Liputan6.com, Jakarta Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 saat perbincangan dengan desainer Jeanny Ang berakhir. Liputan6.com datang ke butik Jeanny Ang di Mall Taman Anggrek lantai dasar pada Jumat, 4 April 2014.
Tiga buah manekin terpajang di balik kaca depan butiknya. Sangat feminin, itulah kesan pertama yang didapat saat melihat baju-baju karya Jeanny Ang dari luar butik. Masuk ke bagian dalam suasana feminin dan fairy semakin terasa dengan baju-baju yang banyak menggunakan aplikasi bunga-bunga warna-warni yang soft.
Baca Juga
Advertisement
Ciri dan Inspirasi dalam Mendesain
Setelah berbincang-bincang dengan desainer yang merupakan lulusan Hong Kong International Design School ini diketahui alasan dari feel feminin dari rancangan-rancangannya itu.
“Menurut saya tiap desainer fashion harus memiliki ciri khas rancangan dan ciri khas tersebut akan muncul dari jiwa dan selera sang desainer. Saya pribadi memang menyukai bunga-bunga yang cantik serta warna-warna cerah yang lembut dan natural juga. Saya ingin tiap orang yang memakai rancangan saya mendapat feel feminin dan cantik,” ucap Jeanny Ang pada kesempatan itu.
Jika Anda melihat rancangan-rancangan Jeanny Ang, Anda bisa melihat ciri khas desainnya. Selain aksen bunga-bunga dan warna-warni yang soft, desain-desain Jeanny Ang banyak menampilkan layer.
Jeanny Ang mengatakan bahwa dirinya pribadi memang suka dengan model layer karena memberi nuansa happy pada pakaian-pakaian yang dibuatnya. Jeanny yang juga menyukai rancangan-rancangan Sebastian Gunawan dan Vera Wang ini mengatakan, “Pesan yang ingin saya sampaikan melalui desain yang happy itu adalah enjoy your life and everything will be fine”.
Pandangan Jeanny Ang tentang Fashion
Jeanny menyayangkan perihal sebagian masyarakat yang masih belum memiliki prinsip berfashion sehingga kerap menjadi korban tren fashion. Jika satu tren fashion muncul, masyarakat langsung mengikuti tanpa melihat apakah hal tersebut cocok atau tidak dengan dirinya.
Bahwa tujuan dalam menggunakan busana adalah untuk `dilihat` orang, Jeanny menganggap hal itu bukan masalah. Menurut desainer yang pada waktu kecil suka mengerjakan kerajinan tangan, tiap orang harus berupaya menampilkan keindahan.
Oleh karena itu menurutnya tindakan berbusana perlu diisi dengan tujuan agar orang sekitar mengapresiasi gaya busana kita yang mana gaya busana itu merupakan wujud upaya kita dalam menampilkan keindahan.
Baginya yang perlu dijaga adalah pikiran yang tetap positif. Jika ada seseorang tampil lebih baik justru kita harus dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut. Kita tidak boleh memposisikan orang yang tampil lebih baik tersebut sebagai musuh.
Pengamatan Gaya Busana Pesta & Tips dari Jeanny
Tentang Gaya Busana Pesta Masyarakat Indonesia
Sebagai seorang desainer yang mengambil spesialisasi desain baju pesta saat berkuliah di Hong Kong International Design School dan juga berkarir dalam merancang busana pesata, Jeanny Ang melihat ada perbedaan antara fashion masyarakat Indonesia dengan masyarakat Hong Kong saat ini dalam hal busana pesta.
Menurutnya, gaya busana pesta masyarakat Hong Kong terbilang lebih simple dibandingkan dengan masyarakat Indonesia. Menariknya hal ini disebabkan karena suasana pesta masyarakat Indonesia yang memang lebih glam jika dibandingkan dengan pesta-pesta di Hong Kong atau di belahan dunia manapun.
Berkecimpung di dunia desain busana pesta, Jeanny Ang melihat bahwa selera busana pesta masyarakat Jakarta Utara dan Jakarta Barat cenderung bergaya internasional sedangkan masyarakat Jakarta Selatan cenderung memilih busana tradisional dengan sentuhan moderen.
Tips Fashion Jeanny Ang untuk Menghadiri Pesta
Melanjutkan perbicangan dengan Jeanny Ang yang kala itu tampil feminin, Jeanny membagi siasat agar dapat tampak stand out di sebuah pesta. “Jika ingin tampil stand out pada sebuah pesta, seseorang justru perlu memakai busana dengan warna-warna yang cerah sebab orang-orang lainnya cenderung memilih busana berwarna gelap untuk menghadiri sebuah pesta”.
Jeanny berpikir bahwa sudah tertanam mengakar di benak masyarakat bahwa warna gelap akan membuat mereka tampak lebih langsing dan lebih anggun. Bahwa warna gelap dapat membuat seseorang tampak langsing tak dipungkirinya.
Yang perlu diluruskan adalah bukan berarti bahwa busana warna cerah tak dapat membuat pemakainya tampak lebih langsing dan lebih anggun. Kuncinya adalah membuat model pakaian yang dapat membuat si pemakai tampak lebih langsing dan lebih anggun.
Jeanny mengaku bahwa selama merancang pakaian untuk klien, dirinya tak pernah menggunakan warna hitam. Ia pun memang menyarankan kliennya untuk mencoba berbagai warna lain selain dari warna hitam. Di matanya hidup ini penuh dengan berbagai warna indah sehingga kita harus memancarkan warna-warna tersebut.
Selain itu Jeanny Ang menekankan bahwa berbusana pesta sesuai dengan jenis pesta merupakan bentuk penghargaan pada tuan rumah pesta. Jika pesta diadakan di hotel berbintang, tak ada salahnya untuk bepakaian lebih glam namun tidak berlebihan.
Advertisement
Kilas Balik Karir Jeanny Ang
Kilas Balik Karir Jeanny Ang
Peran orangtua dalam karir Jeanny Ang tak bisa dipinggirkan saat berbicara tentang perjalanan karirnya. Selain karena memiliki minat di bidang fashion, dukungan orangtua kepadanya membuat Jeanny semakin mantap untuk menjadikan fashion sebagai masa depan karirnya.
Setelah lulus dari Hong Kong Internasional Design School, keraguan sempat muncul dikepala perempuan 8 Oktober 1970 ini. Jeanny ragu apakah yang telah dipelajarinya di Hong Kong mengenai fashion dapat diterapkan di Indonesia yang secara budaya berbeda.
Atas alasan tersebut, Jeanny mengambil sekolah fashion di Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budi Harjo. Hal ini dilakukannya untuk tahu bagaimana budaya fashion masyarakat Indonesia agar apa yang telah dipelajari di Hong Kong dapat diterjemahkan dengan konteks dunia fashion Indonesia.
Selesai menempuh pendidikan Jeanny Ang bekerja di sebuah perusahaan garmen untuk membuat seragam kantor. Meski pekerjaan di perusahaan itu adalah mendesain baju, Jeanny merasa kegiatan mendesain seragam kantor bukanlah passionnya.
Ketika Jeanny mencoba mendesain baju pesta, dirinya merasa ada passion yang tak didapat saat mendesain seragam kantor. Saat itulah Jeanny sadar bahwa passionnya adalah mendesain baju pesta.
Pada tahun 1993 Jeanny Ang menikah dan fokusnya saat itu adalah kehidupan keluarga. Meski sudah menikah, Jeanny tak langsung meninggalkan cita-citanya untuk berkarir di dunia fashion. Pesanan desain pakaian dari klien-klien tetap diterimanya dengan tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas.
Setelah anak mulai besar dan berdiskusi dengan suami, sekitar tahun 2000 Jeanny Ang mulai terjun kembali ke dunia desain fashion. Pada tahun tersebut label Jeanny Ang diluncurkan dan dirinya bergabung dengan Ikatan Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia pada tahun 2004.