Dilaporkan Jatuh dari Tangga, IRT Tulungagung Ternyata Dibunuh Suami

Keduanya sempat bertengkar karena hanya sang istri yang menjadi tulang punggung keluarga.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jun 2022, 23:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2022, 23:00 WIB
Ilustrasi tersangka
Ilustrasi (Liputan6.com)

Liputan6.com, Tulungagung - SR, ibu rumah tangga di Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung yang sebelumnya dilaporkan meninggal usai jatuh dari tangga ternyata dibunuh oleh suaminya, WST (49). Hal itu terungkap setelah pihak kepolisian menyelidiki kematian wanita berusia 43 tahun tersebut setelah melihat sejumlah luka cakar di tubuhnya. 

Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto mengatakan bahwa WST kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Pria berusia 49 tahun itu membunuh istrinya dengan cara menganiayanya lalu membuat pembunuhan tersebut seoalah adalah sebuah kecelakaan. 

 

"Dari hasil pemeriksaan ditemukan beberapa luka pada tubuh korban. Seperti cakaran di wajah dan dada, bekas cekikan di leher, mata kanan lebam serta kepala terdapat luka. Dari hasil pemeriksaan tersebut akhirnya polisi melakulan penyelidikan," kata Handono, Senin (27/6/2022).

Handono menceritakan kejadian itu bermula ketika WST dan SR terlibat pertengkaran yang cukup hebat karena persoalan ekonomi. SR memang diketahui menjadi tulang punggung keluarga lantaran WST selama ini hanya bekerja serabutan. 

"Kronologinya, ketika itu anak mereka sedang bersekolah, hanya tersangka dan korban yang berada di rumah. Disaat itulah mereka cekcok, masalah ekonomi. Dimana hanya korbanlah yang menjadi tulang punggung keluarga. Sedangkan tersangka hanya bekerja serabutan," jelasnya.

WST kemudian naik pitam hingga akhirnya menganiaya istrinya sendiri dengan cara mencekiknya dan mendorongnya hingga terjatuh dari tangga. Saat terjatuh, kepala SR terbentur di tangga hingga akhirnya dia meninggal dunia. 

"Percek-cokan itu membuat korban terdorong dan terjatuh dari lantai dua. Hal itu membuat mata korban lebam akibat terkena gagang besi tangga selain itu kepala korban membentur lantai," imbuhnya.

Melihat istrinya tak lagi bernyawa, WST kemudian melancarkan aksi tipu dayanya dengan seolah-olah menanyakan keberadaan istrinya kepada tetangga. Setelah itu, tersangka kembali ke rumah dan berteriak seakan-akan baru melihat korban dengan kondisi demikian.

"Bahkan ketika itu, jenazah korban hendak dimakamkan. Namun setelah timbul kecurigaan dari warga, akhirnya polisi melakukan penyelidikan dan membawa jenazah korban ke RSUD dr Iskak untuk dilakukan autopsi," ujarnya.

Sementara itu, WST mengaku telah tersulut emosi lantaran akibat ucapan dari istrinya. Dimana ketika itu, SR mencaci tersangka karena hanya dialah yang bekerja hingga ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sedangkan tersangka hanya menganggur di rumah.

"Istri saya hendak mencari suami baru, karena saya tidak bekerja. Akhirnya dari ucapan itu, saya tersulut emosi hingga menyebabkan istri saya meninggal dunia," ungkapnya.

Kecurigaan Polisi

Ilustrasi Garis Polisi
Ilustrasi Garis Polisi. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sebelumnya, Satreskrim Polres Tulungagung turun tangan menyelidiki kasus kematian SU (43), warga Desa Besole, Kecamatan Besuki, Tulungagung. Ibu rumah tangga itu ditemukan tewas di rumahnya pada Jumat (24/6/2022) pagi kemarin. 

SU dilaporkan meninggal karena terjatuh dari tangga rumahnya. Namun polisi belakangan merasa curiga lantaran melihat sejumlah kejanggalan pada tubuh ibu rumah tangga berusia 43 tahun itu. 

 Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mohammad Anshori menjelaskan bahwa kematian SU pertama kali dilaporkan oleh suaminya sendiri. Kepada pihak Polsek Besuki, suami SU mengaku bahwa saat itu ia baru pulang dari mengantar anaknya ke sekolah dan mendapati istrinya dalam keadaan tak bernyawa di dekat tangga.  

"Informasi pertama dari saksi itu, korban jatuh dari tangga, tapi ini masih kita lakukan pendalaman," ujarnya, Sabtu (25/6/2022).

Polsek Besuki kemudian mendatangkan tim inafis dan tim medis untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan visum terhadap jasad SU. Dari hasil pemeriksaan itu tim medis menemukan kejanggalan yakni sejumlah luka cakar di tubuh korban. 

Pihak kepolisian pun memutuskan untuk membawa jenazah SU ke rumah sakit untuk menjalani autopsi. Hal itu dilakukan untuk memastikan penyebab kematian SU apakah karena dibunuh atau kecelakaan. 

Anshori menambahkan bahwa hingga saat ini pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya tiga orang saksi dalam kejadian tersebut. Mereka yang diperiksa adalah orang-orang yang pertama kali menemukan jasad SU dan membantu menolongnya. 

"Terdapat tiga saksi yang kami periksa di Polsek Besuki. Yang jelas mereka adalah yang pertama kali melihat korban dan yang membantu mengevakuasi korban," terangnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya