Liputan6.com, Bangkalan - Daun serei tak lagi menjadi sekedar bumbu dapur, seperti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN 2) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Melalui praktik laboratorium sekolah, siswa jurusan kimia industri bisa mengolahnya menjadi bahan baku aneka kosmetik. "Ada parfum, deodorant, pembersih wajah, juga minyak angin aromatherapy," Kepala Program Keahlian Teknik Kimia Industri, SMKN 2 Bangkalan, Apriliyawati Widyastuti menjelaskan beberapa produk kosmetik yang berhasil diproduksi.
Baca Juga
Advertisement
Kamis pagi (13/2/2025), kesibukan nampak di ruang laboratorium sekolah. Belasan siswa mengenakan APD, sibuk dengan aneka aktivitas. Ada yang memotong-motong serei, sebagian lain menyampur bahan-bahan kimia dalam beaker glass atau gelas kimia. Potongan serei kemudian dimasukkan dalam alat penyulingan. Sementara hasil pencampuran bahan kimia dimasukkan dalam botol-botol kemasan. "Waktu penyulingan membutuhkan waktu kurang lebih 5 jam untuk menghasilkan esensial oil daun serei," kata Apriliya.
Kebun Sekolah
Memiliki luas kurang lebih 2 hektare, SMKN 2 Bangkalan memiliki kebun sekolah sendiri untuk memproduksi bahan-bahan kebutuhan praktikum seperti daun serei. Pagi hari adalah waktu terbaik memanen daun serei untuk memaksimalkan kandungannya saat penyulingan. Sebelum dipotong dan disuling, daun serei dipilah terlebih dahulu karena tidak semua bisa dipakai. "Kalau kayak gini (kering) tidak layak pakai, jadi harus dibuang," kata Fahmi, Siswa kelas XI, saat memanen serai.
Setelah dipanen, daun serei tadi lantas dibawa ke laboratorium untuk kemudian diekstrak menjadi esensial oil atau minyak Atsiri. Esensial oil inilah yang kemudian dicampur dengan bahan kimia lain menjadi aneka bahan kosmetik seperti parfum, deodorant, face wash hingga minyak angin aromatherapy.
Advertisement
Proses Produksi
Vita, siswa kelas XII, dengan lancar menjelaskan proses pencampuran esensial oil daun serei dengan bahan kimia lain hingga menghasilkan parfum beraroma serei yang menyegarkan. Guna menghasilkan parfum, kata dia, butuh setidaknya pencampuran 5 bahan kimia. Mulai dari esensial oil, alkohol dan bahan fiksatif. "Untuk bisa mencampur berbahan bahan kimia ini, kami menjalani magang selama beberapa bulan di Semarang," katanya.
Setelah memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia parfum, Vita kini tak lagi sembarangan membeli parfum. Ia menjadi lebih selektif setelah bisa membedakan mana parfum yang bagus dan mana parfum basic yang beredar di pasaran. "Yang ini masih parfum basic," kata Vita saat ditanya maksud tulisan eau de toilette yang tertera pada label parfum yang dibuatnya.
Terkendala Izin Produksi
Sayangnya hingga kini, produk-produk kosmetik yang dihasilkan siswa SMKN 2 tersebut belum bisa dipasarkan secara bebas. "Terkendala izin produksi, kami belum punya," Kata Kepala SMKN 2 Bangkalan, Nur Hazizah.
Maka itu, Nur Hazizah berharap ke depan sekolah dapat memperoleh izin produksi resmi sehingga bisa menjadi sumber penghasilan tambahan bagi sekolah dan siswa yang terlibat dalam produksi. "Saat ini, produk-produk tersebut hanya digunakan secara internal, seperti untuk kebutuhan sekolah atau souvenir tamu,” ungkap dia.
Selain Kimia Industri, SMKN 2 Bangkalan juga memiliki jurusan lain seperti Teknik Pemesinan (TPM), Teknik Sepeda Motor, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITM), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Berbagai kejuruan ini diharapkan memberikan keterampilan yang dapat diaplikasikan langsung di masyarakat setelah lulus sekolah, baik terjun ke dunia kerja atau membuka usaha mandiri.
Advertisement
