

Gatot Arif mengungkapkan, hujan di wilayah atas menyebabkan DAS di wilayah dataran rendah tidak bisa menampung debit air dan akhirnya melimpas ke jalan dan permukiman penduduk.

Hal itu juga terkait erat dengan rusaknya daerah resapan atau tangkapan air. Pasalnya, di kawasan hulu sudah banyak yang beralih fungsi dan minim tutupan hutan.

"Jadinya airnya langsung turun ke wilayah bawah. Tidak bisa menampung," kata Gatot.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya