Liputan6.com, Lamongan - Bagi sebagian orang, tanaman hias menjadi hobi tersendiri. Tak sedikit orang mau merogoh kocek yang dalam agar bisa membawa tanaman yang ia suka pulang ke rumah.
Di Jawa Timur, terdapat satu desa yang tersohor sebagai penghasil tanaman hias, ialah Desa Wanar di Kabupaten Lamongan.
Penduduk desa ini tidak tiba-tiba begitu saja berbondong-bondong memiliki usaha tanaman hias, namun ada sejarah di balik itu.
Advertisement
Kepala Desa Wanar Ali Thohir menceritakan kesohoran tanaman hias yang dihasilkan masyarakat Desa Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan tak lepas dari usaha seorang sesepuh Dusun Tulung Desa Wanar yang merantau, hingga menjadi seorang tukang taman di kota pahlawan pada era 80-an.
Baca Juga
Sesepuh itu merantau ke Surabaya tahun 80-an. Di sana awalnya menjual kompos dengan anaknya jual ke rumah-rumah orang yang kayalah waktu itu.
Lambat laun ada yang memakai jasa sepuh tersebut untuk merawat tanaman di rumah orang. Tak hanya merawat tapi disuruh menata juga dan dilihat ada perkembangan menjadi Indah. Nah dari situlah sesepuh tersebut mengajak saudaranya, tetangganya untuk jadi tukang taman.
"Kemudian dari situ merambah membuat tanaman hiasnya sendiri. Dari situlah cikal bakalnya," kata Thohir.
Kini hampir 30 persen warganya menekuni usaha membuat tanaman hias yang dinilai sangat memengaruhi perekonomian bagi warga desanya.
"Indahnya Jakarta orang kami yang membuat tamannya, hijaunya Surabaya tukang kami yang mengerjakan. Hampir 30 persen warga menekuni tanaman hias, pemasaran hampir seluruh Indonesia, bahkan ke Brunei. Sangat prospek sekali usaha ini," ujarnya.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Desa Wisata
Melihat potensi tersebut, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, mencanangkan kawasan Desa Wanar Kecamatan Pucuk menjadi Desa Wisata Tanaman Hias, di Dusun Tulung Desa Wanar Pucuk, Lamongan.
Tak hanya terkenal lewat kelezatan kulinernya atau tenun ikatnya saja, Lamongan juga tersohor sebagai penghasil tanaman hias seperti yang ada di Desa Wanar yang bahkan penjualannya telah merambah pasar luar negeri seperti Brunei Darussalam, Malaysia hingga Singapura.
Bupati menilai Desa Wanar tidak hanya pantas menjadi Desa Tanaman Hias, namun juga layak menjadi Desa Devisa, seperti Desa Parengan Maduran yang lebih dulu dinobatkan.
"Tanaman di sini tadinya cuma biasa tapi bisa disulap menjadi luar biasa, bahkan pohon waru disini naik kasta jadi red panama sehingga harga jualnya sangat tinggi," ungkap Bupati Yes sapaan akrabnya, Sabtu (26/3/2022).
Advertisement